Oleh Fatimah NJL (Kelas 6 SD, dan santri Pesantren Media)
Jika saya sedang ujian, biasanya di kertas ujian bagian bawah ada tulisan, “Jujur Mulia Nyontek Hina.”. Dan kata-kata itu terus terngiang-ngiang ketika saya hendak melakukan sesuatu. Memang benar sih. Jadi, anak-anak di sekolah saya jarang sekali ada yang menyontek saat ujian. Alhamdulillah.
Ada kejadian yang membuat guru-guru di sekolah saya senang dan bangga. Saat UASBN kelas 6 tahun yang lalu, siswa kelas 6 diperintahkan untu menyontek oleh pengawas dari dinas. Tetapi, mereka tidak mau. Mereka mengetahui bahwa menyontek itu perbuatan dosa. Guru-guru senang sekali karena murid-muridnya beraku jujur.
Jujur adalah perbuatan yang sangat mulia. Jika kita jujur, kita akan mendapatan pahala. Jika kita selalu berkata jujur, kita akan dipercayai oleh orang-orang. Namun, jika kita menyontek atau berbohong, orang tidak akan percaya kepada kita. Kita juga akan mendapatkan dosa. Karena, bohong adalah pangkal dari kemaksiatan. Misalnya, kita memakan roti 3, tapi kita hanya mengaku memakan 1. Lalu agar kesalahan kita terttupi, kita memfitnah orang lain. Dosanya jadi 2 deh. Maka dari itu, kita tadak boleh berbohong dan harus berkata jujur. Karena jujur itu mulia. Sedangkan menyontek atau bohong itu hina dan berdosa.[]