Siapa yang tak kenal dengan istilah Hafidz? Hafidz adalah seseorang yang telah hafal Al-Qur’an. Orang yang Hafidz memang sudah di janjikan oleh Allah akan di naikkan derajatnya di sisi Nya. Standar waktu seseorang menghafal Al-Qur’an adalah tiga tahun. Ada juga yang satu tahun sudah hafal Al-Qur’an, bahkan ada juga yang menghafalnya hanya tiga atau empat bulan sudah hafal Al-Qur’an.
Ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar, saya menghafal Al-Qur’an nya lumayan cepat dan tidak mudah lupa. Pelajaran Tahfidz atau menghafal Al-Qur’an di sekolah dasar saya hanya di beri waktu setengah jam per hari. Itu pun hanya empat kali pertemuan per minggu. Setiap pelajaran Tahfidz yang hanya di beri waktu setengah jam, Alhamdulilah saya bisa menyetorkan hafalan saya ke ustadz. Meskipun hanya beberapa ayat saja.
Hafalan saya ketika menempuh sekolah selama enam tahun, saya dapat menghafal dua juz lebih satu surat, juz tiga puluh, dua Sembilan, dan surat At-Tahrim pada juz dua delapan. Selama saya duduk di sekolah dasar, saya memang agak malas menghafal Al-qur’an. Hasilnya ya hanya mendapat dua juz lebih satu surat.
Ketika saya masih sekolah dasar, cara menghafalnya, menggunakan metode ustadz. Saya membacakan beberapa ayat Al-Qur’an di depan ustadz saya sampai benar, tahap berikutnya di hafal, setelah hafalnya lancar, saya langsung menyetorkan hafalan ke ustadz saya.
Setelah cukup lama lama dengan metode tersebut, saya mencoba menghafal dengan metode lain. Metode menghafal ini sangat bisa mengingat hafalan sebelumnya. Contohnya, kita menghafal surat Al-Insan dari ayat pertama sampai sepuluh. Kemudian di setorkan ke ustadz atau ke saudara. Hari berikutnya di ulangi lagi hafalan yang sudah di hafal dan menambah hafalan lagi. Dan seterusnya sampai hafal Al-Qur’an. Metode tersebut sangat bisa mnegingat hafalan-hafalan yang sudah lalu.
Berbeda lagi ketika saya sudah masuk kelas satu SMP. Saya sudah tidak tau menggunakan metode seperti apa saya menghafal Al-Qur’an. Hafalan saya sangat tidak karuan. Ada yang masih ingat dan ada juga yang sudah menguap entah ke mana.
Ketika kelas dua SMP, saya sudah bisa mendapatkan hafalan saya lagi. Hafalan yang dulunya sudah lupa, saya ulang-ulangi hingga benar-benar hafal. Kemudian di tambah dengan menghafal juz satu.
Ketika saya saya sudah kelas tiga, saya di fokuskan menghafal juz dua delapan, dua Sembilan, dan tiga puluh. Jadwalnya di beri pada waktu habis subuh sampai jam enam dan habis maghrib sampai isyak. Saya dan teman-teman di beri tahu sama pihak sekolah, bahwa sebelum liburan akhir tahun kelas tiga, atau tepatnya setelah UAN,kami harus menyetorkan langsung tiga juz. Yang di setorkan juz dua delapan, dua Sembilan, dan tiga puluh. Kami merasa keberatan, terutama saya.
Saya bingung bagaimana caranya mengulang hafalan, s agar tidak cepat lupa. Kebetulan kakak saya ada yang pernaha sekolah tahfidz di Tawangmangu Jawa Tengah. Saya tanyakan bagaimana caranya agar bisa mengingat hafalan supaya tidak cepat lupa. Ya caranya, ayat yang akan di hafal di baca dulu berkali-kali di malam hari sebelum kita akan menghafal. Kemudian paginya di baca lagi dan di hafal. Pasti menghafalnya bisa lancar.
Anda tidak percaya? Coba saja kalau tidak percaya.
[Dihya Musa AR, santri angkatan ke-2 jenjang SMA, Pesantren Media]
Catatan: tulisan ini sebagai tugas menulis feature di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media