Assalamu’ alaikum, namaku Abdullah. Aku akan menceritakan perjalananku dan teman-teman pesantren media saat ke IBF(Islamic book fair).
Saat ada pemberitahuan kalau minggu depan akan pergi ke IBF, aku langsung siap-siap untuk berangkat ke sana. Aku menunggu berhari-hari sambil persiapan untuk ke IBF. Tapi, karena aku ingin buru-buru mau ke IBF, seminggu jadi terasa lama banget. Ya, jadi aku bersabar untuk menunggu hari itu.
saat hari itu telah tiba, aku sangat senang. Aku menanyakan terus ke orang-orang tentang pergi ke IBF, “ nanti ke IBFkan.” Walaupun itu berlebihan. Saat mulai berangkat, aku kira akan naik kereta, tetapi akan naik Bis. Kami berangkat naik bis APTB, menuju senayan. Saat di daerah setelah yasmin, di sana sangat macet. Karena sangat macet, jadi knek Bis APTB mau beli Koran dulu, nah, saat ingin membuka pintu Bis, aku melihat ada orang di depan pintu sedang berjalan arah berlawanan, jadinya ketabrak deh. Untung saja tidak apa-apa orangnya yang nabrak.
Akhirnya, setelah sampai di gerbang jalan Tol, bisnya langsung melaju dengan kencang. Dari mulai naik Bis aku merasa sangat senang, karena aku duduk di depan dengan kak Fadlan. Dari depan, terlihat TV layar lebar 3d. lama kelamaan jadi bosen juga. Pas udah di Jakarta, bisnya melaju di jalur busway, ialah namanya juga busway. Nah, aku gak tahu kenapa pokoknya bisnya nyenggol sedan, setelah itu tiba-tiba sedannya ngeblokir jalan buswaynya. Orang yang nyetir sedannya turun dari mobil, dan marah-marah sama supir Bis APTB. Untuk aja gak sampe berantem, karena supir Bis APTB punya alasan, “ bapak seharusnya tidak di jalur busway, ini jalur kami.”
Setelah sampai di pemberhentian busway yang dekat senayan. Kamipun turun dari Bis. Lalu kami jalan ke tempat acara IBF. Saat sampai di sana, aku melihat Taqi dan kak Musa sudah menunggu kami. Kami berkumpul dulu dengan yang lain. Setelah itu kami menyiapkan kelompok yang sudah ditentukan. Setelah itu kami berkeliling. Aku sama kak anam ikut om Uci ke pusat acara IBF. Saat di tengah-tengah bazaar, aku melihat ada al-qur’an. Kecil yang murah, harganya Rp. 20.000. lumayanlah aku dapet yang murah.
Setelah itu, kami ke tempat operator kamera, aku melihat banyak sisi TV yang terpajang.
Lalu aku melihat taqi yang sedang seperti memanggilku, ternyata benar. Taqi ingin memperlihatkan kepadaku kalau tadi taqi melihat al-qur’an yang ada kompas penunjuk arah kiblat. Ya, aku ngikut aja deh. Setelah itu aku nganterin kak fadlan ngambil uang di ATM. Lumayan jauh jalan dari tempat IBF sampe ke pintu gerbang. Nah, yang nyebelinnya tuh, pas udah deket ATM, kak Fadlan baru inget, kalau kartu ATMnya ketinggalan du celana. Gubrak!!! Capek-capek jalan, harusnya diperiksa dulu sebelum berangkat, apalagi bawa orang. Yah, ikhlasin ajalah, yang penting udah mau bantu orang. Jadi kami beli roti.
Saat di tengah jalan, aku inget, aku pengen beli kalender. Pas banget tuh, di depanku ada kalender. Pas aku nanya ke penjualnya, “ bang, berapa kalender?” tanyaku
“ oh, ini gak di jual, cuman kalo adek ngisi kertas ini, adek bisa dapet kalender, buku, CD, dll.” Kata abang-abang itu. Wah lumayan nih. Aku belum sempet ngisi, kak fadlan sudah kepengen pergi ke tempat yang lain. Saat sudah sampai pintu gerbang IBF, aku melihat om Farid sedang duduk di tempat pembuatan tabungan. Aku nyamperin om Farid deh. Aku bilang, “ om farid, ngisi ini yuk, lumayan, bisa dapet banyak benda. Pas itu aku juga pernah sama kak Yusuf, ada orang, cuman pengen nempel, stiker di mobil, langsung dapet banyak hadiah.” Kataku. “ yaudah, tapi habis ini. Aku lagi buat rekening nih, bentar lagi foto.” Kata om Farid. Tiba tiba ada orang yang bawain kartu rekening buat om Farid. “ ayo pak, foto dulu.” Kata orangnya. Lalu orangnya nyuruh aku untuk ikut foto bareng om Farid. Ya,aku sih oke-oke aja. Saat ingin di foto, aku melihat ada kain warna hijau di belakangku. Aku lupa kalau aku pake baju warna hijau. Pas aku lihat di kamera, aku melihat badanku hilang, cumin tanga dan kepala. Lalu aku di pinjamkan kain warna putih.
Setelah di foto, aku di SMS siapa gitu, pokoknya disuruh ngumpul di Mushala untuk makan. Jadi nukerin kertasnya habis makan. Setelah makan, kamipun shalat, setelah itu kami jalan-jalan lagi. Aku ngikut kak rizki lihat pamaran pedang Nabi. Setelah itu nukerin kertas. Setelah itu foto dulu, habis itu ptlang. Tapi pulangnya aku ngikut mobil. Taqi sangat marah, karena taqi ingin naik Bis, ternyata Allah membuat taqi naik mobil karena jika taqi naik Bis, taqi akan kecapean, pokoknya yang lain harus sempit-sempitan di busway.
Setelah itu kami pulang.
TAMAT
[Abdullah Musa Leboe, santri kalong, Pesantren Media]