Rabu, 12 desember 2012 psantren media melakukan perjalanan ke puncak. tapi sebelum le puncak kami mengunjungi sungai ciliwung, bendungan katulampa dan majid at-ta’awun terlabih dahulu barulah ke puncak. kami barangkat dengan menggunakan dua mobil yaitu dengan mobil avanza silver yang dikendarai oleh abi umar abdullah atau abi umar (mobil 1) dan mobil panter berwarna biru tua yang dikendarai oleh dhiya musa amal romis atau musa (mobil 2).
Mobil 1 di isi oleh 11 orang termasuk abi umar. Sedangkan di mobil 2 diisi oleh 12 orang termasuk musa, dan dua anak abi umar yaitu Abdullah dan taqiyudin. Saat pergi seluruh santri (ikhwan dan akhwat) dipimpin oleh Ahmad khoirul anam. Selain itu santri-santri di bagi menjadi 4 regu dengan regu pertama yaitu regu ikhwan SMA dipimpin oleh Farid Abdurrahman, regu kedua yaitu regu akhwat SMP dipimpin oleh Cilpa Nurfitriani, dan regu ketiga da keempat nya adalah regu akhwat SMA yang dibagi menjadi dua regu yaitu regu yang di pimpin oleh Noviani Gendaga dan Dini Purnama Indah Wulan.
Ini adalah perjalanan untuk kedua kalinya setelah curug luhur. Perjalanan kali ini tujuan nya hampir sama dengan perjalanan pertama kemarin yaitu untuk belajar sekaligus refresing. Perjalanan kali ini di mulai dari jam tujuh tiga puluh. Dengan berjalan secara beriringan dengan mobil 1 didepan dan barulah di ikuti oleh mobil 2.
Ketika keluar dari laladon permai kami langsung menuju SPBUuntuk mengisi bahan bakar mobil avanza dengan bensin sebesar 70 ribu. Setelah mengisi bahan bakar mobil kami langsung melanjutkan perjalanan yang diawali dengan perjalanan ke sungai ciliwung didekat lapangan sempur bogor. Saya rasa sungai ciliwung didekat lapangan sempur ini tanpak dangkal namun deras. Akan tetapi sungai ini terlihat bersih walau masih ada sampah yang terlihat di tepi sungai. Di sini ada beberapa santri akhwat SMP yang turun ke sungai yaitu Siti Saudah, Cilpa Nurfitriani, Wigati, dan Nur Ulfia Nisa untuk berfoto dan main air. Walau sebenarnya tindakan yang mereka lakukan sangat berbahaya. Dan itu terbukti saat mereka turun tidak ada kendala tapi saat mereka ingin naik mereka kesulitan karena tangga nya kecil dan tinggi.
Karena sungai ciliwung ini bersebalahan dengan lapangan sempur jadi santri-santri pesantren media juga menyempatkan diri untuk berfoto-foto di lapangan sempur dan santri ikhwan & akhwat sempat berpose di depan dinding panjat tebing yang ada di lapangan sempur. Di depan dinding ini sntri-santri pada mengeluarkan ekspresi yang menakjubkan dan eksotis.
Telah puas foto-foto dan berpose di sungai ciliwung atau lapangan sempur langsung saja kami lanjutkan perjalanan ke bendungan katulampa. Di sekitar bendungan katulampa ini banyak terlihat studio-studio alami atau MCK (mandi, cuci, kakus) yang berada di tepian sungai. Kata ustadz umar sih, sungai yang mengalir di sebelah kiri (sekitar bendungan katulampa) itu adalah sungai buatan sedangkan sungai yang di seberang nya (dekat pos pengawasan dan pengamatan) adalah sungai yang alami bukan buatan.Di bendungan katulampa ini aktivitas santri-santri termasuk saya sama ketika di sungai ciliwung dan lapangan sempur tadi yaitu foto-foto. Saat kami ke bendungan ini terlihat air nya tidak terlalu banyak.
Dari bendungan kalampa kami langsung menuju puncak (gunung gede). hampir seluruh santri menikmati perjalanan menuju puncak ini. sepertinya tidak ada yang tidur kecuali saya. Hehehe, ya memang saya sempat tertidur di dalam mobil. Mau di apakan lagi??? Habis nya bosan duduk diam dalam mobil di jalanan yang sebentar-sebentar macet. tapi baru saja sebentar rasanya memejamkan mata sudah dibangunkan oleh teman-teman karena mereka ingin saya tidak ketinggalan pemandangan yang indah selama pelajaran.
Tak lama bangun dari tidur, mata yang tadinya layu menjadi melek kembali karena ada rombongan polisi berdiri di pinggiran jalan dan salah satu polisi itu menghampiri mobil kami. dan berkata “maaf pak (abi umar)saat ini kami dalam operasi zebra dan kali ini akan menilang pengguna jalan yang tidak menggunakan sabuk pengaman. Bisakah bapak keluar sebentar?”. Lalu abi umar menjawab ”oh yayaya”. Lalu abi umar keluar mobil dengan membawa surat-surat penting dan meninggalkan mobil sebentar untuk mengurus polisi ini.
Selama abi umar keluar dan mengurus masalah tilang menilang ini. Seluruh akwat yang berada di dalam mobil avanza silver (mobil 1) pada panik sekaligus khawatir memikirkan teman-teman ikhwan+akhwat yang berada di mobil 2 (mobil panter berwarna biru tua). Sebenar nya sih, yang paling di khawatirkan oleh akwat-akhwat yang ikut mobil 1 ini adalah Dhiya musa amal romis (musa). Karena musa lah yang membawa mobil panter dalam keadaan tidak memiliki SIM ,plat mobil mati ditambah lagi disamping supir dua orang dan gak pake sabuk pengaman.
untuk mengtahui kondisi di mobil 2 kami menelefon salah satu akhwat yang berada di mobil 2. Ini percakapan kami :
miobil 1: assalamualaikum
mobil 2: waalaikumussalam
mobil 1: hallo gimana keadaan di sana? (suasana mobil panter yang dibawa oleh musa)
mobil 2: ya allah, kita lagi panik di sini (dalam mobil avanza)mereka malah santai-santai aja. Ya sudah ya assalamuallaikum. (lalu telfonnya di mati kan)
setelah percakapan tadi akhwat-akhwat di mobil 1 pada khawatir sekaligus tertawa karena jawaban mereka yang di mobil 2. Beberapa menit setelah telfonan abi umar menyuruh agar yang duduk di depan satu orang saja. Dan menyuruh saya untuk duduk di depan dan yang duduk di depan yaitu Fathimah NJL dan Siti Muhaira dipindahkan ke bagian tengah. Setelah itu abi umar masuk ke dalam mobil 1 dan langsung menanyakan keadaan rombongan mobil 2.
Ya sudah, mari kita tinggal kan cerita tilang menilang ini dan kita lanjutkan ke perjalanan menuju puncak. sudah selesai urusan tilang menilang kami lanjutkan perjalanan menuju puncak. rasanya baru sebentar mobil berjalan sudah ketemu dengan macet. Dalam hati saya berkata macet lagi 3X kapan sih jalanan ini bisa kosong?. Habis nya sebentar-sebentar macet , sebentar-sebentar macet padahal kami pergi pada hari kerja (rabu) bukan nya hari libur.Ternyata puncak itu memiliki dua pemandangan sekaligus yaitu pemandangan yang menjenuhkan atau macet dan pemandangan yang indah yaitu pemandangan dari ketinggian nya.
Ketika di perjalanan kami bertemu hujan yang sangat deras. Kamu pasti tahu kan dingin nya kawasan puncak itu bagai mana dingin nya? Sekarang coba kamu bayangkan, bagaimana dingin nya kawasan puncak saat hujan. Dingin bukan!!!
Sebelum kami kepuncak pas kami singgah sebentar ke masjid atta’awwun tepat pada jam 12:00 12-12-12 untuk sholat zuhur, makan dan istirahat sejenak. Di dekat tempat parkiran banyak pedagang kaki lima yang menjajakan dagangan nya ada yang menjajakan makanan, minuman, buah-buahan dan juga kerajinan tangan yang cantik-cantik.
Sebenar nya habis dari masjid atta’awwun kami ingin ke kebun teh terlebih dan tempat para layang terlebih dahulu baru ke puncak. Tapi karena hujan dan kemungkinan besar kebun teh becek dan tidak memungkinkan untuk kami berjalan-jalan di kebun teh dan tempat para layang. Makan nya kami langsung saja ke puncak pas (hanya lewat) lalu turun dan pulang ke pesantren. [Nurmaila Sari, santriwati angkatan ke-2, jenjang SMA, Pesantren Media]
Catatan: tulisan ini sebagai tugas menulis feature, di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media