Impian yang Tertunda

Tepat dua tahun lalu yaitu tahun 2010 bulan Mei, saya lulus dari SMA Negeri 3 dengan nilai yang alhamdulillah sangat memuaskan. Saya mulai ikut bimbel untuk persiapan memasuki perguruan tinggi. Saya ingin sekali berkontribusi di bidang komunikasi, budaya, dan segala hal yang memacu daya kreatifitas saya. Saya memilih jurusan yang saya minati yaitu jurusan Komunikasi dan Sastra Indonesia. Dan pilihan saya tersebut tidak ada di jurusan Universitas Syiah Kuala, yaitu universitas lokal yang ada di kota saya, Banda Aceh.

Akan tetapi dengan azam yang kuat saya memberanikan diri untuk memilih universitas yang ada di Jawa. Apapun resikonya nanti. Seleksi demi seleksi saya lewati hingga akhirnya waktu yang mendebarkan itu tiba. Tahukah kalian kawan, saya tidak tersangkut satu pun di universitas yang saya minati itu. Tapi tak lantas membuat saya depresi. Saya mencari kegiatan lain untuk mengisi waktu luang saya. Yaitu sering mengikuti seminar bisnis dan menulis. Sempat saya memupuskan niat saya untuk kuliah lagi sebab bisa dikatakan trauma pada kejadian SMPMB lalu.

Akhirnya pada suatu saat niat saya untuk kuliah lagi itu muncul di benak, mumpung ini kesempatan yang terakhir kalinya. Saya ingin menghabiskan waktu saya.

Tapi minat saya di bidang media tak pernah hilang begitu saja. Bisa dibilang saya sangat jatuh hati pada bidang tersebut. Saya ingin menghabiskan waktu hidup saya pada asiknya berpetualang pada dunia imajinasi yang fantastis. Mengarungi dunia jurnalistik yang penuh tantangan dan perjuangan, tampil sebagai pembawa acara hebat dan membuat sebuah perusahaan yang menampung segala apresiasi seniman-seniman yang terpendam di lautan Kota Banda Aceh .

Hingga akhirnya impian saya itu menemukan titik jalan yang cerah. Tanpa sengaja ibu saya mendengar informasi di stasiun radio. Nama sekolah itu PESANTREN MEDIA. Sangat jelas sekali. Impian saya yang tertunda selama dua tahun terjawab sudah.