Di tengah zaman materialisme ini, di mana standar kemuliaan seseorang hanya diukur dengan materi. Siapa yang memiliki banyak harta dan uang dianggap lebih mulia. Siapa yang sekolahnya di sekolahan favorit dianggap paling cerdas. Akhirnya, banyak orang yang melakukan apa saja untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya. Tanpa mempertimbangkan halal haramnya.
Dampak nyatanya bisa dilihat dalam dunia pendidikan. Banyak pelajar dan mahasiswa yang menganggap bahwa sekolah itu hanya untuk mendapatkan materi. Untuk mendapatkan pekerjaan yang mapan, jabatan tinggi atau membuka usaha sendiri. Apalagi sekarang sudah banyak sekolah yang memang mendidik muridnya untuk bekerja. Singkatnya, tujuan mereka ingin sukses di masa depan. Ya, setiap orang pasti ingin masa depan yang sukses. Tapi menuntut ilmu itu bukan sekedar untuk mendapat jabatan tinggi atau pekerjaan mapan.
Ilmu yang paling baik adalah ilmu agama. Namun, belajar ilmu dunia seperti Sains dan teknologi juga diperlukan untuk membangun peradaban. Siapa di antara kita yang diberi kesempatan untuk mendalami ilmu agama dan memahaminya maka itu yang lebih baik. Dan itu merupakan nikmat yang besar.
Ilmu yang paling berkah yang harus kita cari adalah ilmu yang membuat kita semakin takut kepada Allah Swt. Bukan takut tidak mendapat pekerjaan, gelar dan lainnya. Dengan memiliki ilmu kita akan mendapat manfaat. Tentu dengan niat dan cara yang benar. Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, pasti Allah mudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Ahmad dari Abu Hurairah, no. 4867)
Imam Syafii ketika masih menuntut ilmu, pernah mengeluh kepada gurunya. “Wahai, Guru. Mengapa ilmu yang sedang kukaji ini susah sekali memahaminya dan cepat lupa?” Sang guru menjawab, “Ilmu itu ibarat cahaya. Ia hanya dapat menerangi gelas yang bening dan bersih.” Artinya, ilmu itu tidak akan menerangi hati yang keruh dan banyak maksiatnya.
Ilmu menjadi cahaya karena ada orang-orang yang menyalakannya. Oleh karena itu, perhatikanlah ilmu dan berusahalah mendapatkannya. Semangatlah untuk mencarinya dengan segenap kemampuan, karena ilmu menjadi kunci kebahagiaan di dunia dan akhriat. Mudah-mudahan kita dimudahkan oleh-Nya untuk mendapatkan ilmu yang bisa menjadi penerang dalam kegelapan dan menjadi jalan untuk dapat lebih mendekatkan diri kepada-Nya
Bangunlah para pemilik ilmu, nyalakan cahaya, saat ini umat sangat membutuhkan kita. Lakukan sesuatu, perbaiki keadaan, dan berikan petunjuk arah agar peradaban manusia tak semakin hancur berantakan! [Siti Muhaira, santriwati kelas 2 jenjang SMA, Pesantren Media]