Ibu, bagaimana kabarmu?
Disini anakmu menimba ilmu.
Untuk meraih masa depan.
Yang cerah bak sebuah intan yang bersinar dalam kegelapan.
Ibu, bagaimana kabarmu?
Apakah disana engkau merasa kesepian?
Maafkan aku karena mempunyai banyak kesalahan.
Kesalahan yang kuperbuat dengan sengaja maupun tidak disengaja.
Dan engkau selalu saja memaafkan.
Ibu, bagaimana kabarmu?
Apakah engkau sudah makan?
Kalimat itu yang selalu engkau ucapkan.
Dan kini, kata itulah yang selalu aku rindukan.
Ibu, bagaimana kabarmu?
Kini aku merindukan sosokmu.
Meskipun engkau sangat sibuk dengan urusanmu.
Engkau akan selalu menyempatkan waktu.
Waktu untuk mengingat anakmu.
Anakmu yang sudah mulai dewasa yang sedang berpisah denganmu.
Dipisahkan oleh jarak dan waktu.
Ibu, bagaimana kabarmu?
Kini saatnya anakmu membuat dirimu bahagia.
Ku akan berjanji, akan berusaha semaksimal daya.
Untuk membuatmu bangga.
Bangga mempunyai anak yang berprestasi dan penuh karya.
Ibu, bagaimana kabarmu?
Kutuliskan puisi ini khusus untukmu yang berada jauh disana.
Di kampung halaman ditemani sang suami yang bekerja keras demi keluarga.
Untuk ayah
Kumohon jagalah ibu sampai aku kembali.
Jangan biarkan ibu tersakiti.
Meskipun hanya tertusuk sebuah peniti.
Jadikanlah dia bak seorang permaisuri.
Yang menjadi pendampingmu hingga akhir hayat nanti.
Ibu dan ayah.
Tunggu aku di kampung halaman.
Ku rindu saat-saat kita saling bersalaman.
Penuh dengan kegembiraan dan keceriaan.
Puisi ini ku persembahkan dengan penuh rasa rindu diiringi dengan tangisan.
Dan kusadari bahwa kalianlah yang sangat kubutuhkan.
Puisi ini terinspirasi dari lagu Maywood – Mother how are you today.
[Ogek Tanjung, santri kelas 2 jenjang SMA, Pesantren Media]