Di pesantren ku itu banyak sekali hewan peliharaan. Hewan peliharaan itu adalah kucing, hewan lucu, mungil, ngemesin. Tapi kalau liar kan bukan hewan peliharaan lagi namanya, kucing kalau sudah liar biasanya sudah gak kerawat lagi, jadi sudah gak lucu lagi, malah jadi seperti pengganggu, apalagi kucing-kucing di pesantren ku, karakternya tuh seperti manusia-manusia yang gak punya adab. Hehehe…
Kerjaan nya kucing di pesantren ku tuh, memang seperti manusia-manusia yang gak punya adab. Contoh, buang kotoran sembarangan, maling makanan, biasanya ganggu santri pas lagi sholat, dan masih banyak lagi. Apalagi kucing yang paling imut atau bisa juga disebut meskipun liar tapi masih imut, itu paling di sayang sama santri, hidup nya dienakin, makan dibeliin, tidur dikamar santri, tapi kelakuannya seperti orang yang gak punya balas budi. Memang kucig gak punya akal, tapi masa gak ngerti sedikit aja, masa’ santri pas tidur di kasih kotoran sih?. Siapa yang kesel coba.
Sebenarnya santri sudah ada niat untuk membuang kucingnya di pasar. Tapi istrinya mudzir pesantren bilang, katanya “jangan dibuang kasihan, biarin aja mungkin nanti akan jadi pahala.” Yaudah santri gak jadi buang kucingnya. Kalau dilihat hari demi hari, minggu demi minggu, kucing di pesantren ku itu tambah banyak, gak tau dari mana aja. Hampir di semua tempat di pesantren ku ada kucing, di asrama, mushola, kelas, lapangan, sampai pojokan-pojokan di pesantren pun juga ada.
Aku juga sebenarnya greget sama kucing-kucing itu. Tapi yaa mau gimana lagi, disiksa nanti aku nya jadi zalim, kalau dibiarin jadi ngelunjak. Mungkin itu cobaan dari allah supaya santri belajar bersabar dari kucing. Aku pernah mendengar cerita dari guru ku dulu, katanya ada seseorang yang masuk surga karena membatu kucing yang lagi sakit dan merawatnya sampai sembuh. Makanya aku susah untuk benci kepada kucing. [Hadziq Nakhwa Al Badary, kelas 1 SMA]