Minggu 26 agustus 2012
Siang ini aku dan Kak Farid akan pergi ke Jambu 2. Kami mendapat tugas dari Ustad Umar untuk membeli disc/CD kosong dan kertas lebel disc. Setelah makan pagi. kami berdua pulang ke rumah terlebih dahulu. Aku membaca buku sambil menunggu waktu hingga sekitar jam setengah sepuluh. Dan ketika sudah jam setengah sepuluh aku dan Kak Farid memulai perjalanan. Uang dari Ustad Umar sudah di serahkan kepada kami.
Seperti biasanya perjalanan di mulai dengan berjalan kaki dari Rumah media ke Koperasi. Sebenarnya sih bisa langsung naik angkot 32, namun menurutku lebih baik jalan, merasakan sebentar panas matahari yang menusuk ke kulit, lagi pula tidak terlalu jauh juga. Sekalian hemat duit. Haha. Seperti yang aku katakan, Panas matahari memang terasa membakar kulit, apalagi aku tidak menggunakan baju lengan panjang. Semua itu tidak menurunkan semangatku. Dari pada dirumah saja tidak ada kegiatan, aku lebih suka jalan-jalan, meski panas-panas.
Akhirnya sampai di ujung perjalanan. Maksudnya perjalanan tanpa menggunakan kendaraan. dan kemudian melanjutkan dengan naik angkot 03. sebelumya kami memang belum pernah ke Jambu 2 menggunakn angkot, ini adalah perjalanan pertamaku naik angkot ke jambu 2. Aku memang pernah kesana, tapi diantar oleh Ustad Umar saat membeli tas netbook, tapi jangan kahwatir, karena Ustad Umar sudah memberikan rute perjalanannya, tidak terlalu rumit sih, katanya setelah naik angkot 03, kami berhenti di pertigaan yang aku tidak tahu namanya, entah apa nama tempat di pertigaan itu. aku hanya tahu letakanya. Dan setelah turun Kemudian naik angkot 07 dan tinggal bilang ke supirnya bahwa kami akan berhenti di Jambu 2. Beres dehh.
Tapi tak semudah itu, perjalanan baru saja dimulai, tidak akan tahu jika belum di jalani. Setelah kami berdua naik ke dalam angkot kami langsung duduk pastinya, kebetulan saat itu angkot lagi kosong, jadi baru kami berdua yang ada di dalam, sehingga kami dapat memilih tempat duduk yang nyaman, dan tidak panas. Semakin lama angkot semakin penuh, bahkan sudah sangat sempit pun sopir masih saja mempersilahkan penumpang baru. Itulah prinsip ekonomi, memanfaatkan sebesar-besarnya untuk keuntungan. Jadi kami berdua dan penumpang lainnya Terpaksa duduk dengan bersempitan.
Akhirnya setelah sampai di pertigaan yang dimaksud, kami pun turun. Lega rasanya keluar dari angkot yang begitu sempit, langsung saja aku menggerak-gerakan badan setelah keluar dari angkot itu, melepas semua kelelahan karena duduk diangkot begitu lelah dengan posisi yang tidak dapat leluasa bergerak. Baru saja turun dari angkot 03, langsung ada angkot 07 yang melintas. Kami berdua langsung saja menyambarnya, maksudnya menaikinya. Lagi-lagi di dalam angkot masih kosong. Hanya kami berdua yang ada di dalam. Namun keadaan itu hanya berlangsug beberapa sat, karena kemudian penumpang lainnya satu persatu memenuhi ruangan angkot dan lama kelamaan orang bergeseran., dan semakin berdempet.
Setelah sampai tujuan aku dan kak Farid langsung mencari toko tujuan. Nama dan alamat toko sudah di berikan oleh Ustad Umar melalui sms, jadi kami hanya tinggal mencari berdasarkan alamatnya, kalo tidak salah alamatnya, lantai satu blok B5 no 3 dan 14. Kalo tidak salah sih.
Walapun alamat sudah ada di tangan,tapi karena kami tidak hapal jalan di jambu 2 ini, jadi kami memerlukan waktu lama untuk menemukannya, setengah jam pencarian barulah kami dapat menemukannya, setelah keliling-keliling dan tak jarang melalui tempat yang sama beberapa kali. Aku duduk sebentar di kursi yang di sediakan di depan toko dan mengelap keringat di dahi dengan mengguakan baju, kemudian Kami langsung membeli barang yang di cari. Dan setelah itu lagsung saja pulang, karena terburu-buru. Masih banyak tugas yang harus dilakukan, ini baru tugas awal.
Lagi-lagi naik angkot, sempit dan gerah. tapi memang harus naik angkot untuk smapai di rumah. Sekarang kami sudah ada di dalam angkot 07, awalnya tidak sempit dan seperti biasa penumpang semakin memenuhi ruangan, dan semakin berdesak-desakan, semakin gerah, dan semakin lelah, sedikit mengantu, itulah gejala naik angkot. Menurutku sih . Lalu ketika sampai di Istana Bogor, kami turun, karena kami selanjutnya naik angkot 03. Kami sengaja berhenti di istana Bogor untuk melihat-lihat rusa sebentar. banyak sekali orang yang berjajar di pinggiran pagar untuk melihat rusa, begitu juga kami. Rata-rata pengunjung pasti membawa makanan untuk rusa itu, ada yang membawa dedaunan dan ada yang membawa wortel untuk memancing rusa itu agar mau mendekat ke pagar. , sayang hanya kami tidak membawa makanan seperti mereka. Tapi terasa Asyik sekali melihat rusa yang banyak itu. Ada yang makan, ada yang bermaian-main, ada yang bermalas-malsan tidur, dan ada yang menunggu makanan yang di lemparkan orang-orang.
Setelah kira-kira setengah jam melihat-lihat rusa. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Dan Untuk yang kesekian kalinya kami naik nagkot, seperti biasalah sempit dan gerah. Di depan koperasi, di situlah kami turun dari angkot dan berjalan ke pesantren media, tidak seperti berangkatnya dengan tangan kosong, kali ini kami bejalan membawa barang yang cukup berat, bagaimana tidak, isi kardus ini adalah disc/CD yang berjumlah 350, di tambah lebel kertas untuk Disc/CD itu, sebenarnya aku tidak tahu apa namanya, Disc atau CD, atau apalah, makanya aku menulis nya Disc/CD, mungkin kalian sudah tahu maksudku. Tidak penting soal nama itu. Karena aku sedang keberatan membawa barang itu, bergantian dengan Kak farid. Dan setelah sampai Kami menyerahkan kepada Ustad Umar, setelah langsung ke masjid nurul Iman, sholat dzuhur dan setelah itu langsung makan siang.
Setelah makan siang tugas kami selanjutnya adalah memburning, menggunakan disc yang kami beli. Tidak sedikit disc yang harus kami burning, semua berjumlah 350, sesuai yang kami beli. Kegiatan itu kami lakukan di Rumah media, kami membawa mesinnya ke rumah media. Untuk melakukan tugas ini kami memang menggunakan mesin. Mungkin tepatnya bukan mesin, tapi sebut saja mesin. Sekali jalan mesin tersebut bekerja sekitar selama 5 menit dan sekali jalan dapat selesai 4 disc. Jadi tidak sebentar mengerjakan itu semua, bahkan hingga jam 5 sore pekerjaan itu belum selesai, untungnya pekerjaan itu dilakukan oleh dua orang, aku dan kak farid bergantian mengerjakannya, jadi tidak terlalu capek.
Akhirnya pekerjaan kami dilanjutnkan seusai sholat isya, masih tersisa 150 disc lagi. hingga Sekitar jam 10, tugas itu belum selesai juga, dan semakin malam mata ini terasa berat sekali, ngantuk yang sangat-sangat membuat badanku seakan tak mampu berdiri lagi, mengingat hari ini adalah hari yang sangat melelahkan. hingga tanpa terasa aku tertidur. Tertidur di depan mesin itu.
Pekerjaan itu sebenarnya masighbelum selesai, dan keesokan harinya, di subuh itu aku langsung melanjutkannya. Dan selesai sekitar jam 7 pagi. [Ahmad Khoirul Anam, santri Pesantren Media, Kelas 1 SMA]
Catatan: tulisan ini bagian dari tugas menulis diary di Kelas Menulis Kreatif di Pesantren Media