Loading

Lanjutan berita kematian

“Charla! Jaga ucapanmu! Kau pikir jika engkau istriku kau dapat berbicara seenak jidatmu? Enggak, nggak bakal kubiarkan!” ucap pemimpin Bratva (BrotherHood) organized crime di Rusia.

“Emang kenapa? Aku salah? Nggak ada yang salah dalam ucapanku! Kenapa? Mau bunuh aku? bunuh aja! Kau pikir dirimu hebat? Aku tak takut padamu! Bunuh aja aku! Cepat, tunggu apa lagi?” jawabku sambil menggendong anak perempuan yang berusia hampir 4 tahun.

Rahangnya mengeras, giginya saling bergemeletuk. Tangannya yang memegang pistol masih terarah kepada Charla. Pelatuk telah ditarik. Melihat charla yang masih bersikukuh, Archard mengalah. Diturunkannya pistol yang mengarah ke Charla. Archard membalikkan badan mengatur nafasnya yang memburu berusaha meredakan amarahnya yang masih bergejolak.

Door!

Suara tembakan memenuhi ruangan. Tak pernah disangka Archard akan menghabisi nyawa istrinya di depan anak-anaknya, Rheva dan Rafael. Rheva berada tepat di bawah kaki ibunya, dan Rafael berada di balik punggung ayahnya yang lebar. Archard tak dapat memendam gejolak amarahnya setelah Charla mengatakan hal itu.

“Archard, aku akan keluar dari rumah terkutuk ini. Aku sekarang adalah seorang muslimah. Ya, aku memeluk Islam Archard. Agama yang sangat kau benci. Aku akanmembawa anak-anak bersamaku.” Ujar charla sembari menurunkan Rheva dari gendongannya.

Amarah kembali menguasai Archard, kesal istrinya charla berpakaian sopan. Tidak lagi memakai baju berbelahan dada rendah dan rok mini, sekarang Charla mengenakan baju daster berlengan panjang. Selendang menutupi rambut indah Charla. Sumpah serapah keluar dari lisan Archard. Sedetik kemudian charla telah bersimbah darah.

Rheva terpaku melihat mamanya bersimbah darah, cipratan darah mamanya tak luput menghias di wajah mungil rheva dan gaun bunga yang sedang dipakainya. Rafael terpaku melihat kejadian yang baru saja terjadi di depan matanya. Papa membunuh mama. Seakan ada sesuatu menuntun Rafael, ia berlari menuju adik kecilnya dan memeluk erat adiknya. Berharap ini semua hanya mimpi.

Harapan itu terkabul!

*Bersambung

[Ela Fajarwati Putri, Santriwati angkatan ke-3 Jenjang SMA, Pesantren Media]

By Fathimah NJL

Santriwati Pesantren Media, angkatan ke-5 jenjang SMA. Sudah terdampar di dunia santri selama hampir 6 tahun. Moto : "Bahagia itu Kita yang Rasa" | Twitter: @FathimahNJL | Facebook: Fathimah Njl | Instagram: fathimahnjl

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *