Mentari menyinari bumi. Semua manusia di kota ini bersegera pulang ke rumah mereka masing-masing. Terkecuali aku, kasur yang sehalus sutra. Ac yang menyejukkan diri. Kamar yang rapi. Makanan yang menghadang. Wow, itu sangat menyenangkan. Hayalan. Ya, tapi itu hanya hayalanku saja.
Siang ini bukanya aku akan menikmati, hayalanku. Tapi, aku harus mengantar pesanan catering ke rumah-rumah orang yang sudah memesan cateringan ke mamahku.
Mataku memang dang kea rah jam dinding di kamarku. Tigak detik lagi, mamah pasti akan berteriak. Satu, dua, ti
“Pukat.. Alpukat.. Tolong antarkan cateringan ini ke rumah Bu Salim!” Dugaanku benar. Aku berjalan gontai ke arah dapur yang di sana mamah sibuk dengan cateringnya. Walaupun aku mersa sangat malas. Aku harus tetap membantu mamah bekerja. Untuk kehidupan kami.