PART II
FYI: maap ga nyambung ya^^ hehe. Aku bingung sama alurnya juga. Jangan lupa komentarnya haha. Selamat membaca
** ** ** ** **
“Aduh”
“HAHAHA, makanya jangan tidur.” Ucap salah satu murid di kelas. Bu Guru tampak sedang geram dengan kelakuan Syasya. Syasya yang tadinya setengah sadar langsung duduk dan rapi.
“Syasya, kalau kamu tidak suka belajar dengan saya, SILAHKAN KELUAR !!” ucap Bu Guru. Syasya tidak berkata apa-apa ia langsung keluar kelas sambil menunduk dan ia juga mengomel-ngomel tak jelas. Semua menatap Syasya dan berbisik-bisik bahkan Syasya dapat mendengar jelas apa yang dibisikkan oleh temannya.
** ** **
Bel istirahat pun berbunyi, Syasya berjaan ke dalam kelas. Di sebelah kursi tempat ia duduk ada seorang perempuan sedang membaca Novel. Syasya mendekati kursi perempuan itu, kemarin ia belum sempat untuk berkenalan.
“Hai, syasya.”
“Udah tau, Enka.”
“Baca buku apa sih? Boleh liat gak?” tanya Syasya. Enka pun memberikan Novelnya itu kepada Syasya. Syasya tidak suka membaca, jadi ia hanya melihat covernya saja dan membaca sedikit tulisan di bagian cover belakang. Syasya mengembalikan buku Enka.
“Eh, lo suka baca buku yang tebel-tebel ya?” tanya Syasya lagi. Enka menggeleng.
“Engga juga, kadang aku bosen baca buku terus apalagi yang tebel-tebel.” Ucap Enka. Syasya meng-ohkan saja sambil menggeleng. Ia tidak dapat membuat pembahasan yang baru. Enka masih dengan bukunya, Syasya yang bosan di dalam kelas langsung berlari keluar dan mengejar teman-temannya yang baru saja lewat didepan kelas Syasya.
“Wei bro!” teriak Syasya. Semua temannya langsung menoleh kebelakang. Semua anak-anak yang berada di situ juga melihat ke arah Syasya. Syasya yang risih dilihat semua anak-anak disana langsung berteriak.
“LO LO PADA NGAPAIN LIATIN GUA KEK GITU? ADA YANG SALAH DIMUKA GUA?” ucapnya. Semua anak-anak langsung kembali seperti semula.
“Wess.. keren lo bro, semua pada patuh ama lo.” Puji teman Syasya. Syasya tersenyum puas.
“Eh, ntar jan (read: jangan) lupa latian basket. Gue tunggu di lapangan.” Ucap Syasya. Semua temannya mengangguk.
“Yoi bro, gabakalan lupa.”
“Okehh.”
“Yoai, lu juga jangan telat terus.”
** ** **
Sudah hampir satu jam Syasya menunggu temannya datang. Syasya pikir temannya datang terlambat memang disengaja, kalau datang tepat waktu pasti ia akan menunggu Syasya yang selalu datang telat.
“Panas, mana anak-anak masih pada belum datang lagi.” Gerutu Syasya. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang datang tapi bukan temannya melainkan musuh geng nya. Syasya menelan ludah. Bukannya takut, tapi ia haus.