Pertengahan bulan maret kemarin, aku pergi ke Magelang untuk 100 harian wafatnya nenekku di rumah Eyang Kakung di desa di Magelang. Beberapa hari, kami pergi berziarah ke makam di desa itu juga. Kami berangkat di pagi hari. Suasana di desa membuat aku dan adikku Abdullah memiliki banyak obyek untuk tugas fotografi kami.
Aku menyiapkan hpku untuk ini. Kami memang tidak membawa kamera. Tetapi karena di hpku juga ada kamera, maka jadilah. Kami memotret bergantian dengan kamera hp 5MP ku.
Aku mulai menghunting obyek setelah berdo’a di makam. Sebenarnya ini tidak sengaja. Tetapi aku melihat langit hari itu (28/3) sangat bagus. Karenanya aku memotret langit dengan pohon di depannya.
Aku juga mencoba memotret matahari pagi itu. Saat kulihat di kamera, matahari terlihat indah. Namun saat kupotret, Entah mengapa gambarnya jadi berwarna biru.
Kemudian kami melanjutkan perjalanan pulang melewati sawah. Kami melihat telur keong. Telur itu menempel di padi. Warna padi yang hijau dengan warna telur merah muda terlihat indah.
Eyang Kakung menunjukkan kepada kami embun-embun besar di atas daun padi.
Jalan menuju makam.
Perjalanan pulang dari makam. Memewati sawah-sawah.
Kami melewati pohon-pohon bambu. Di sebelah pohon bambu ada kandang sapi.
Di desa Bintaro masih banyak pohon-pohon. Kebanyakan rumahnya juga masih rumah-rumah model jawa tempo dulu.
Akhirnya kami sampai di rumah Eyang Kakung. Perjalanan menuju makam sangat cepat. Tetapi karena suasananya sangat menyejukkan, maka kami berjalan dengan santai.