Rabu, 21 April 2015. Untuk yang kesekian kalinya, Pesantren Media kembali mengadakan Diskusi Aktual. Untuk diskusi kali ini, Ustadz Oleh memilih tema “Euforia UN”
Diskusi yang diadakan di lantai bawah gedung Pesantren Media ini dimulai sekitar pukul 11:30 dan Diawali dengan pembukaan dari Ustadz Oleh Solihin
Kemudian diskusi diserahkan kepada para petugas yang telah ditunjuk hari-hari sebelumnya kecuali saya selaku notulen saya ditunjuk saat sebelum Diskusi ini dimulai dikarenakan notulen yang sudah ditunjuk hari-hari sebelumnya yaitu ihsan sedang sakit.Petugas pada diskusi kali ini adalah Teh Ela Fajarwati Putri dan Alifa Nurul Fajrika sebagai moderator yang akan menuntun dan memimpin acara, kemudian saya sendiri, Difa Raihan Habibi sebagai notulen yang bertugas mencatat setiap pembahasan diskusi.
Moderator maju kedepan lalu membuka diskusi dengan mengucapkan salam dan diskusi pun dimulai dengan langsung ke sesi pertanyaan
Sebagai notulen, saya berhasil mengumpulkan 9 pertanyaan dari para peserta diskusi dan dikarenakan waktu terbatas pada diskusi kali ini hanya menjawab 8 pertanyaan
Berikut pembahasan-pembahasannya.
- Pertayaan yang pertama ini digabung dari pertanyaan Kak Hawari dan Fathimah dikarenakan pertanyaan kedua dari kak hawari mempunya inti yang sama dengan pertanyaan Fathimah. Pertama, bagaimana ada sejarah acara corat-coret baju pada saat selesai UN? Kedua, apa kegiatan yang bermanfaat yang bisa dilakukan setelah UN?
Dipertanyaan yang pertama ini para peserta diskusi tidak ada yang bisa menjawab mungkin karena mungkin belum dipersiapkan atau memang nggak ada di internet . Karena tidak ada yang bisa menjawab akhirnya Ust Oleh yang angkat bicara
Ust Oleh : “sejak saya SD pun sudah ada cuman saya belum tahu pasti sejarahnya kapan, kalau dari saya SD ada berarti dari tahun 80 an, itu saya lihat bukan anak SMA aja yang SD, SMP juga ada, jadi sudah umum yang seperti itu. Tapi untuk sejarah pastinya saya nggak tahu
Itu adalah jawaban untuk pertanyaan pertama.
Dipertanyaan kedua langsung dijawab oleh Teh Putri, kata Teh Putri murojaah.
Lalu dilanjutkan dengan jawaban dari Kak Anam, kata Kak Anam kalo habis un kan biasanya butuh refreshing apalagi kalau di sekolah umum nah bisa tuh caranya bareng bareng temen yang ikhwan sama yang ikhwan ke pantai niatnya itu menikmati keindahan alam melihat kebesaran Allah
Selanjutnya jawaban dari Kak Umar, kata kak umar bikin karya bareng jadi semua kelas digabung jadi satu atau satu kelas itu punya karya yang itu dari semua orang digabung misalnya foto foto
Selanjutnya jawaban dari Abdullah, kata Abdulllah nonton bareng film islami
Selanjutnya lagi jawaban dari kak Via, kata kak via Siapa tahu pas masih di sekolah itu ada kesalahan nah itu bisa di adain kegiatan maaf maafan
Sebagai penutup ust Oleh mengatakan jawaban-jawaban yang diberikan tadi sebetulnya sudah bisa jadi alternatif untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat setelah UN
- Pertanyaan yang ketiga ini datang dari Fadlan Adzim yaitu Bagaimana cara mengatasi aksi corat – coret ini menurut Islam?
Di pertanyaan yang ketiga ini dijawab oleh anam, kata kak anam cara mengatasinya misalnya habis ujian ada polisi yang razia atau menertibkankan misalnya ada anak SMA atau SMU yang coret-coret nanti ditangkap terus dinasihatin, yang kedua bisa pemimpin misalnya walikota bogor membuat aturan gak boleh coret- coret kalau melanggar ada hukumannya dipenjara 2 hari, yang ketiga bisa masyarakatnya misalnya di kawasan ini tidak boleh ada coret- coret jadi kan kalau banyak yang menetapkan aturan yang seperti itu, remajanya pada bingung mau coret- coret dimana.
Dan mungkin jawaban dari kak anam sudah membuat pertanyaan ini terjawab
- Pertanyaan yang keempat ini datang dari Teh Salma yaitu apa yang membuat para remaja berlaku seperti itu (corat-coret)
Di pertanyaan ini dijawab oleh fathimah kata fathimah budaya dari kakak kelasnya
Selanjutnya jawaban dari kak hawari, kata kak hawari karena mereka ingin mencari kesenangan sesaat jadikan mereka merasa sudah lama belajar jadi sepantasnya lah kalau mereka habis un atau lulus mereka kayak merasa berhak gitu bersenang-senang, terus mungkin juga minta pengakuan dari orang-orang sekitar, bisa juga karena ikut ikutan liat kakak kelasnya seperti itu jadinya seperti itu
Dan mungkin jawaban dari kak hawari sudah menjawab pertanyaan ini
- Pertanyaan yang kelima ini datang dari Teh Via yaitu UN biasanya banyak yang coret-coret baju dan seks bebas nah itu yang harus bertanggung jawab itu siapa?
Pertanyaan ini dijawab oleh kak Anam, kata kak Anam yang salah bisa jadi yang pertama orang tuanya ketika orang tuanya gak nasehatin ke anaknya itu misalnya orangtuanya dirumah gak pernah ngasih tahu tentang gak boleh coret-coret, gak boleh seks bebas nah itu salah orang tuanya tapi kalo orang tuanya pernah nasehatin bahkan sering nasihatin nah bisa jadi yang salah sekolahnya, sekolahnya kan harusnya bisa buat aturan misalnya yang lulus dari sekolah terus coret-coret nanti diambil lagi ijazahnya atau sebelumnya sudah dinasihatin berulang-ulang sama sekolahnya pokoknnya gak boleh coret-coret, gak boleh seks bebas habis UN, nah tapi kalo sekolahnya udah sering nasihatinnya berarti sekolahnya udah melakukan tanggung jawabnya nah itu salahnya berarti di anak itu peribadi, berarti dianya yang emang bandel.
Selanjutnya tambahan dari teh ela, kata teh ela itu salah sistemnya kan biasanya disekolah formal itu ilmu agama disampingkan, dan kalau ada pelajarannya pun cuman disuruh baca terus dijawab pertanyaannya gak ada praktiknya.
Dan mungkin tambahan dari teh ela sudah membuat kak via merasa terjawab.
- Pertanyaan selanjutnya datang dari teh Putri yaitu Sebenarnya apa sih dampak positif bagi mereka yang merayakan (corat-coret)
Jawaban yang pertama dari kak anam, kata kak Anam dampak positifnya tukang yang menjual piloknya menjadi laku.
Lalu ditambah oleh Abdullah dengan jawaban yang agak bercanda, kata Abdullah polisi jadi ada kerjaannya.
Karena tak ada yang bisa menjawab akhirnya ustad Oleh pun angkat bicara lagi, kata ustad Oleh kalau sisi positif dari orangnya ya berarti dia ada ukuran sendiri sisi positifnya berarti sebenarnya ini soal ukuran, ukuran nilai. Misalnya minuman keras tidak boleh dijual di minimarket, nah itu ada yang bilang masih ada manfaatnya dari sisi yang mau beli, kan gak semua orang yang mengharamkan miras kan ada juga orang yang seneng dengan miras. Nah kayak gitu sisi positifnya, jadinya gak jelas. Kalau dari segi orang yang jualan seneng aja karena dia dapet uang tapi ukurannya jadi beda dari pandangan islam. Jadi soal ukuran, kalau dibilang sisi positifnya bagi mereka, ya.. mereka punya seribu alas an untuk bisa mengatakan itu positif sama dengan orang yang jualan miras, dia akan melegalkan atau akan menganggap bahwa selama ada yang beli berarti itu menguntungkan.
Dan mungkin jawaban dari ustad Oleh sudah membuat teh putri terjawab.
- Pertanyaan selanjutnya dari kak Umar yaitu Sebenarnya Coret2 baju itu boleh gak soalnya niat awalnya itu cuman untuk minta tanda tangan doang?
Jawaban pertama datang dari kak Hawari, menurutnya sebaiknya tidak, karena bagaimana pun itu kan seragam sekolah dari pada di corat-coret gak bisa dipakai mendingan dikasih adik kelas atau dikasih ke anak-anak yang mau sekolah tapi tidak punya seragam, masih bisa dimanfaatkan dari pada di corat-coret.
Jawaban selanjutnya datang dari Teh Via, kata The Via kalau niat awalnya cuman minta tanda tangan kan masih ada media lain bisa pakai kertas atau buku nggak mesti baju.
Ternyata jawaban dari teh Via dibantah oleh yang bertanya yaitu kak Umar, kata kak umar masalahnya kenangan sekolahnya itu lebih banyaknya di baju dari mulai sejarah-sejarah bandel, dari mulai baiknya, terus punya prestasi itu pakai baju seragam jadi keadaan apapun itu dipakai di seragam terus lulus tanda tangan di seragam juga
Ternyata dibantah lagi perkataan yang tadi diucap oleh kak Umar oleh kak anam, kata Kak Anam “tapi gak yakin disimpan seragamnya, dibuang biasnya”
Ternyata ada yang bantu kak Anam yaitu Kak hawari, kata kak hawari “tapi kan itu semua bentuk seragam sama, semuanya putih, semuanya biru hampir gak bisa dibedakan seragam kita sama seragam teman, daripada seragamnya digituin mendingan nulis, kan menulis mengabadikan momen, ditulis difoto terus disimpan foto sama tulisannya kayak santri Pesantren Media meng-Upload tulisannya ke website Pesantren Media.
Lalu ditambah lagi oleh Kak anam dengan mengutip hadist yaitu salah satu kebaikan dari seorang muslim itu kan meninggalkan hal yang sia-sia, ya.. kalau bisa gak corat-coret bisa disumbangin, lagi pula itu kan mubadzir.
Sebagai penutup pertanyaan ini ustad oleh mengatakan, ya.. tadi sebetulnya sudah cukup jelas dari Anam, Hawari, Via.
- Pertanyaan terakhir datang dari kak Anam yaitu Bagaimana Sikap kita jika ada rombongan konvoi coret-coret sedangkan kita sendirian?
Jawaban yang pertama datang dari teh fathimah, kata teh fathimah kalo berani ya.. dibubarkan atau dicegah secar fisik, kalau gak berani dinasihatin, diomogin, kalau gak berani juga ya.. diam aja tapi menghindar.
Mungkin jawaban ini sudah membuat kak Anam terjawab.
Sebenarnya masih ada satu pertanyaan lagi dari Qois yaitu kenapa UN masih diadakan padahal masih banyak kekurangnya kayak kebocoran? Tapi dikarenakan waktu yang terbatas, pertanyaan ini pun tak bisa terjawab
Moderator pun menutup diskusi ini dengan mengucapkan salam dan doa khafaratul majelis dan diskusipun selesai.
[Difa Raihan Habibi, Santi angkat ke-2 SMP, Pesantren Media]