Loading

Rabu, 30 November 2016. Malam hari Pukul 20.00, Pesantren Media mengadakan Diskusi Aktual. Kali ini dengan judul Aksi Bela Islam 212. Bersama Saya, Fathimah NJL, melaporkan hasil Diskusi Aktual pekan ini.

Diskusi diawali dengan tayangan yang berkaitan dengan agenda Aksi Bela Islam tanggal 2 Desember mendatang, yaitu kegiatan Long March oleh Umat Islam Pembela Al-Qur’an dari Ciamis. Dalam tayangan terlihat para pejalan kaki disambut oleh masyarakat Tasikmalaya. Aksi jalan kaki tersebut awalnya dilakukan oleh para santri dari Ciamis. Tujuannya untuk mengikuti Aksi Damai 212 di Jakarta Jum’at mendatang. Masyarakat dan masjid-masjid di Jakarta juga sibuk menyiapkan sarana sebagai bentuk kontribusi mereka untuk menyambut para peserta aksi yang akan datang dari luar Jakarta.

Semua orang yang melakukan suatu hal pastinya memiliki alasan. Alasan dari kegiatan jalan kaki ini adalah karena dorongan keimanan kaum muslimin yang akan berkumpul di Monas nanti, untuk membela Islam. Diperkirakan 5000 orang siap berangkat dari Bandung. MUI Bogor juga akan memimpin umat untuk berjalan kaki menuju Monas dari Bogor. Kaum muslimin akan bergabung dan memberikan bantuannya masing-masing. Memang melelahkan. Namun Insya Allah akan dimudahkan karena kaum muslimin memiliki dorongan untuk menolong agama Allah. Catatan sejarah bahkan menyebutkan, bahwa Ikrimah bin Abu Jahal pernah berjalan kaki dari Madinah hingga ke Yarmuk, untuk berjihad melawan Persia.

Setelah menonton tayangan dan mendengarkan prolog dari Ustadz Oleh, diskusi pun dimulai. Moderator Usman dan Adam dipersilakan menempati posisinya. Terlihat Ustadzah Lathifah ikut menyimak jalannya diskusi. Para santri juga telah siap. Ditemani dengan sekaleng keripik singkong yang disediakan dapur pesantren.

Moderator mempersilakan peserta diskusi untuk bertanya karena prolog dirasa sudah cukup. Keheningan mengawali sesi pertanyaan. Mungkin karena tema yang masih luas sehingga para peserta masih bingung ingin menanyakan apa.

Tidak lama, pertanyaan mulai tercetus dari masing-masing santri. Cukup banyak pertanyaan yang dikumpulkan. Dan kali ini, beberapa santri yang sebelumnya kurang aktif dalam diskusi mulai mengeluarkan suaranya. Seluruh santri memang diharapkan untuk aktif dalam kegiatan diskusi ini.

Setelah 8 pertanyaan dirasa sudah cukup, moderator membuka sesi diskusi.

Apakah dalam Aksi Bela Islam III ini ada campur tangan asing yang membuat tujuan awalnya menjadi tidak murni lagi?

Diskusi pertama dimulai dari pertanyaan Zadia. Namun sepertinya masih ada yang merasa belum jelas dengan maksudnya. Apakah yang dimaksud adalah pengusungnya, atau yang lainnya? Abdullah sepertinya belum menangkap maksudnya. Zadia memperjelas, yaitu secara keseluruhan.

Ustadz Oleh menjelaskan maksud pertanyaan ini. Jawaban ini, memang lebih bagus jika menggunakan data, namun bisa juga dengan berasumsi dan menganalisanya. Dalam kasus ini, pertanyaan yang logis adalah, “Kenapa Kapolri belum juga menangkap Ahok?” Padahal seharusnya sederhana saja. Pada Aksi Bela Islam 4 November kemarin, kaum muslimin menuntut agar Ahok ditangkap dan dipenjarakan terkait penistaan agama. Namun tidak terjadi juga. Wakil Presiden telah berjanji bahwa tuntutan terhadap Ahok akan diproses dalam 2 minggu. Setelah 2 minggu, memang Ahok telah ditetapkan sebagai tersangka. Namun karena Kapolri tidak segera menahan Ahok, maka terjadilah Aksi Bela Islam III, 2 Desember mendatang.

Apakah ada campur tangan asing? Memang tidak mudah dijawab karena harus ada bukti atasnya. Ustadzah Lathifah menambahkan. Asumsi kuatnya, dicurigai bahwa asing memang melindungi Ahok. Ada kepentingan agar Ahok tidak ditahan. Dalam masa pemerintahan Jokowi, kerjasama dengan China sangat terlihat. Terlihat dari bukti bahwa 3 Bank BUMN (Bank Mandiri, BRI dan BNI) bahkan sudah dikuasai modalnya oleh China. Mungkin tidak terlihat peran negara lain, tapi yang jelas lawan-lawan China akan terus memantau dan menunggu. Yang paling adalah AS. Ini memang hanya analisa pribadi Ustadzah, tapi bisa dibaca dari data-data yang ada. Umat muslim harus kuat tujuannya. Dorongannya adalah karena Aqidah Islam.

Apa agenda Aksi Bela Islam III? Apakah ada kemungkinan terjadi kerusuhan? Bagaimana jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan?

Pertanyaan kedua datang dari Abdullah dan Fathur. Tentang agenda aksi, Ustadz Oleh menjelaskan. Aksi akan diisi dengan dzikir, sholawat, tausiyah, dan diakhiri dengan Sholat Jum’at. Mungkin akan disampaikan dalam tausiyah, yaitu seruan untuk menegakkan keadilan dan seperti tuntutan awal, tangkap Ahok. Aksi ini memang sejatinya adalah Aksi Super Damai.

Dalam kesepakatan dengan aparat (Polri dan TNI) Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, tidak akan bertanggung jawab jika ada kerusuhan. Karena kerusuhan itu pasti bukan dari umat Islam. Namun kesepakatan ini dapat berubah tergantung situasi ke depannya nanti. Kemungkinan pasti akan ada kerusuhan disebabkan oleh provokator yang memang menyimpangkan tujuan aksi. Namun kita jangan mengharapkan sesuatu yang buruk. Kita harus yakin akan pertolongan Allah.

Bolehkah kita berpendapat bahwa Allah telah menolong kita dengan kasus Ahok ini? Karenanya kerjasama dengan China semakin terkuak. Pertanyaan selingan ini datang dari Zadia. Ustadz Oleh menjawab. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang kafir yang ingin menguasai kaum muslimin. Semua adalah kehendak Allah. Kita boleh bersyukur karena ada yang memberitahu dan membuat kasus Ahok ini menjadi pemersatu umat.

Apakah para pembela Ahok akan menghalangi terjadinya aksi? Bagaimana menyikapi komentar ‘Kenapa malah ngurusin urusan agama, padahal urusan diri sendiri belum selesai’?

Pertanyaan ini ditanyakan oleh Hanan dan Adam. Ustadz Oleh menjelaskan bahwa mereka sudah beraksi lewat media sosial. Tentang komentar-komentar seperti itu, lebih baik diabaikan saja. Karena kalau kita malah terpancing, mereka justru senang. Yang penting kita berusaha dan berdo’a. Allah pasti akan menolong.

Ustadzah Lathifah menambahkan. Peluang kerusuhan memang bisa terjadi, karena di hari yang sama nanti, akan ada unjuk rasa oleh Serikat Buruh yang akan mogok kerja. Jika itu terjadi, maka akan sangat besar peluangnya terjadi bentrok. Kembali kepada kepentingan asing, selalu ada yang akan memanfaatkan aksi kaum muslim ini. Ustadz Oleh mengatakan, ada istilah “musuhnya musuh adalah teman”. Ketika para kafir memiliki satu musuh yaitu Islam, maka mereka akan saling membantu dalam melawan.

Apakah dengan adanya Aksi Bela Islam III Ahok lantas akan dihukum? Apa yang akan terjadi jika Ahok tidak juga ditangkap?

Asumsinya, jika Ahok tidak ditangkap juga, maka akan banyak kerusuhan yang terjadi. Tidak hanya di Jakarta, mungkin di berbagai kota di Indonesia. Aksi ini mungkin akan terus berlanjut seperti tragedi di tahun 1998.

Ustadzah Lathifah menuturkan pendapat-pendapat dari para Ulama. Habib Rizieq mengatakan “Lanjutkan aksi”. Amien Rais mengatakan ”NKRI bubar”. Din Syamsuddin mengatakan “Saya pimpin perlawanan” (Tempo.co.id). Begitu pula dengan yang lainnya, pasti juga akan berpendapat yang sama.

 

Jika Aksi Bela Islam selesai, apakah umat Islam akan terpecah belah lagi?

Umat Islam dapat disatukan karena memiliki musuh yang sama. Lalu apakah akan kembali terpecah setelah usai? Pertanyaan yang unik dan tidak disangka dari Nufus. Abdullah membacakan dalil Al-Qur’an.

“Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong.” (TQS. Asy-Syura :8)

Jika Allah menghendaki, maka umat muslim akan bersatu. Insyaa Allah.

Ustadz Oleh menambahkan pendapatnya. “Saya yakin umat akan bersatu.” Memang tergantung dari niatnya. Kalau niatnya adalah bukan karena Ikatan Aqidah Islam, maka akan bubar jika telah selesai urusannya. Seperti ikatan nasionalisme. Namun jika ikatan yang mempersatukan umat muslim adalah ikatan Aqidah Islam, maka akan tetap teguh.

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kau bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (TQS. Ali Imran : 103)

Ayat ini menjelaskan tentang suku Aus dan Khazraj yang berperang selama berpuluh-puluh tahun. Namun ketika Islam datang, mereka semua bersatu karena ikatan Aqidah Islam.

Harapannya, mudah-mudahan ikatan umat Islam semakin dikokohkan. Perasaan, pemikiran, dan tujuan setiap muslim menjadi sama karena ikatan ini.

Ustadzah Lathifah menambahkan. Saat ini, umat sudah menemukan simpul yang sama. Yaitu, Islam sebagai Aqidahnya, Alqur’an, dan semangat pembelaanya. Simpul ini harus dipelihara oleh para ulama dan pemimpin masyarakat. Pertolongan Allah pasti akan datang. Kita jangan pesimis. Kita harus berharap agar kejadian ini justru menguatkan ukhuwah umat Islam. Yang terpenting, kita harus waspada oleh provokasi dari orang-orang kafir dan munafiq.

Kesimpulan

Jam telah menunjukkan pukul 10 malam. Diskusi menjadi tidak terasa karena pembahasan yang sangat menarik. Ustadz Oleh memberikan kesimpulan dari diskusi kali ini. Tentang keaktifan peserta diskusi, Alhamdulillah telah tercipta karena adanya kontribusi dari semua peserta. Memang tidak semua bisa menjawab, karena semua jawaban dari diskusi ini didapat dari asumsi dan jawaban bisa beragam. Walau pun para santri bergantian saling menundukkan kepala mengantuk, namun terasa semangat dan keseriusan pada diskusi kali ini.

Dalam diskusi kali ini, dapat diambil pelajaran, bahwa perlu adanya kepedulian dengan kondisi umat muslim. Jangan sampai kita tidak tahu apa-apa tentang kondisi umat saat ini. Kita harus tetap Istiqomah memperjuangkan agama Allah. Insyaa Allah, Allah akan memberikan yang terbaik. Dalam perjuangan ini kita memang harus siap untuk segala situasi yang akan terjadi. Diskusi ditutup dengan do’a Kafaratul Majlis. (30/11/2016)

[Fathimah NJL, Kelas 2 SMA, Pesantren Media]

By Fathimah NJL

Santriwati Pesantren Media, angkatan ke-5 jenjang SMA. Sudah terdampar di dunia santri selama hampir 6 tahun. Moto : "Bahagia itu Kita yang Rasa" | Twitter: @FathimahNJL | Facebook: Fathimah Njl | Instagram: fathimahnjl

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *