Loading

Hai, hai, hai, para pembaca setia gaulislam yang insya Allah dirahmati Allah. Kembali lagi kita menuntut ilmu di buletin tercinta kita ini. Semoga ilmu kita bisa terus bermanfaat dan diridhai Allah Ta’ala. Serentak, aamiin.

Nah, nah, nah, di edisi kali ini Bro en Sis, buletin kesayangan kamu ini akan membahas tentang—dilihat dari judulnya pasti tahu—transgender. Lalu, keinget deh kasusnya Lucinta Luna (yang konon nama aslinya M Fatah). Bener atau nggak berita itu, tapi dugaan kuat sih emang dia transgender. Eh, kenapa gara-gara transgender kita bisa dilema? Haduh, ya iyalah, karena transgender itu bikin kita bingung. Bingung antara dia itu pria ataukah wanita? Ada yang asal-muasalnya dia pria, ujug-ujug sulapan jadi cewek. Nah, ini masalahnya.

Tapi temen-temen udah pada tahu belum, transgender itu apa? Apa coba? FYI buat yang belum tahu. Transgender adalah orang yang memiliki identitas gender atau ekspresi gender yang berbeda dengan seksnya yang ditunjuk saat lahir. Singkatnya, mengubah fitrahnya yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala. Dia cowok, tapi dia ubah sendiri jadi cewek. Kan kacau itu namanya. Mencukur alis saja haram karena mengubah ciptaan Allah, apalagi transgender yang mengubah seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kuku kaki. Nggak kebayangkan dosanya. Naudzubillah min dzalik.

 

Mengapa bisa begitu?

Kondisi kaum muslimin saat ini sangat menyedihkan. Banyak maksiat bertebaran, malah dibela dan dibiarkan. Dari kalangan artis yang melakukan transgender, banyak alasan duniawi yang sangat memiriskan. Tuntutan profesi. Menjadi seorang model, atau penyanyi dangdut wanita yang kadang menuntut mereka untuk berbuat zalim pada diri mereka sendiri. Mereka melakukan karena masyarakat menganggap biasa. Bahkan mereka disanjung dengan kemaksiatan mereka. Bagi orang yang menuntut berpikir, “Yang penting dia yang melakukan hal itu, bukan saya. Lagipula kita sama-sama untung”. Tidak hanya kalangan artis saja, masih banyak lagi alasan yang lain. Entah itu dari ketidakpuasan diri sendiri, ataupun karena masa lalu yang membekas pada dirinya itu.

Lalu, kenapa semua ini bisa terjadi? Kenapa dunia membiarkan kalau ini salah? Saya mengemukakan beberapa faktor penyebab terjadinya transgender, beberapa di antaranya.

Pertama, keluarga. Di zaman sekarang sudah tidak asing lagi kita temukan seorang anak laki-laki yang diperlakukan seperti perempuan, begitu pula sebaliknya, anak perempuan diperlakukan selayaknya laki-laki. Entah itu dari segi baju, didikan, mainan, dan kebiasaannya sehari-hari dengan alasan bahwasannya keinginan mereka untuk memiliki anak yang sesuai dengan keinginan mereka tidak tercapai. Ini asalnya.

Kita ambil contoh, anak laki-laki yang dididik layaknya perempuan oleh keluarganya. Dengan begitu anak akan merasa tersiksa jika dia nanti tumbuh dewasa, dia yang diperlakukan dari kecil sebagai perempuan, dan ketika di masyarakat dia diperlakukan sebagai seorang pria yang seharusnya tegas dan gagah. Bisa dibayangkan bagaimana perasaannya ketika dia menghadapi kondisi yang sangat mendesaknya. Alhasil, karena dia sudah tidak tahan dan stres, dia memutuskan untuk transgender.

Kedua, lingkungan. Era globalisasi yang merajalela kian membawa dampak yang buruk dan juga baik. Salah satu keburukannya adalah transgender ini. Di luar negeri, melakukan transgender bukanlah hal yang mengejutkan. Namun karena masyarakat kita saat ini memang banyak yang terpengaruh dengan budaya mereka. Terutama budaya yang buruk-buruk, kenceng banget tuh ngaruhnya. Nah, kalau kita ada di lingkungan yang aktivitasnya full maksiat, cepat atau lambat kita akan terpengaruh juga. Apalagi kalau lingkungannya seperti komunitas homoseksual, pasti kemungkinan untuk melakukan transgender itu sangatlah besar dan berpengaruh sekali pada diri kita.

Ketiga, profesi. Seribu satu macam cara orang mencari makan (jadinya kayak lagunya Rhoma Irama, nih—dari menjual koran sampai menjual kehormatan, eh jangan dilanjut apalagi sambil goyang-goyang). Yes, dan dari semua pekerjaan itu, ada risiko baik buruknya terhadap Allah Ta’ala dan manusia. Banyak orang yang melakukan hal-hal yang dilarang Allah dengan alasan ya tuntutan profesi. “Kalau mau jadi model, ya harus cantik, mas. Soalnya kalau model cowok juga tampang mas kurang seger.” Nah, terjadilah aksi nekat untuk melakukan transgender atau operasi plastik yang dosanya juga tetanggaan.

Keempat, homoseksual. Ini adalah puncaknya, Bro en Sis sekalian. Homoseksual inilah alasan terkuat dari dilakukannya transgender itu sendiri. Saya buat cerita, deh, biar masuk logika. Suatu hari, ada seorang pria yang memiliki hasrat terlarang. Dia mencintai kakak kelasnya di kampus yang menjadi idola para wanita normal. Dia bingung dan gundah karena dia merasa tidak mungkin untuk mendapatkan cinta dari si kakak karena dia adalah seorang pria.

Nah, karena cinta dari nafsunya yang tak terbendung lagi, dia pun bertekad bahwa dia akan melakukan transgender (termasuk operasi untuk ganti kelamin). Dia akan menjadi wanita jadi-jadian dengan motivasi bahwa cinta butuh pengorbanan. Dan dia pun menjadi wanita jadi-jadian yang jelita dan sangat membuat kakak kelas pujaan hati tertarik dan jatuh cinta. Kemudian, mereka pun menjalin hubungan yang terlarang. Di dalam kasus ini sebenarnya ada banyak kesalahan. Tidak hanya kesalahannya melakukan transgender. Tapi hal lain seperti dia menipu si kakak kelas dengan penampilannya juga termasuk dosa. Penipuan gitu loh, bohong. Itu dosa. Si kakak kelas mana tahu kalau dia cowok.  Belum lagi aktivitas zinanya, yang melipat-lipat gandakan dosa-dosanya. Astaghfirullah.

 

Menawarkan solusi

Sobat gaulislam, dari faktor-faktor di atas, saya sekarang akan mengemukakan solusi-solusinya agar kita samua terhindar dari transgender yang dapat membuat kita menjadi hamba yang hina di hadapan Allah Ta’ala. Nih, tipsnya ya.

Pertama, syukur. Bersyukur kepada Allah Ta’ala, akan membuat semuanya menjadi lapang dan jelas. Dari setiap hal yang Allah Ta’ala berikan adalah kebaikan untuk kita. Bahkan ketika kita sakit pun, Allah menaruh kebaikan untuk kita. Apalagi kalau masalah menjalani apa yang telah Dia berikan pada kita. Kalau kita adalah seorang lelaki, bersyukurlah. Karena Allah tahu mana yang terbaik untuk kita. Begitupun sebaliknya.

Meski demikian, adakalanya memang kita tidak puas dengan apa yang diberikan. Tapi kita tak tahu apa-apa, bahkan kita saja kadang sulit mengerti diri kita. Allah Maha tahu dan Maha Benar. Dia tahu apa yang kita butuhkan, maka Dia pun memberikan yang terbaik untuk kita yang kadang menurut kita bukanlah yang terbaik. Tapi Allah Maha Benar, Dia tak akan pernah salah. Jadi, kita sebagai hamba, patut menerima apa yang telah diberikan oleh Allah dan menjalaninya dengan baik agar Allah Ta’ala selalu ridha akan apa-apa yang kita lakukan. Karena kelapangan hati itu sangatlah penting antara kita dan Allah.

Allah menjanjikan bagi orang-orang yang bersyukur dengan nikmat yang akan dilipatgandkan. Firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambahkan (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih” (QS Ibrahim [14]: 7)

Kedua, lingkungan yang baik, teman yang baik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Perumpamaan orang yang memilih orang yang berteman dengan orang jelek adalah seperti berteman dengan pandai besi. Perumpamaan orang yang berteman dengan orang yang baik adalah seperti berteman dengan penjual minyak wangi. Si penjual minyaktersebut bisa jadi akan memberimu minyaknya tersebut atau engkau bisa membeli darinya, dan kalaupun tidak, maka minimal engkau akan tetap mendapatkan aroma harum darinya. Sedangkan si pandai besi, maka bisa jadi (percikan apinya) akan membakar pakaianmu, kalaupun tidak maka engkau akan tetap mendapatkan bau (asap) yang tidak enak.” (HR Bukhari dan Muslim)

Nah, jadi bisa disimpulkan tuh dari hadis di atas.Ya, bahwa teman adalah orang yang termasuk memiliki peran penting bagi pribadi kita. So, bijak dalam memilah teman tanpa pilih-pilih.

Ketiga, Allah Maha Kaya. Firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah, dan Allah Dialah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji.” (QS Fathir [35]: 15)

Tinggalkan yang dibenci Allah, maka kasih sayang Allah akan sempurna tercurahkan pada kita. Allah Maha Kuasa. Pemilik segalanya. Minta aja ke Allah, kalau itu baik untuk kita, pasti bakal dikasih sama Allah. Jangan jadikan kebutuhan hidup dengan menganggap keinginan kita adalah segalanya walau keinginan kita tersebut dibenci sama Allah. Jangan gitu, ah!

Keempat, cinta pada Allah adalah segalanya. Tak akan menyatu antara cinta kepada Allah dan cinta pada keindahan-keindahan bentuk fisik. Cinta itu dari Allah. Kalau cinta karena Allah pasti berkah, bukan nambah dosa. Homoseksual itu bukanlah cinta karena Allah. Tapi lebih tepatnya cinta yang berasal dari nafsu yang bersifat setan. Hati-hati ya Bro en Sis! Jangan main anggap semua cinta tuh karena Allah. Liat-liat dulu. Harus pinter-pinter membedakan mana cinta suci sama cinta yang haram.

Solusi-solusi di atas insya Allah cukup untuk menjauhkan kita dari perilaku homoseksual ataupun melakukan transgender. Tapi tanpa menuntut ilmu, solusi-solusi di atas jadi kurang mantap. Why? Karena dengan semakin bertambahnya ilmu, kita akan semakin paham dalam melangkahkan kaki untuk taat akan syariat dan melakukan kiat-kiat yang ada di atas. Karena nggak gampang ngelakuinnya. Tapi dengan akidah yang kokoh atas dasar cinta kita pada Allah, insya Allah semua akan terasa mudah karena Allah yang memudahkan. Beneran. Sebab, ketika kita ridha dan Allah ridha, semua akan menjadi lapang.

Sobat gaulislam, tundukkan hawa nafsu kita akan kenikmatan dunia. Kendalikan. Sebab, kenikmatan dunia ini nggak ada apa-apanya dibandingkan surga yang telah Allah sediakan untuk hamba-hamba-Nya yang beriman dan taat. Jangan sampe nafsu kita mengalahkan cinta kita kepada Allah. Kalian pasti tahu kan kalau kekuatan cinta itu bisa menaklukkan segalanya. Itu sebabnya, cintai apa yang dicintai Allah, jangan mencintai apa yang dibenci Allah. Kalau udah kayak gitu, dijamin deh, mau disogok sama kenikmatan duniawi kayak apa pun, nggak akan goyah. Perbuataan homoseksual ataupun maraknya transgender nggak akan membuat kita tergoda untuk melakukannya, meski kampanyenya dikemas menarik menurut ukuran hawa nafsu. Itu nggak ngaruh apa-apa ke kita karena benteng kita yang sudah kita kuatkan untuk taat pada Allah.

 

Berpikir yuk!

Kalau dipikirin dan bermain logika nih, sebenarnya transgender tuh bikin pusing abis, deh. Dilema mulu adanya sekarang. Kok bisa? Bayangin aja deh, orang yang ngelakuin transgender. Wah, kacau, euy. Udahlah dosanya bercabang-cabang, numpuk lagi. Apalagi kalau dosa-dosa itu sampe nggak diampuni sama Allah. Kan ngeri pake banget gitu lho. Ya iyalah. Emang mau jadi penghuni kekal di neraka. Ya Allah, naudzubillahi min dzalik.

Selain itu, untuk orang yang udah terlanjur ngelakuin transgender dan mau bertobat, ya agak bingung juga. Kalau dia yang tadinya cowok terus berubah jadi cewek, gimana nanti kalau dia mau sholat jamaah di masjid. Di shaf akhwat atau shaf ikhwan? Yang bener yang mana? Fitrahnya cowok, dia seharusnya ada di shaf cowok. Tapi gimana dong, toh fisiknya udah cewek total. Kan dilema jadinya. Lebih ngeri lagi nih, kalau dia kemudian wafat nanti, siapa yang mau mandiin? Fitrahnya dia laki-laki, jadi seharusnya dia dimandikan oleh laki-laki pula. Tapi gimana ya, habisnya dari ujung rambut sampai ujung kuku kaki udah jadi cewek. Terus, doanya buat yang meninggal gimana (dalam bahasa Arab beda lafadznya)? Atau nggak perlu didoain? Duh, dilema banget kan Bro en Sis?

Teruntuk kita para remaja yang sekarang masih atau tetap meraih cinta Allah Ta’ala, besarkan cinta itu. Karena ketika kita mencinta Allah Maha Pemilik segalanya, dijamin deh, Allah akan memberikan segalanya yang terbaik untuk kita, di dunia dan di akhirat nanti. Di saat kita melihat orang lain yang bisa berbuat segalanya dengan nafsu mereka, ingatlah bahwa kita memiliki Allah pemilik segalanya. Ada waktunya di mana kita akan bersenang-senang dengan keridhaan Allah. Itu janji Allah.

So, Bro en Sis yang kece-kece badai, tetap semangat. Tetap syukuri apa yang Allah berikan karena semua memiliki hikmah. Jadilah diri kita yang apa adanya karena Allah. Ingat, cintai Allah, karena Allah tak akan penah mengecewakan kita. Natasha ADW | IG @natashaara11]

 

 

gaulislam edisi 548/tahun ke-11 (7 Sya’ban 1439 H/ 23 April 2018)

By Fathimah NJL

Santriwati Pesantren Media, angkatan ke-5 jenjang SMA. Sudah terdampar di dunia santri selama hampir 6 tahun. Moto : "Bahagia itu Kita yang Rasa" | Twitter: @FathimahNJL | Facebook: Fathimah Njl | Instagram: fathimahnjl

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *