Loading

Halo guys, ketemu lagi nih dengan saya Neng Novi asli Betawi. Sebelum dimulai, boleh dong kita berbalas pantun islami dulu, berikut pantunnya: Jalan ke puncak lewat Tol Jagorawi

Kalau lewat jalan tol harus berhati-hati

Janganlah kita tertipu dengan Nafsu Duniawi

Karena kebahagiaan sejati hanya di akhirat nanti.

Tul nggak. . hehehe Oke, oke. .

kita mulai saja ya. .

Guys, nggak nyangka ya, waktu cepat banget berputarnya. Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun dan sekarang saya hanya menunggu bulan untuk menentukan hari kelulusan saya di Pesantren Media. Flashback ke tahun pertama Yuyun Khairunisa, dia adalah teman pertama saya di Pesantren Media. Anaknya cantik tapi agak tomboy. Dengan senyum manisnya itu, dia menyambut dan membantu saya membawa barang-barang saya.

Awalnya kami saling gugup saat baru kenal, tapi saat itu saya berpikir, jika satu sama lain tidak ada yang mulai berbicara duluan, otomatis kami tidak akan dekat. Alhasil, saya memberanikan diri saya untuk berbicara duluan. “Namanya siapa?” tanya saya sambil tersenyum

“Khairunisa.” Jawabnya dengan nada malu-malu.

***

Hari berganti, kedekatan saya dengan Yuyun semakin erat. Setiap malam, kami saling berbagi pengalaman dan memberikan nasihat jika kami sedang mengalami masalah. Apalagi kalau lagi tidur, saya suka iseng mengganggunya hingga ia terbangun dan bilang

“Ih, teteh iseng.”. hehehe.

Ada juga pengalaman lain yang sampai sekarang sulit untuk saya hilangkan dari pikiran saya. Saat itu, saya diberi tugas untuk membagikan brosur sedangkan Yuyun diberi tugas untuk berjualan VCD.

Awalnya saya biasa saja, tapi setelah saya mengalami banyak penolakan dari pengunjung, saya merasa kesal dan malu. Saya hampiri Yuyun, kami saling bertukar peran.

“Yun, aku nggak mau bagiin brosur lagi. Kita gantian yah, kamu yang bagiin brosur, aku yang jual VCDnya, gimana?” tanyaku berharap.

“Ehmm. . yaudah deh teh.” Jawab Yuyun terpaksa.

Belum 5 menit saya bertukar peran dengan Yuyun, Yuyun datang dengan muka BT. Saya hanya tertawa kecil melihat Yuyun seperti itu.

“Ikh. . teteh, aku nggak mau ah bagiin brosur. Nyebelin tau teh, masa aku baru kasih brosurnya, eh brosurnya malah dibuang di depanku. Sakit banget teh, sakit tahu nggak. Malah banyak banget lagi yang nolak.” Ucap Yuyun sambil mengusap keringat di wajahnya.

Mendengar hal itu, saya memberikan kekuatan kepada Yuyun untuk tetap ceria.

“Sabay Yun, kamu masih mending dari aku. Aku tuh bagiin brosur setengah jam. Lah kamu, belum lima aja menit udah nyerah duluan. Jadikan itu pengalaman berharga Yun. . hehehe. . “ jawabku sedikit meledek.

(Novia Handayani, Santri Angk.1 PM. 3 SMA)

By novia

Novia Handayani, santriwati angkatan ke-1, jenjang SMA | Alumni tahun 2014, asal Cimanggis, Jawa Barat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *