Jumat selalu datang bersama kesenangan dan sedikit kebebasan. Dalam tanggalan hijriah, hari jumat dimulai sejak matahari terbenam di Hari Kamis, yaitu saat berkumandang Adzan Maghirb. Maka sejak itu jugalah secara resmi hari libur bagi Santri Pesantren Media dimulai. Jeng-jeng..
Tapi yang lebih ditunggu tunggu dari hari libur itu sendiri adalah bahwa di hari ini, kami (santri ikhwan) akan bermai futsal, lagi. Terdengar biasa, tapi menjadi luar biasa karena ternyata, setelah diingat ingat, terakhir kali kami melakukan olahraga tersebut adalah setengah tahun yang lalu, wow. Jika kalian tahu lamanya 6 bulan, maka setengah tahun secara pemilihan bahasa seolah terdengar lebih lama dari itu, meski pada akhirnya tetap sama berjumlah 130 hari, kurang lebih.
Maka tibalah momen tersebut. Jumat, 28 November. Dua hari sebelumnya, kami telah memesan lapangan tersebut untuk jam 8 pagi. Maka sesuai jadwal, pagi ini kami datang ke lapangan beberapa menit sebelum jam 8. Ada 13 orang ikhwan yang ikut dalam permainan ini.
Ketika seluruh pemain telah berkumpul, kami segera membagi tim yang akan bertanding. Tim pertama terdiri dari: Saya (Anam), Umar, Fadlan, Usman, Abdullah, Syahidan. Sedangkan tim kedua terdiri dari: Mas Dedi, Rizki, Fahmi, Taqi, Fathur, Qois. Kemudian sisanya Ihsan sebagai cadangan.
Singat kejadian, Kick Off babak pertama dimulai. Tendangan pertama dilakukan oleh tim kami. Tempo permainan di awal ini relatif cepat, tak sampai lima menit, berawal dari assist Fadlan, gol pertama pun tercetak oleh tendangan manis saya sendiri, awal yang bagus. Gol gol selanjutnya mulai bersusulan, pertandingan nampaknya seimbang karena kedua tim saling mengejar.
Namun yang berbeda dari sebelumnya, nyaris semua pemain merasakan rasa lelah yang tidak biasa, padahal belum setengah permainan, namun napas sudah ngos-ngosan. Hal ini mungkin terjadi karena kondisi tubuh yang tidak siap menerima kerja berat yang mendadak. Wajar saja, setelah setengah tahun berhenti dari rutinitas bermain futsal, mungkin tubuh menjadi kaget saat pertama kali melakukannya lagi, hanya perlu pembiasan.
Kembali ke pertandingan, semua berjalan menarik. Tak ada kekerasan, tak ada sleding berbaya, tak ada persaingan body, kami menikmati permainan seperti engkau bersama secangkir kopi, di pagi yang dingin. Babak pertama berkahir dengan keunggulan tim kami 6-4.
Sekitar 5 menit jeda pertandingan, benar-benar kami manfaatkan untuk mengistirahatkan badan. Tak dapat dijelaskan betapa lelahnya, padahal pertandingan bari 30 menit, meski demikian kami tetap menikmatinya.
Babak kedua dimulai. Permainan semakin seru karena banyak kejadian kejadian lucu yang menghibur, mulai dari salah tendang hingga terjatuh dengan posisi yang salah. Walaupun begitu, pertandingan di babak kedua ini terasa lebih menengangkan, seperti pemain bola yang mengharapkan ofside saat pemain lawan mencetak gol, seperti itu jugalah masing masing kami yang berharap dapat terus menciptakan gol kemenangan.
Semakin banyak gol tercipta, semakin banyak keringat yang bercucuran, semakin habis juga kekuatan yang kami miliki untuk berlari, menendang, bahkan hanya untuk berdiri di depan gawang terasa sangat berat. Banyak juga yang berbaring di atas lapangan, tepar karena kecapean.
Gol tercipta dengan banyak variasi, ada yang langsung ditendang dari tengah lapangan. Ada yang hanya dengan sontekan cantik berkat asist yang baik dari teman. Ada juga yang terjadi karena ketidaksengajaan.
Satu jam berlari. Waktu kami habis. Permainan pun berakhir. Skor akhir yang tak terduga (16-10) untuk kemenangan tim kami. Dari 16 gol yang berhasil kami buat, 9 diantaranya adalah gol yang saya cetak sendiri. Jika dalam permainan bola ada istilah hattrick, yaitu keberhasilan pemain sepak bola dalam mencetak gol sebanyak tiga kali dalam satu pertandingan, maka dalam permainan saya berhasil mendapatkan triple hattrick.
Al hasil, semuanya lelah. Semuanya senang. Jumat yang selau datang bersama kesenangan, berakhir dengan rasa lelah yang juga menyenangkan. @anamgram
[Ahmad Khoirul Anam, Santri Angkatan ke2, Jenjang SMA, PesantrenMEDIA]