Loading

Allahu Akbar.. Allahu Akbar..

Laa ilaaha illallahu Wallahu Akbar..

Allahu Akbar wa Lillahilham..

Takbir dan tahmid sudah terdengar sejak malam tadi. Malam tadi sudah tidak ada sholat Tarawih. Karena sejak maghrib yang lalu, bulan telah berganti. Dari bulan Ramadhan, masuk ke bulan Syawwal. Kalau di Indonesia, lebih dikenal dengan Lebaran.

Pagi ini aku sudah terjaga dari tidur sekitar jam 2 pagi. Walaupun sebenarnya malam tadi aku beberapa kali terbangun. Namun aku baru ingin bangkit ketika kulihat jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Aku pergi ke dapur untuk merebus air untuk mandi. Aku ingin mandi wajib pagi ini. Aku memasak air karena pagi ini dingin sekali. Kemarin aku juga mandi wajib sepagi ini. Dan aku sangat kedinginan.

Muhammad, adikku, sudah bangun ketika aku kembali ke kamar. Muhammad memang kadang-kadang tidur di kamarku. Kadang-kadang ia tidur di kamar Umi.

Setelah mandi, aku duduk dan mengecek hpku. Tahun lalu dan juga tahun-tahun sebelumnya, aku rajin mengirimkan ucapan hari raya kepada kontak-kontakku. Tapi tahun ini aku merasa tidak ingin mengirimkannya. Hanya ke beberapa teman saja.

Setelah sholat Shubuh, aku pergi ke kamar umi. Oh, iya. Kami berencana ingin mudik atau pulang kampung ke Magelang. Keluarga Umi sudah ada di sana. Tetapi kami belum menemukan tiket yang cocok. Umi menyuruhku untuk bersiap. Tentu saja aku sudah siap. Akhirnya Umi memintaku untuk pergi mengantarkan uang laundry bulan ini.

Aku pergi bersama Muhammad. Langit pagi ini sangat indah. Warnanya masih biru gelap. Dari penglihatanku, ada satu bintang yang paling terang. Aku sudah beberapa minggu melihat bintang itu. Siluet pepohonan di bawah langit biru gelap itu membuatku mengeluarkan hp untuk menyimpan momen ini. Tapi tetap saja kualitas hpku tidaklah sebagus mata ciptaan Allah ini.

Rencananya, kami akan melaksanakan sholat Idul Fitri di masjid di daerah Jampang. Kami sudah berangkat ketika kami melihat jalan raya sudah dipenuhi oleh jama’ah sholat Idul Fitri di masjid Al-Irfan. Akhirnya kami kembali dan melaksanakan sholat di Masjid An-Nur di kampung Tajur.

Jama’ah Masjid An-Nur juga membanjiri jalanan. Aku dan keluargaku menggelar sajadah dan sholat di jalan. Setelah sholat dan mendengarkan khutbah, aku bersalam-salaman dengan tetangga-tetangga. Kemudian kembali ke rumah atau asrama bersama Umi dan Maryam lewat jalan yang berbeda.

Setelah sholat Idul Fitri, acara selanjutnya adalah makan ketupat. Hmm.. bagiku, lebaran tanpa ketupat, kurang rasanya. Hari raya kalau sudah makan ketupat, baru sempurna. Hehe.. Kami makan ketupat dengan opor ayam. Seluruh keluarga berkumpul untuk makan. Walaupun aku belum bersilaturahmi dengan keluarga besar, tetapi keluargaku sendiri sudah terlihat seperti keluarga besar. Apalagi ketika berfoto, 13 kepala ada di dalam hasil jepretannya. Luar biasa.

Lebaran kali ini, terasa sangat biasa bagiku. Padahal waktu aku masih kecil dulu, aku merasa hari raya adalah sesuatu yang dinanti-nanti. Mungkin karena kebiasaan dari kecil, aku juga merasa sangat mengistimewakannya. Dan ketika hari itu ternyata biasa saja, aku sedikit berpikir bahwa aku ternyata sudah dewasa.

Terakhir, untuk semua teman-temanku, Fathimah dan keluarga mengucapkan, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H. Mohon Maaf Lahir dan Batin.

[Fathimah NJL, Kelas 2 SMA, Pesantren Media]

By Fathimah NJL

Santriwati Pesantren Media, angkatan ke-5 jenjang SMA. Sudah terdampar di dunia santri selama hampir 6 tahun. Moto : "Bahagia itu Kita yang Rasa" | Twitter: @FathimahNJL | Facebook: Fathimah Njl | Instagram: fathimahnjl

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *