Loading

Kenalin nih namaku Lala Putri Fajar, bukan berarti aku ini selalu terbangun di waktu fajar malah sebaliknya, aku diberi nama itu karena aku lahir saat adzan Shubuh berkumandang jadi yah gitu deh. sekarang aku udah hampir 4 bulan berada di SMP Cendrawasih, di sini anaknya asik-asik lalu suatu hari …

Aku bertemu dengannya ketika kami satu kelas di SMP Cendrawasih, ia adalah anak yang manis dan pintar tapi sayang dia pendiam, jadi ia tidak memiliki banyak teman. Ia bernama Hana, menurutku dia baik tapi dia terlalu pendiam hingga kami mengira dia itu bisu. Kenyataannya tidak begitu. Aku tidak tahu kenapa Hana begitu, teman-temanku sering salah paham padanya. Hingga suatu hari terjadilah hal itu yang menyebabkan teman-temanku menyesal dan merasa bersalah pada Hana.

                “Hana, kenapa jam segini baru pulang? Kamu tahu kan aku udah lama menunggu”. Seorang wanita yang aku kira awalnya Hbu hana. Saat Hana ingin menjawab wanita itu lalu memukul Hana hingga ia tersungkur. Wanita itu menendangnya dan membuat Hana menangis dan memohon ampun tapi anehnya seorang lelaki yang kutahu sering mengantar jemput Hana membiarkan hal itu. Kejadian ini aku lihat saat hendak mengembalikan buku catatan Hana yang aku pinjam. Tubuhku seketika menggigil dan aku merasa ketakutan jadi ku urungkan niatku  mengembalikan buku itu. segera ku kayuh perahu dan meninggalkan Hana.

                Kejadian itu selalu terbayang di ingatanku. perasaan menyesal dan takut mulai menyelimutiku. Sejak kejadian yang ku lihat minggu lalu, hana tidak  pernah datang ke sekolah lagi. Aku merasa khawatir dan juga takut akan keadaan yang menimpa hana. Untuk membayar semua ini aku akan mencoba mencari tau dan menyalamatkan hana. Aku berjanji, hana akan keluar dari rumah itu.

                Rumah hana terletak di tengah laut, jadi sedikit sulit menjangkaunya dengan perahu. Hampir beberapa kali aku menyerah untuk menyelidiki sesuatu tentang hana. Walau sering memperhatikan rumah hana, tapi aku tidak mendapatkan informasi apa pun selain ciri-ciri orang yang menjemput hana dan wanita yang memukul hana. Laki-laki itu memiliki mata yang juling dan tidak biasa, kakinya pincang sebelah dan bajunya sangat lusuh. Ia memakai topi membuat tindak tanduknya menjadi mencurigakan semuanya.  Sedang yang wanita parasnya cantik tapi terkesan jahat dan dingin wajahnya, wanita itu memiliki fashion tersendiri dalam berpakaian.

                Selama seminggu aku mengawasi rumah hana, tapi aku tidak pernah melihat hana keluar dari rumahnya. Walau begitu aku tidak akan pernah menyerah menyelesaikan misiku ini. Saat aku hendak pulang aku melihat hana keluar dari rumahnya dengan di seret seorang wanita.

 “tante, tolong kasih tau hana. Apa yang terjadi di mana orang tua hana?.” Jerit hana sambil menangis. Tante itu menampar hana dan menjambak rambutnya.

 “ dengar ya? Kita udah pernah membahas ini hana!! Tante gak tau, kalo kamu tetap ngotot lebih baik kamu cari aja sendiri sana!!” bentak wanita itu pada hana. Sepontan aku memotret adegan itu, sontak wanita itu melihat kearahku karena flash yang di timbulkan kamera. Wanita itu berteriak dan menyuruh pria yang sering mengantar jemput hana menangkapku. aku panik dan bingung akan melakukan apa, pria itu semakin lama semakin dekat aku segera melompat dari perahuku dan menyelam ke laut. Aku hampir lega pria itu tidak mengejarku saat hendak menuju permukaan, tiba-tiba saja peluru-peluru melesat di antara tubuhku.

[Ela Fajarwati Putri, santriwati kelas 1 jenjang SMA, Pesantren Media]

By Siti Muhaira

Santriwati Pesantren Media, angkatan kedua jenjang SMA. Blog : http://santrilucu.wordpress.com/ Twitter : @az_muhaira email : iraazzahra28@ymail.com Facebook : Muhaira az-Zahra. Lahir di Bogor pada bulan Muharram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *