Loading

Hari ini hari Sabtu, tanggak 5 Maret 2016. 3 hari yang lalu, Aku pergi ke Jakarta bersama teman-teman Pesantren Media. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami akan berkunjung ke Islamic Book Fair di Jakarta.

Rencana kunjungan ini telah disiapkan sejak jauh-jauh hari. Tentu saja aku menyiapkan uang untuk berbelanja buku di sana. Pada event ini, biasanya buku-buku yang dijual mahal di toko buku akan diberi discount yang lumayan menyenangkan. Aku tidak mau ketinggalan.

Pada hari yang ditentukan, kami akhirnya pergi dengan dua mobil. Mobil Panther milik Pesantren Media dan mobil Avanza sewaan. Kami berangkat pada pukul 8.30. Namun pada tahun ini, hanya kelas 1 dan 2 saja yang berangkat. Karena kelas 3 harus belajar dan mempersiapkan untuk Ujian Nasional yang sudah dekat.

Kedua mobil berangkat secara beriringan. Ustadz Oleh yang menyetir Avanza, Ustadz Farid yang menyetir Panther. Kami berhenti sebentar di Alvamart untuk membeli minuman.  Kemudian melanjutkan perjalanan. Perjalanan keluar dari Kota Bogor memakan waktu yang lama. Lampu merah di pertigaan dekat Lottemart menghambat perjalanan kami sebentar. Kami juga terjebak macet di daerah Jalan Baru. Setelah masuk ke Jalan Tol, baru kami bisa berkendara dengan lancar.

Kami berhenti sebentar di rest area untuk ke kamar mandi. Aku merasa bosan di mobil. Jadi aku memutuskan untuk turun dan membeli makanan bersama The Sofi. Sedangkan Amilah pergi ke kamar mandi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi. Seingatku, aku tidak tertidur dalam perjalanan. Tapi entahlah kalau aku tidak menyadarinya. Aku memperhatikan jalan-jalan. Biasanya kalau di jalan tol, aku senang membaca palang penunjuk jalan. Aku tidak tahu apa namanya. Tapi palang itu berwarna hijau dan menunjukkan arah. Aah, lupakan. Yang begitu saja kok dibahas.

Aku merasakan sangat jelas perbedaan di Kota Bogor dan Jakarta. Di Bogor, gedung-gedung pencakar langit masih belum terlalu banyak. Berbeda dengan Jakarta. Begitu melihat gedung-gedung kaca yang sangat tinggi-tinggi itu, aku langsung menyadari. Kami telah sampai di Kota Jakarta. Huft..Alhamdulillah..

Ustadz Oleh sepertinya sudah hafal dengan rute perjalanan kami kali ini. sehingga tidak ada halangan bagi kami. Kalau bicara kemacetan, itu sudah menjadi hal yang wajar di Jakarta. Apalagi karena ini adalah jamnya masuk kerja.

Segala puji bagi Allah karena akhirnya kami tiba di halaman Istora Senayan Jakarta. Tempat ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, ramai sekali. bahkan ada bus-bus yang terparkir di halamannya. Anak-anak dan remaja yang memakai seragam berbeda terlihat tidak asing bagiku. Memang begini suasana IBF setiap tahunnya.

Saat kami sampai, adzan Zhuhur belum berkumandang. Anak-anak Ikhwan meminta kami agar mengeluarkan makan siang. Mereka sudah lapar rupanya. Padahal aku sendiri belum lapar. aku memang banyak memakan snackku saat di mobil tadi, sih.

Menu makan siang kali ini lumayan enak. Meski sebenarnya aku kurang menyukai ati sapi. Tapi kalau tidak makan itu, lantas aku makan apa? Nanti aku tidak ada tenaga untuk berkeliling. Kami telah disiapkan nasi bungkus dan lauk-lauk. Untuk siang ini lauknya adalah rending ati sapi.

Setelah itu kami langsung menyebar ke Gedung tempat IBF di adakan. Aku berjalan beriringan bersama The Sofi dan Amilah. Kami pergi ke tempat baju dan aksesoris dahulu. Ada beberapa titipan yang harus kami beli di sana.

Begitu memasuki area, aku langsung merasakan udara yang pengap. Mungkin karena banyak orang di sini. Kami berkeliling sebentar mencari barang-barang yang kami ingin beli. Aku juga melihat. Kali ini banyak stand-stand yang menjual atribut-atribut tentang Suriah dan Palestina. Beberapa orang berhenti untuk melihat video di sana.

Akhirnya kami berhenti di salah satu stand yang menjual perlengkapan herbal. The Sofi dan Amilah membeli keperluannya di sana. Aku belum tahu ingin membeli apa. Sampai kami berhenti di sebuah stad baju. Aku membeli kaos kaki di sana.

Berputar-putar mengelilingi area IBF sangat membuatku lelah. Kaki dan punggungku terasa sangat pegal. Tapi aku senang. Karena aku membeli sebuah novel bagus karya Tere Liye berjudul Pulang. Kami sempat berhenti untuk Sholat Zhuhur sebentar. Kemudian kami melanjutkan berkeliling.

Ketika kami sudah benar-benar lelah, kami berencana untuk kembali ke mobil. Kami bertemu Ustadz Oleh di sebuah stand dan meminta kunci mobil. Akhirnya kami beristirahat di mobil.

Eh, tapi kami masuk ke area lagi untuk berfoto. Hihihi…

Singkat cerita, akhirnya kami pulang sekitar pukul 2.30. Aku sudah sangat lelah. Tapi aku tidak berniat tidur. The Sofi dan Amilah pasti sangat lelah dan langsung tertidur tidak lama setelah kami memasuki jalan tol. Aku tidak tertarik melihat jalan. Jadi aku mendengarkan radio lewat hp Amilah. Ketika memasuki Bogor, aku akhirnya tertidur.

Kami berhenti untuk Sholat Ashar di Masjid Andalusia di Sentul. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan sampai ke Pesantren Media.

Memang melelahkan perjalanan ke Islamic Book Fair kali ini. Semoga perjalanan ini bermanfaat bagiku dan bagi satri-santri Pesantren Media yang lain.

[Fathimah NJL, Kelas 1 SMA, Santriwati Angkatan ke-5 Jenjang SMA, Pesantren Media

By Fathimah NJL

Santriwati Pesantren Media, angkatan ke-5 jenjang SMA. Sudah terdampar di dunia santri selama hampir 6 tahun. Moto : "Bahagia itu Kita yang Rasa" | Twitter: @FathimahNJL | Facebook: Fathimah Njl | Instagram: fathimahnjl

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *