Oleh: Novia Handayani (Santri pesantren Media)
Tobatnya Miko si Islam KTP
Kian lama, persahabatan mereka semakin merenggang. Karena sudah 1/5tahun ini, Miko tidak pernah memberi kabar, dihubungipun tidak pernah bisa. Karena Ikhwan khawatir dengan Miko, akhirnya ia memutuskan ke rumah Miko untuk mencari kabar.
Saat satu setengah jam Ikhwan menyususri jalan demi jalan, akhirnya ia sampai di rumah sahabatnya. Tapi sayang, saat ia sudah sampai, ia tidak mendapatkan kabar apapun. Karena Bi Sumi pun tidak tahu Miko pergi kemana. Dengan perasaan yang tidak karuan antara rindu, kecewa, dan sakit hati, iapun pulang sambil memikirkan Miko yang mulai berubah.
Saat ia sedang di jalan pulang, ia melihat seorang laki-laki berkoko putih dan memakai celana hitam panjang, sedang berjalan menuju dirinya. Saat ia berusaha melihat wajahnya yang semakin lama semakin mendekat, ia mulai menyadari bahwa wajah itu mirip seperti Miko sahabatnya. Tapi meskipun begitu, ia tidak mau asal yakin, karena ia takut salah orang. Karena ia merasa, kalau Miko tidak mungkin seperti laki-laki itu yang memiliki wajah cerah dan bisa membuat orang lain menjadi teduh saat melihatnya.
“ Assalamuallaikum Ikhwan. . !” salam laki-laki itu.
“ ‘Alaikumsallam akhi. . kok akhi tahu nama saya. . ?” jawab Ikhwan heran.
“ Akhi. . coba akhi ingat baik-baik, siapa saya sebenarnya. . saya adalah seseorang yang pernah ada di dalam hidup akhi ?” jawab kembali laki-laki itu sambil tersenyum.
Mendengar perkataan demi perkataan yang terlontar dari mulut laki-laki itu. Ia masih tidak mengerti, apa maksud laki-laki itu. Dengan perasaan bingung yang masih menghiasi relung hatinya, akhirnya iapun menjawab pertanyaan laki-laki itu.
“ Akhi. . saya tidak mengerti dengan maksud akhi. .?” jawab balik Ikhwan bingung.
“ Sebentar. . !” kata laki-laki itu kepada Ikhwan sambil membuka dompet , seperti sedang mengambil salah satu benda yang ada di dompetnya, tapi ia tidak tahu apa yang sedang ia ambil. Karena saat laki-laki itu sedang mengambil benda di dompetnya itu, laki-laki itu membalikkan badannya dari Ikhwan. Saat laki-laki itu selesai membuka dompet, laki-laki itu langsung memberikan semacam foto yang masih dalam posisi terbalik.
“ Akhi, mungkin foto ini bisa mengingatkan akhi ke saya. . “ terang laki-laki itu.
Saat Ikhwan membuka foto itu, ia langsung kaget karena foto itu adalah foto saat ia dan Miko masih bersekolah SMA. Dan iapun mulai meyakini, bahwa laki-laki itu adalah Miko sahabatnya.
“ Akhi sudah inget siapa saya. . ? “ terang kembali laki-laki itu sambil tersenyum.
“ Miko. . antum Miko sahabat sayakan. . ?” tanya Ikhwan tidak percaya.
“ Iya. . akhi. . ana Miko. . “ jawab Miko sambil tersenyum.
Mendengar jawaban itu, Ikhwan tidak bisa membohongi perasaan rindunya itu ke sahabatnya. Bahkan tiba-tiba saja, Ikhwan langsung memeluk sahabatnya sambil menepuk pundak Miko.
“ Ya Allah. . terimakasih, engkau telah mempertemukan ana dengan sahabat ana. . “ ungkap syukur Ikhwan sambil melepaskan pelukannya.
Mendengar kata itu, Miko langsung tersenyum senang dan langsung menjelaskan tentang alasan menghilangnya ia dari Ikhwan.
“ Wan. . ana minta maaf. . ana sudah membuat antum khawatir. . Selama 1/5 tahun, ana memutuskan untuk merubah diri ana untuk jadi lebih baik lagi. Selama ini antum tahu sendirikan, ana telah jauh dari islam. Dan sekarang, ana benar-benar senang karena Ana sudah bisa merubah sifat jelek ana dan lebih mengenal islam lebih baik lagi, saat ana memutuskan untuk tinggal di sebuah Pondok Pesantren yang ada di Sukabumi. . Asal akhi tahu, selama ana menimba ilmu disana, ana selalu teringat akan akhi, akan persahabatan ana dengan akhi. Maafkan ana yang tidak sempat pamit dengan akhi. . “ ungkap Miko sambil menahan rasa bersalah yang ada di relung hatinya.
“ Akhi. . ana senang bisa melihat akhi berubah seperti ini. Ana bersyukur karena akhi telah berubah menjadi seorang laki-laki mukmin. Dan satu lagi, akhi tidak perlu khawatir, ana telah memaafkan akhi sudah dari dulu. . meskipun rasa kecewa masih meyelimuti hati ana. Tapi sekarang, rasa kecewa ana, berubah menjadi rasa senang dan bersyukur, atas berubahnya akhi. . “ ungkap Ikhwan sambil tersenyum dan menepuk-nepuk pundak Miko.
Selesai bercakap bareng, Ikhwan dan Mikopun langsung kembali melanjutkan perjalanan ke rumah Ikhwan. Tapi sebelum itu, terlebih dahulu mereka menyeberangi jalan yang lumayan besar. Saat Ikhwan dan Miko sedang berusaha menyebrangi jalan, tiba-tiba saja Miko melihat mobil sedan sedang berjalan dengan kecepatan tinggi. Tanpa Ikhwan sadari, Miko langsung mendorong tubuh Ikhwan hingga terjatuh di dekat trotoar jalan. Sedangkan tubuh Miko langsung terpental dan jatuh saat mobil menabrak dirinya.
Melihat kejadian itu, Ikhwan langsung berteriak memanggil nama sahabatnya dan berlari menuju tempat jatuhnya Miko, meskipun rasa sakit tengah melanda dirinya.
Setelah ia sampai ke tempat jatuhnya Miko, ia langsung mengangkat tubuh Miko ke pangkuannya dan langsung memeriksa denyut nadi Miko dan ternyata denyut nadi Miko masih berfungsi dan itu artinya, Miko masih hidup. Karena Ikhwan tidak mau menunda-nunda waktu, iapun langsung membawa Miko ke rumah sakit dibantu oleh warga yang sedang melintas di tempat tersebut, melalui mobil yang dimiliki salah satu warga yang membantu Ikhwan menggotong Miko.
Saat hampir setengah jam ia mencari rumah sakit, akhirnya iapun sampai ke rumah sakit dan susterpun langsung membawa Miko ke ruang UGD. Setelah hampir satu jam lebih menunggu, akhirnya dokter Febri keluar dari ruang UGD dan aku serta orang yang membantu mengantarku tadi langsung menghampiri dokter tersebut untuk bertanya perihal keadaan Miko.
“ Dokter. . bagaimana dengan sahabat saya. . ?” tanya Ikhwan kepada dokter tersebut.
“ Saya sudah berusaha semaksimal mungkin menolong sahabat anda dan Alhamdulillah sahabat anda baik-baik saja. Tapi. . ?” jawab Dokter Febri sambil menghela nafas panjang.
“ Tapi apa dok, ada apa dengan sahabat saya. . ?” tanya balik Ikhwan.
“Sahabat anda akan mengalami kelumpuhan permanen karena kerasnya benturan yang terjadi pada kaki sahabat anda. . “ jawab kembali dokter tersebut sambil berusaha menahan rasa sedih atas apa yang dialami pasiennya itu.
Mendengar kabar itu, Ikhwan tidak bisa menahan rasa sedih juga rasa bersalahnya, karena Miko seperti ini karena Miko berusaha menolong dirinya. Tanpa Ikhwan sadari, air mata mulai jatuh membasahi pipinya. Dan Ikhwanpun langsung terkulai lemas di bangku ruang tunggu.
Melihat Ikhwan seperti itu, salah satu warga yang tadi megantar mereka ke rumah sakit, langsung menepuk-nepuk pundak Ikhwan berusaha memberikan kekuatan atas apa yang sedang ia hadapi sekarang.
***
Tidak terasa, sudah 3 hari Miko di rawat di rumah sakit. Dan Ikhwan bersyukur karena orang tuanya Ikhwan mengatakan bahwa kondisi Miko semakin lama, semakin membaik.
Tapi setelah 4 hari Miko di rawat, Orang tua Miko mengabarkan bahwa kondisi Miko memburuk akibat adanya kerusakan pada salah satu saraf otaknya. Dengan perasaan khawatir, Ikhwan langsung bergegas ke rumah sakit ditemani motornya, dan saat sudah sampai, Ikhwan mendapati orang tua Miko sedang menangis di ruang tunggu. Karena rasa khawatir Ikhwan semain bertambah, akhirnya Ikhwan langsung bertanya kepada orang tua Miko, apa sebenarnya yang sedang terjadi?.
“ Assalamuallaikum bu, pak. . Kenapa ibu dan bapak menangis. . Ada apa dengan Miko. . “ tanya Ikhwan ke orang tua Miko.
“ ‘Alaikumsallam. . Miko. .! “ jawab ibunya Miko singkat.
“ Ada apa dengan Miko bu. . Apa yang terjadi dengan Miko. . ?” tanya kembali Ikhwan ke orang tua Miko.
“ Miko meninggal dunia. . nak. . “ jawab ibu Miko sambil menangis terseguk-seguk.
“ Inalillahi wa Inailaihi raojiun Miko. . Kenapa akhi meninggalkan ana secepat ini. . kenapa. . ?“ ungkap Ikhwan sambil memukul-mukulkan tanganknya ke tembok rumah sakit.
Setelah sekian lama Ikhwan dan orang tua Miko larut dalam kesedihan atas kehilangan orang yang mereka sayangi. Akhirnya orang tua Miko langsung membawa jasad anaknya menuju mobil Ambulance, dibantu oleh suster laki-laki. Sedangkan aku langsung ke parkir rumah sakit untuk mengambil motor.
***
Setelah hampir sejam lebih Ikhwan mengikuti jalannya ambulance tersebut. Akhirnya Ikhwan dan orang tua Miko sampai ker umah sakit dan langsung mempersiapkan pemakaman Miko.
Setelah terlebih dahulu para pelayat datang, akhirnya tepat di jam 10 pagi. Miko langsung di solatkan di masjid terdekat dan langsung dimakamkan.
Saat proses pemakaman selesai. Ibu Miko memberikan Ikhwan sepucuk surat dan 1 VCD Brother yang berisikan lagu-lagu Nasyid.
Assalamuallaikum saudariku. .
Akhi. .ana senang bisa kenal akhi dan bisa bersahabat dengan akhi. . Ana bersyukur karena Allah telah mempertemukan kita. Akhi lagu Nasyid ini adalah ungkapan perasaan ana untuk akhi selama kita bersahabat dan berteman lama. Maafkan ana jika ana telah mempunyai salah ke akhi. Terus berjuang akhi, jadilah hamba Allah yang baik.
Perpisahan
Pertemuan kita di suatu hari
Mengikiskan ukhuwah yang sejati
Bersyukurku ke harkat ilahi
Di atas jalinan yang suci
Namun kini perpisahan yang terjadi
Dugaan yang menimpa diri
Bersabarlah di atas suratan
Ku tetap pergi jua
Reff : Kan ku utuskan salam ingatan ku
Dalam doa kudusku
Sepanjang waktu
Ya Allah
Bantulah hambamu
Mencari hidayah dari padamu
Dalam mendidikan kesabaranku
Ya allah tabahkan hati hambamu
di atas perpisahan ini
Reff 2 : Kan ku utuskan salam ingatanku
Dalam doa kudusku sepanjang waktu
Ya Allah. .
Senyuman yang tersirat di bibirmu
Menjadi ingatan setiap waktu
Tanda kemesraan bersimpu padu
kenangku di dalam doamu
Mencari hidayahTeman
Betapa bidungnya hati ini
Menghadapi perpisahan ini
Pahit manis perjuangan
Telah kita rasa bersama
Semoga Allah meridhoi persahabatan dan perpisahan ini
Teruskan perjuangan
Membaca dan mendengar lagu itu, Ikhwan hanya bisa tersenyum sekaligus sedih. Tapi meskipun begitu, Ikhwan berusaha mengikhlaskan kepergian Miko menuju Allah. Karena Miko sendiri yakin, bahwa Ikhwan dan Miko akan bertemu lagi di Surga Allah.
SEKIAN
Catatan: Tulisan ini adalah tugas menulis cerpen di Kelas Menulis Kreatif Pesantren Media.