SOSOK UMAR BIN KHATHHAB dalam film Omar

Loading

Dalam waktu satu bulan kurang pemutaran film ‘Omar akan selesai. Tiga episode terakhir akan segera diputar.

holifahtuss
Saat kegiatan nonton bareng film “OMAR”. Foto diambil sebelum dan pada saat pelaksanaan nonton bareng.

(05/12) Dengan datangnya bulan Muharram, Pesantren Media mengadakan nonton barengan film ‘Omar bin Khattab. Nonton bareng ini dinamakan “Misbar” yakni Gerimis bubar. Yang tadinya nonton bareng ini diputar di lapangan, namun karena kota Bogor sudah memasuki bulan penghujan jadi nonton bareng ini dialih lokasikan jadi di Masjid Nurul Iman.

Film ditayangkan tiap malamnya dua episode. Flim ini seharusnya dalam waktu 15 sudah selesai, namun karena tiap malam jum’at diliburkan dan ditambah dua malam break karena Ustadz Umar ada keperluan jadi film ini sempat tertunda. Pemutaran pertama pun hanya satu episode.

Film yang dimulai pada tanggal 17 November ini kurang mendapat respon dari warga. Selembaran yang sudah dibagikan pun tidak membuat warga datang untuk menonton film ‘Omar. Pengumuman bukan hanya lewat selembaran tapi juga lewat pemberitahuan langsung pada jama’ah sholat jum’at dan pengumuman di mesjid.

Namun demikian, semangat para santri dan warga yang nonton, tidak menyurutkan niatnya untuk mengetahui bagaimana perjuangan Islam dimasa kekhalifahan ‘Omar. Episode demi episode sudah dilewati. Kini film ‘Omar sudah sampai titik akhir, tiga episode lagi menuju ke Khalifahan ‘Omar bin Khattab.

(05/12) “filmnya seru, asik, apalagi saat peperangannya” ujar Naya salah seorang warga yang rutin menyaksikan film ‘Omar. Film ini bukan hanya asik, namun mengajarkan kita bagaimana Islam itu kuat dan cerdas. Namun sayang, warga komplek Laladon Permai kurang berantusias dengan film yang ditayangkan ini.

Setiap pemutaran episode pertama selesai, santri dan warga yang datang dikasih minum bandrek. Untuk menghilangkan rasa dinginnya malam, apa lagi kalau lagi hujan.  Dipenghujung acara Ustadz Umar mengadakan kuis, siapa yang bisa jawab pertanyaan dikasih beng-beng kadang diganti dengan wafer. Santri akhwat dan ikhwan saling berlomba-lomba untuk mendapatkan hadiah itu. Bahkan Adullah dan Taqi ikut menjawab juga. [Holifah Tussadiah, santriwati angkatan ke-2, jenjang SMA, Pesantren Media]

Catatan: tulisan ini adalah bagian dari tugas menulis reportase di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media

 

 

By Administrator

Pesantren MEDIA [Menyongsong Masa Depan Peradaban Islam Terdepan Melalui Media] Kp Tajur RT 05/04, Desa Pamegarsari, Kec. Parung, Kab. Bogor 16330 | Email: info@pesantrenmedia.com | Twitter @PesantrenMEDIA | IG @PesantrenMedia | Channel Youtube https://youtube.com/user/pesantrenmedia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *