Loading

Hari kedua aku di rumah tanggal 23 juli 2013 desaku begitu gelap bagai kembali ke jaman dulu yang tak ada lampu penerang hanya ada lilin-lilin di setiap rumah bukan karena ingin kembali kejaman dahulu tapi karena di desaku sedang ada angin besar yang membuatpohon palem yang begitu tinggi di kuburan tumbang menimpa tiang listrik dan hasilnya mati lampu karena kabel listriknya putus .

Mati lampu di daerahku  tidak sebentar karena saat kejadin tidak lansung di tangani oleh petugas PLN. Yang anehnya hanya desaku saja yang mati lampu kalau kita bergeser saja ke daerah yang lain pasti terang benderang  karena lampu padam selama tiga hari di desaku shalat tarawihnya hanya menggunakan liin dan alat penerang seadanya masjid di daerahku belum punya diesel.

Karena desaku mengalami mati lampu membuat orang disana melakukan   kegiatanya pada pagi hari karena jika mengerjakanya sudah mulai agak sore pasti sudah gelap gulita dan mati lampu membuat pengaruh yang besar bagi orang yang  shalat tarawih di masjidku bukan hanya satu orang saja yang tidak ikut shalat tarawih tapi lansung berubah tinggal dua shaf perempuan dan dua shaf laki-laki. Hari ke tiga mati lampuseperti biasa kami akan shalat tarawih bersama di masjid saat imam shalat sedangan membacakan surat al-fatihah ayat terakhir sebagianorang  yang shalat tarawih bukanya mengucapkan “AMIN”malahan “ALHAMDULILLAH” karena lampu yang padam hidup lagi jadi semua orang yang sedang shalat tarawih tertawa semua.

Malam takbiran di desaku ramai dipenuhi oleh anak kecil-kecil yang ingin takbiran di masjid. Tahun ini masjidku tidak mengadakan tabir keliling karena berbahaya yang ikut takbir keliling anak-anak kecil yang masih harus di damping oleh orang tuanya jadinya tabiran hanya di masjid. Pagi harinya shalat idul fitri seperti shalat idul fitri tahun lalu di lapangan.  selesai shalat idul fitri aku dan keluargaku terburu-buru cepat pulang karena saudara kembar embahnya embahku meninggal karena penyakit struk.bukan baru-baru embahku terkena struk tapi sudah dua tahun . jadi lebaran pertama aku hanya lebaran di rumah embah sambil jaga rumah kerena semua pergi takziah.[Chairunisa, Santri Angkatan ke-2, Jenjang SMA, Pesantren Media]

By Chairunisa Bayu Parameswari

Chairunisa Bayu Parameswari | Santriwati Pesantren MEDIA, angkatan ke-2, kelas 3 SMA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *