Loading

Oleh: Noviani Gendaga (Santriwati Pesantren Media)

Kata mereka pada malam hari itu :

Kami ditakdirkan beda dari yang lain

Kami juga bernasibkan beda dari yang lain

Entah mengapa bumi ini terlalu sesak untuk kami tinggali

 

Apa tidak ada lagi tempat untuk kami berpijak ??

Apa tidak ada lagi tempat untuk kami menetap ??

Namun semuanya hanya diam membisu

 

JALANAN

Ya , itulah tempat satu-satunya yang bisa kami andalkan

Tempat kami makan

Tempat kami tidur

Sekaligus tempat kami mencari nafkah

Itu semua kami lakukan hanya demi bertahan hidup

 

Kini kami layaknya orang dewasa

Bekerja dari pagi hingga petang

Bekerja , memeras keringat , banting tulang

Tapi , tidak ada yang pernah memperhatikan kondisi kami

 

Kami lelah

Kami penat

Kami bosan

Kami kecewa

Kami sedih sekaligus marah

 

 

 

Walaupun begitu ,

Tetap saja kami tidak pernah di perhatikan

 

Disaat semua merasa hangat

Kami merasa dingin

 

Disaat semua punya rumah beratapkan genteng

Kami hanya punya rumah beratapkan awan dan langit

Disaat semua punya rumah beralaskan keramik

Kami hanya punya rumah beralaskan tanah dan aspal

Saat siang begitu terik

Kami harus rela merasakan sengatan matahari yang begitu panas

Saat hujan turun

Kami harus rela merasakan dingin dan menggigil

Dan kamipun harus merelakan hujan mengguyur baju dan badan kami

 

Kami tau ,

Kami hanya seorang bocah jalanan yang mungkin tidak penting dan tidak berguna

Kamipun tidak diperlukan dimasyarakat

 

Kami tidak bisa sekolah

Kami tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak

Kamipun tidak bisa meneruskan sekolah kami

 

Kami tidak punya seorang Ibu yang bisa menemani kami setiap saat

Kami tidak punya seorang Ayah yang bisa membuat kami tenang

Kami tidak punya seorang saudara yang dapat menemani kami saat sepi

 

MENGAPA TAKDIR KAMI BEDA DARI YANG LAIN ??

MENGAPA NASIB KAMI BEDA DARI YANG LAIN ??

MENGAPA KAMI DICIPTAKAN BEDA DARI YANG LAIN ?

MENGAPA PEMERINTAH BEGITU SERAKAH ??

MENGAPA PEMERINTAH TIDAK MAU MEMBAGIKAN HARTANYA SEDIKIT SAJA ??

Padahal uang seperakpun , itu sudah sangat berharga bagi kami

Namun lagi-lagi semuanya hanya diam membisu

Apa tidak ada jawaban yang layak bagi kami??

Apa tidak ada jawaban yang dapat menenangkan perasaan kami ??

 

Presiden SBY ,

Derita kami tidak sedikit !

Gizi Buruk , Busung Lapar ,

Dan masih banyak lagi derita kami

Yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu

 

Presiden SBY ,

Walaupun kami miskin

Kamipun ingin bahagia dan tersenyum

Kamipun ingin merasakan perdamaian

Bukan malah merasakan ancaman , cacian , makian , bentakan

Akibat semua keterbatasan yang kami punya

Presiden SBY ,

Tolong dengarkan  semua keluhan kami !

Tolong lihat tampang buruk kami !

Apa masih tidak ada perasaan iba sedikitpun dihati bapak ??

Sedangkan bapak sudah memiliki semuanya

 

Bapak bisa beli mobil mewah

Bapak bisa beli rumah mewah

Bapakpun bisa menjadi seseorang yang dipercayai

Tapi kenapa bapak tidak bisa mendengarkan keluhan kami , beban kami , derita kami , dan nasib kami ??

 

Jangankan mobil mewah

Tersenyum dan tertawapun sangat sulit bagi kami

Jangankan rumah mewah

Sebutir nasipun sangat sulit untuk kami dapatkan

 

“KAWAN , ESOK KAMI HARUS BEKERJA LAGI

TOLONG SAMPAIKAN PESAN KAMI KEPADA PRESIDEN SBY, KAWAN .. “

By Administrator

Pesantren MEDIA [Menyongsong Masa Depan Peradaban Islam Terdepan Melalui Media] Kp Tajur RT 05/04, Desa Pamegarsari, Kec. Parung, Kab. Bogor 16330 | Email: info@pesantrenmedia.com | Twitter @PesantrenMEDIA | IG @PesantrenMedia | Channel Youtube https://youtube.com/user/pesantrenmedia

3 thoughts on “Dari Rombongan Bocah Jalanan dalam Mimpiku untuk SBY”

Tinggalkan Balasan ke Pelangi Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *