Kukenalkan temanku yang bernama L. Lawliet. Aku memanggilnya L. Dia adalah orang yang sangat misterius. Tak semua orang tahu tentang dia. Bahkan, jarang ada orang yang tahu nama panjangnya. Kecuali orang tertentu. Orang – orang hanya tahu namanya L. L, seseorang yang bagiku sangat aneh dan rahasia. Aku beruntung bisa mengenalinya, bahkan akrab dengannya. Karena dia sangat susah untuk terbuka. Mungkin jika pertama kali orang yang melihatnya, akan berkata bahwa dia adalah manusia yang tidak normal. Karena sikapnya yang cuek, dan tata cara pakaiannya amat seperti orang yang tidak terurus. Dia hanya memakai celana hitam, dengan kaos putih kemana saja, di mana saja, dan kapan saja. Dia tidak ingin memakai baju selain itu. Padahal, dia memiliki otak yang sangat jenius.
Warna kesukaaannnya adalah putih. Sepertiku, aku juga menyukai warna putih. Sebenarnya, dia adalah orang yang sangat dihormati karena kejeniusannya. Namun dia hanya dikenal secara nama dan kejeniusan saja. Dia tidak pernah menunjukkan identitasnya di media. Jika keluar, dia akan menyatakan nama samarannya. Bukan nama aslinya. Dia mungkin tak ingin banyak yang mengincarnya. Apalagi dia sangat erat sekali dengan kepolisian. Dia adalah tangan kanan dari para polisi yang kesulitan memecahkan kasus. Dan dia, mampu menuntaskan semuanya. Baginya, memecahkan misteri adalah hobi baginya.
L juga orang yang egois dan sangat berambisi. Apapun itu, dia harus mendapatkannya. Mungkin karena hidupnya yang sebenarnya kurang kasih sayang. Dia yatim piatu sejak kecil. Dia selalu betmain sendiri. Maka dari itu, dia sampai sekarang amat menyukai mainan yang memiliki kemampuan berpikir. Seperti puzzle. Kesukaan lainnya dari dia adalah, makan makanan yang manis. Dan dia mampu menghabiskan berapa porsi pun itu. Walaupun nafsu makannya tinggi, dia kurus. Tidak bisa gemuk. Namun dia selalu lapar. Namun katanya, “Jika kamu terus menggunakan otakmu dengan berpikir terus menerus, maka kamu tidak akan gemuk.” Katanya padaku. Ya, aku akui dia bahkan setian waktu berpikir. Jika tidak berpikir tentang kasus, dia akan main puzzle.
Walaupun L adalah orang yang egois dan ambisius, dia sangat mahir dalam mengendalikan emosinya. Jika marah, dia tak pernah terlihat marah. Dia mungkin hanya mengungkapkan kata – kata yang sedikit menyakitkan dengan nada datar. Namun kata – katanya mampu membuat orang merasa terpojok jika berdebat dengannya.
Walaupun dengan seluruh sikap anehnya dan kelangkaannya, dia tetaplah yang sangat hebat bagiku. Aku bangga dan selalu merasa beruntung berteman dengannya. Selalu. Sekian perkenalan saya terhadap teman saya ini.
[Natasha, Kelas 1 SMA, Pesantren Media]