Loading

Tepat di tanggal 26 Oktober 2012 ini, seluruh kaum muslimin di dunia merayakan hari Raya Idul Adha. Salah satunya adalah di kota kelahiranku yakni Cimanggis Depok.

Banyak sekali cerita menarik yang akan ku ukirkan dari pengalamanku saat ini. Tapi, sebelum kalian tahu nih, ikuti dulu yah ceritaku kali ini.

Shalat ID Idul Adha

Shalat Id adalah shalat yang biasa dilakukan di saat hari raya, entah itu hari raya Idul  Adha ataupun Hari Raya Idul Fitri. Dan kali ini, saya akan menjelaskan proses shalat id di tempatku.

Shalat id yang dilakukan di musholla depan rumahku berlangsung dengan rapih. Dimulai dari penataan tempat shalat dan juga ramah-tamah warga yang ada disini. Tapi ada juga yang membuatku sedikit kecewa saat shalat id tengah berlangsung, ada dua orang ibu-ibu yang memutuskan untuk shalat di aspal. Padahal, masih ada tempat yang layak untuk mereka tempati.

Sekian setelah kejadian itu, barulah ada seorang imam sekaligus khotib yang melakukan ceramah yang menurtku kurang jelas cara penyampaiannya yakni Pak Fahmi Toha. Tapi sebelum ceramah dilakukan, beliau menjelaskan dulu seputar hewan qurban yang akan disembelih hari Sabtu nanti, yakni hewan yang akan di qurbankan kali ini berupa empat ekor sapi, lima ekor kambing dan satu ekor domba. Dan sebagian dari hewan tersebut dibeli dari uang patungan para warga. Dan sebagian lagi dari orang lain.

Mengetahui akan hal itu, aku terkaget sekaligus senang saat itu, karena kali ini, aku bisa makan daging sapi dengan ukuran besar. Sedangkan untuk daging kambing, sory dory deh. Aku tidak boleh memakan daging kambing 6 tahun yang lalu akibat penyakit Asma yang aku derita saat ini.

Penyembelihan Hewan Qurban (Sabtu, 27/10/2012)

Ada suatu keanehan dalam proses penyembelihan hewan qurban kali ini, yakni hari Sabtu.

Saat kemarin aku tengah menemani sepupuku belajar motor, banyak warga yang melakukan penyembelihan di hari Jum’at. Sedangkan di tempat aku dilakukan pada hari Sabtu.

Dengan perasaan aneh sekaligus bingung, aku beranikan diriku untuk bertanya dengan kakakku. Dan kakakku mengatakan bahwa, penyembelihan dilakukan hari ini agar tidak bentrok dengan shalat Jum’at. Dan pada saat itulah aku tahu, apa alasan mereka untuk melakukan penyembelihan hari ini.

Penyembelihan dilakukan oleh panitia qurban. Dan ketua panitia qurban kali ini adalah bapakku. Sambil menunggu proses qurban berlangsung, aku memutuskan untuk bermain dengan salah satu sapi yang akan dipotong nanti. Bahkan, karena saking sayangnya aku sama sapi itu, aku beranikan diriku untuk mengusap-usap kepalanya yang tengah tertunduk karena sedang makan. Meskipun jika boleh jujur, aku tidak tega saat melihat sapi itu menangis karena ia mau disembelih.

Tapi untungnya, aku bisa berlama-lama bermain dengan sapi itu karena sapi itu masih lama dipotongnya. Tentunya, setelah kambing-kambing sudah selesai di potong.

Sambil menunggu giliran untuk sapi itu, aku memutuskan untuk melihat proses penyembelihan kambing. Sampai saat aku tengah serius melihat kambingnya itu di sembelih, ada dua ekor kambing yang kawin dan membuat kami semua tertawa saat melihatnya. Tapi, semua itu tidak berlangsung lama, karena salah satu dari kambing itu sudah disembelih dan membuat kambing satu lagi kesepian. Meskpiun ujung-ujungnya, kambing itu disembelih juga. Sekian setelah kejadian itu, kamipun kembali tertawa saat ada seorang bapak-bapak terciprat air selang yang putus. Awalnya, bapak itu santai saja saat ingin membenerkan selang air itu, tapi, saat ada salah satu bapak yang menyalahkan airnya, bapak itupun terciprat sampai bajunya basah.

Lanjut lagi.

Keenam kambing sudah selesai untuk dipotong, dan itu artinya aku harus merelakan sapi kesayanganku untuk dipotong. Sambil mengusap kepala sapi itu, aku tidak henti-hentinya melihat mata sapi itu yang mulai terlihat air matanya. Mungkin pada saat itu, ia mulai menyadari jika ia akan segera dipotong untuk qurban.

Tapi, meskipun begitu. Akupun tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa mendoakan sapi itu agar kelak masuk surga, begitupun sapi lainnya. Karena bagiku, sapi-sapi itu sudah mengorbankan dirinya untuk membantu masyarakat yang kurang mampu.

Proses pertama

Sapi putih adalah sapi yang pertama kali dipotong. Tentunya, sapi itu dipotong dengan seorang tukang jagal yang memiliki pisau sangat tajam. Padahal, ukuran pisau dengan sapi itu jauh beda, yakni kecil.

Tapi tajamnya itu loh, baru sekali sapi itu dipotong, darah mengucur deras dari bagian leher sapi itu. Bahkan, ada juga darah sapi yang muncrat sampai mengenai tukang jagal dan panitia yang membantu.

Dan yang lebih hebat lagi nih, pemotongan sapi tersebut memerlukan sebelas orang untuk memegang sapi itu. Beda dengan kambing yang hanya berjumlah lima orang.

Lanjut. .

Keempat sapi itu sudah selesai disembelih setelah jam menunjukkan pukul sepuluh siang. Salah satunya sapi kesayanganku. Setelah semua sapi sudah selesai disembelih, panitia qurban melakukan pengulitan sapi. Sedangkan kambing sudah selesai dikuliti dan tinggal di masuk-masukkan ke plastic.

Kambing
Sapi

Barulah saat semuanya sudah selesai dikuliti dan diplastik. Panitia memanggil warga yang sudah mengantri sedari tadi di lokasi. Dan itupun berlangsung sampai jam menunjukkan pukul dua siang karena cuaca mulai mendung.

Sekian laporan idul adha 1433 H di kota tercintaku ini. Semoga apa yang aku sampaikan ini bisa bermanfaat untuk kalian  semua. [Novia Handayani, santriwati angkatan ke-1, jenjang SMA, Pesantren Media]

Catatan: tulisan ini adalah bagian dari tugas menulis di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media

By Farid Ab

Farid Abdurrahman, santri angkatan ke-1 jenjang SMA (2011) | Blog pribadi: http://faridmedia.blogspot.com | Alumni Pesantren MEDIA, asal Sumenep, Jawa Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *