Loading

Masjid Nurul Iman adalah tempat ibadahnya umat muslim, letaknya di dalam Komplek Laladon Permai . Mesjid sederhanana ini tidak hanya digunakan untuk sholat saja lho! Masjid Nurul Iman ini juga sering dijadikan tempat diskusi, pengajian ibu-ibu, serta berbagai kegiatan belajar-mengajar juga dilakukan di masjid yang tidak terlalu besar ini.

Tapi sayang, walau sering dipergunakan untuk berbagai kegiatan, masjid berukuran mini di kawasan komplek Laladon Permai ini, sering dimasuki binatang seperti; lintah, tikus, kelabang  dan yang lainnya.

Ini dapat diketahui dengan adanya kotoran-kotoran hewan di dalam ruangan masjid saat shubuh. Hampir setiap hari saya melihat Pak Naryo membersihkan masjid tapi tetap saja kotoran itu ada dan terus terlihat ketika shubuh.

Mungkin hewan-heewan itu datang pada malam hari saat lampu-lampu masjid telah dimatikan. Mereka masuk dari celah-celah masjid, entah itu dari ventilasi-ventilasi masjid atau bisa jadi dari lubang-lubang yang tidak terdeteksi oleh petugas masjid.

Kotoran-kotoran hewan yang berkeliaran pada malam hari saat lampu masjid dimatikan lumayan banyak. Tidak hanya satu atau dua, setiap shubuh kamu bisa menemukan kotoran yang berbentuk seperti Choco Chip ini lebih dari sepuluh. Baik itu kotoran tikus, cicak atau bahkan kotoran hewan yang lainnya.

Salah satu yang menyebabkan banyaknya Choco Chip di Masjid Nurul Iman saat shubuh adalah letak masjid yang bersebelahan langsung dengan tempat pembuangan sampah. Selain itu, salah satu sisi masjid ini bersebelahan langsung dengan kuburan umum sedangkan sisi yang lainnya halamanan kecil yang kurang dimanfaatkan warga.

Walau banyak Choco Chipnya, masjid ini tetap digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas mulai dari sholat, pengajian ibu-ibu sampai kegiatan belajar mengajar. Tapi, sebelum berbagai aktivitas itu dilakukan. Masjidnya tentu dibersihkan dulu dong! Kalau enggak, nanti orang yang di masjid bisa batal sholatnya karena pakaiannya terkena kotoran.

Berhubung yang membersihkan masjid cuma ada satu orang yaitu Pak Naryo dan belum ada Pak naryo yang lainnya, jadi harap dimaklumi. Soalnya Pak Naryo juga manusia, dia butuh istirahat. Dan lagi pula tidak ada yang bisa bergadang setiap malam. Kan siangnya pada sibuk dengan aktivitas atau kegiatan masing-masing.

Mungkin, akan lebih baik jika tempat pembuangan sampah yang terletak di belakang masjid dipindahkan ke suatu tempat yang jauh dari masjid dan juga tidak terlalu dekat dengan rumah warga. Kasihan kan kalau masjid atau  rumah-rumah warga dimasuki hewan-hewan kecil  dan kemudian meninggalkan kotoran-kotoran yang berupa Choco Chip? (sedikit pendapat saya).

 

Masjid Nurul Iman adalah tempat ibadahnya umat muslim, letaknya di dalam Komplek Laladon Permai . Mesjid sederhanana ini tidak hanya digunakan untuk sholat saja lho! Masjid Nurul Iman ini juga sering dijadikan tempat diskusi, pengajian ibu-ibu, serta berbagai kegiatan belajar-mengajar juga dilakukan di masjid yang tidak terlalu besar ini.

Tapi sayang, walau sering dipergunakan untuk berbagai kegiatan, masjid berukuran mini di kawasan komplek Laladon Permai ini, sering dimasuki binatang seperti; lintah, tikus, kelabang  dan yang lainnya.

Ini dapat diketahui dengan adanya kotoran-kotoran hewan di dalam ruangan masjid saat shubuh. Hampir setiap hari saya melihat Pak Naryo membersihkan masjid tapi tetap saja kotoran itu ada dan terus terlihat ketika shubuh.

Mungkin hewan-heewan itu datang pada malam hari saat lampu-lampu masjid telah dimatikan. Mereka masuk dari celah-celah masjid, entah itu dari ventilasi-ventilasi masjid atau bisa jadi dari lubang-lubang yang tidak terdeteksi oleh petugas masjid.

Kotoran-kotoran hewan yang berkeliaran pada malam hari saat lampu masjid dimatikan lumayan banyak. Tidak hanya satu atau dua, setiap shubuh kamu bisa menemukan kotoran yang berbentuk seperti Choco Chip ini lebih dari sepuluh. Baik itu kotoran tikus, cicak atau bahkan kotoran hewan yang lainnya.

Salah satu yang menyebabkan banyaknya Choco Chip di Masjid Nurul Iman saat shubuh adalah letak masjid yang bersebelahan langsung dengan tempat pembuangan sampah. Selain itu, salah satu sisi masjid ini bersebelahan langsung dengan kuburan umum sedangkan sisi yang lainnya halamanan kecil yang kurang dimanfaatkan warga.

Walau banyak Choco Chipnya, masjid ini tetap digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas mulai dari sholat, pengajian ibu-ibu sampai kegiatan belajar mengajar. Tapi, sebelum berbagai aktivitas itu dilakukan. Masjidnya tentu dibersihkan dulu dong! Kalau enggak, nanti orang yang di masjid bisa batal sholatnya karena pakaiannya terkena kotoran.

Berhubung yang membersihkan masjid cuma ada satu orang yaitu Pak Naryo dan belum ada Pak naryo yang lainnya, jadi harap dimaklumi. Soalnya Pak Naryo juga manusia, dia butuh istirahat. Dan lagi pula tidak ada yang bisa bergadang setiap malam. Kan siangnya pada sibuk dengan aktivitas atau kegiatan masing-masing.

Mungkin, akan lebih baik jika tempat pembuangan sampah yang terletak di belakang masjid dipindahkan ke suatu tempat yang jauh dari masjid dan juga tidak terlalu dekat dengan rumah warga. Kasihan kan kalau masjid atau  rumah-rumah warga dimasuki hewan-hewan kecil  dan kemudian meninggalkan kotoran-kotoran yang berupa Choco Chip? (sedikit pendapat saya).

[Nurmaila Sari, santriwati angkatan ke-2, jenjang SMA, Pesantren Media]

By nilam

Ilham Raudhatul Jannah, biasa disapa Neng Ilham | Santriwati Pesantren MEDIA angkatanke-1, jenjang SMA | Alumni tahun 2014, asal Menes, Banten | Twitter: @senandungrindu1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *