Nasehati Dia #3
Angin berhembus lembut menyapa hari. Matahari tersenyum manis menyinari dunia. Anak-anak bersekolah dengan semangat pagi. Embun pagi pun berlarian di atas daun talas. Pagi ini kunikmati dengan hati yang berbunga-bunga.
[Menyongsong Masa Depan Peradaban Islam Terdepan Melalui Media]
Angin berhembus lembut menyapa hari. Matahari tersenyum manis menyinari dunia. Anak-anak bersekolah dengan semangat pagi. Embun pagi pun berlarian di atas daun talas. Pagi ini kunikmati dengan hati yang berbunga-bunga.
“Dinda, kau tahu tidak perasaanku saat ini” Tanya Anita polos kepadaku. aku tertegun mendengar pertanyaannya yang tiba-tiba begitu. Aku yang sedang asik dengan laptop dipangkuanku mengerjakan tugas yang cukup banyak.
Angin yang berhembus lembut, cukup untuk mendatangkan kesejukan. Terutama pada hati perempuan cantik bernama Anita yang tengah berjalan-jalan di sekitar hutan kecil di pinggir sungai. Seolah ingin ikut serta, mata…
aku melihat di sekililing halaman depan rumah. ternyata tak ada orang sama sekali. “aaaaaaaaa…” suara teriakan yang begitu cempreng terdengar tepat di telangku, bulu kuduk mulai berdiri. aku mulai lari…
Aku terdiam dan berfikir sejenak untuk apa papa memberi ibu itu sebuah villa dan kebun? Taulah aku bingung. “mengapa kamu membawa koper dan tas, kamu ingin pergi kemana?” tanya ibu…
“kamu tidak pantas tinggal disini” ucapan kasar itu membuat aku ingin marah bercampur dengan tangisan. Aku hanya diam menatap kerah dia dengan tatapan tajam. “cepat! Lebih baik kamu pergi dari…