Loading

Liputan Khusus Diskusi Aktual Pesantren Media, Rabu, 3 Oktober 2012

 

Hm, cukup membuat aku kaget, tiba-tiba aku ditunjuk untuk kembali menjadi notulen.Karena semenjak ajaran baru aku diistirahatkan, eh bukan, mungkin lebih tepatnya menunggu giliran.

Menjadi notulen itu bagiku cukup menantang.Karena bukan hanya harus konsentrasi tapi juga harus fokus mendengar dan mengingat hal-hal penting yang baru diucapkan atau dikemukakan moderator dan peserta diskusi.Dilain sisi aku merasa beruntung karena teknologi yang semakin canggih membantuku mendapatkan data-datanya dengan merekam.Tidak begitu penting sih, tapi seenggaknya untuk jaga-jaga saja jika aku kekurangan data untuk menulis hasil diskusi actual.

Seperti biasa, topik yang dibahas selalu dan pasti yang sedang hangat-hangatnya diberitakan dan dibicarakan. Yaiyalah kan namanya juga “Diskusi Aktual”. Heheh..

Kali ini dibahas topik tentang “Buruh Berdemo”.Sayang sekali aku tidak tahu berita ini dari awal.Tahu kalau buruh unjuk rasa juga diberitahu oleh salah satu teman kamarku.Aneh ya, seharusnya orang media tahu segala berita.Aku malah nggak.Tapi ya sudahlah, menyesal selalu belakangan.

Sebelum diskusi dimulai, Ustadz Umar sebagai moderator diskusi, sambil menunggu kedatangan ustadz O.sholihin, mengumumkan nilai matematikayang  tertinggi. Dalam hati aku bergumam, “kalau ada syifa, pasti dia lagi santri akhwat yang tertinggi nilai matematikanya.”Sayang syifa sudah tidak ada lagi di pesantren media.Dia pindah ke brebes di tempat pesanten adiknya.

Tak lama kemudian Ustadz O.Sholihin datang.Akhirnya diskusi actual dimulai.Tanpa basa-basi Ustadz Umar mempersilakan peserta diskusi untuk bertanya.

“Akhwatnya dulu, nanti kalau sudah selesai dijawab baru ikhwannya,” kata Ustadz Umar kepada semua peserta ikhwan.

Pertanyaan dari akhwat terkumpul 10 petanyaan.Kali ini aku nggak mengajukan pertanyaan.

“Tadi yang ngacung pertama siapa? Coba Maila, apa pertanyaannya?” Kata Ustadz Umar.

“Mengapa Kaum buruh memilih bunderan HI untuk berdemo?”Maila tegang.

Kemudian giliran Teh Dini bertanya,” Apa yang terjadi pada peristiwa unjuk rasa ini dan apa yang dituntut mereka?” Teh Dini bersemangat

Tak mau kalah Rani pun mengajukan pertanyaannya,” apa tindakan perusahaan setelah melihat buruh berdemo, apakah gajinya dinaikkan atau tidak?”

Teh Ira yang berada dibelakangku pun bertanya,” Apa pengaruhnya bagi produksi perusahaan dan apa yang dimaksud dengan outsourcing?”

Setelah Teh Ira selesai mengajukan pertanyaannya, giliran Teh Novia,” Apa penyebab buruh berdemo? Dan apa yang harus dilakukan pemerintah?”

“Kenapa pemerintah nggak menggubris padahal udah tiap tahun dan kenapa nggak ada perubahan?”Via langsung mengajukan pertanyaannya.

Dan terakhir anak SMP yang dipersilakan untuk mengajukan pertanyaannya, langsung tiga orang mengacungkan tangannya, diantaranya adalah Wigati, dengan pertanyaannya,” Kenapa buruh berdemo?” kemudian disusul Putri yang bertanya,” emang demo berasal dari mana?”Selanjutnya giliran Siti bertanya,” Demo tersebar diberapa tempat?”

“Baik pertanyaan dari akhwat sudah terkumpul, ikhwan nanti aja ya, simpan dulu, kalau pertanyaan-pertanyaan akhwat sudah dijawab semua,” Kata Ustadz Umar kepada Santri Ikhwan.

“Okeh!Pertanyaan dari Putri dulu ya? Demo itu asalnya dari mana? Ada yang tahu?”Ustadz Umar bertanya pada kami semua.Tapi semuanya diam. Tadinya Teh Dini mau menjawab tapi ternyata jawaban Teh dini bisa ditebak oleh Ustadz Umar.

“Mau jawab Demos ya? Bukan.Demos  yang dimaksud demokratos kan? Bukan itu, demos artinya rakyat dan kratos pemerintahan, tapi ini demonstrasi-turun ke jalan” Ustadz Umar berhenti sejenak.

“Ayo siapa yang bisa jawab?”Ustadz Umar menatap kami bergantian.Karena tidak ada yang menjawab akhirnya beliau juga ujung-ujungnya.

“Sebenarnya ada dua versi.Kalau demonya dalam bentuk turun ke jalan lalu menuntut sesuatu asalnya dari Negara sosialis.Pada abad pertengahan 19 masehi di Eropa Barat lagi banyak yang namanya muncul kapitalis-kapitalis baru. Sehingga yang tadinya pabrik memakai tenaga orang diganti oleh mesin, akhirnya banyak yang di PHK karena tenaga manusia sudah tidak dipakai lagi kan, semuanya sudah pakai mesin? Karena itulah akhirnya tejadi gejolak buruh. Mereka melakukan protes dengan cara turun ke jalan, membawa spanduk-spanduk yang berisi kecaman mesinisasi pabrik-pabrik. Yang sebelumnya menggunakan tenaga manusia lalu diganti dengan mesin-mesinnya.” Papar Ustadz Umar.

“Contohnya, dulu di daerah pertanian, menggarap sawah pakai sapi atau kerbau.Tapi sekarang sudah sangat jarang, biasanya memakai traktor.Malahan di Amerika menggarap sawah bisa dilakukan oleh satu orang dengan mesin itu.”Lanjutnya.

“Ada yang tahu kapan hari buruh?”Mendadak Ustadz Umar bertanya itu.Kemudian aku menjawab tanggal 1 Mei.

“Ya hari buruh tanggal 1 mei. Untuk lebih jelasnya kalian buka situs may day. Nah itu nanti  awal turunke jalan seperti itu. Lalu demo-demo itu dipakai juga oleh selain buruh juga.Islam juga pernah turun ke jalan tapi caranya tidak seperti itu. Turun ke jalan rame-rame disebelah kiri Umar bin Khoththob, disebelah kanan Hamzah bin Abdul Mutholib, 2 orang jawara, lalu mereka jalan dari darul arqam menuju  ka’bah, sambil meneriakkan dua kalimat syahadat. Pada saat itu jumlahnya sekitar 54 orang yang sudah masuk islam yang perempuan dan laki-laki sekitar 47an yang masuk islam. Hamzah jago panah dan Umar jago gulat.Kalau pedang standar ya? Semua orang arab bisa pedang. Nah itu ya awal mula demokrat dalam islam. Sebenarnya bukan demo tapi menyampaikan keberanian mereka dan mengawali fase berikutnya, yang sebelumnya fase sembunyi-sembunyi ke fase terang-terangan. Itu terjadi setelah umar masuk islam. Sehingga sahabat Abdullah bin Mas’ud menyatakan,” masuk islamnya umar adalah rahmat, dulu kita tidak pernah berani sholat dan berdakwah di sekitar ka’bah, setelah Umar masuk Islam kami berani sholat dan berdo’a di sekitar ka’bah.”Papar Ustadz Umar mengakhiri menjawab pertanyaan dari Putri ini.

“Baik pertanyaan selanjutnya dari siapa?”Ustadz Umar minum air jahenya.

Kemudian giliran pertanyaan Siti yang dijawab. Kata Ustadz Umar, sebenarnya pertanyaan ini tidak penting. Tapi nggak apa-apa dijawab juga.

“Di mana-mana, di Jakarta, di Bogor, di daerah-daerah besar. Terutama di Jababeka. Di mana lagi? Di Sidoarjo-Surabaya, di Bandung selatan-Jawa Barat, di Tangerang-Banten. Kalau di luar Jawa nggak terlalu banyak,” kata Ustadz Umar.Ternyata pendapat yang terakhir ini mendapat protes dari teman di samping aku duduk.

“Nggak kok di Samarinda juga,” bisiknya setengah sewot.

“Nah kenapa dibunderan HI?Silakan musa?”Mungkin Musa bengong, mungkin juga menjawab, aku nggak dengar juga nggak lihat. “Hahah..”Ustadz Umar ketawa.Kami Cuma mesem aja.

“Nggak ada yang bisa jawab?”Ustadz Umar menatap kami satu-persatu.

“Abi! Abi! Aku tahu, aku tahu! Karena dekat Tv One.Kalau misalnya di kampung nggak bakal didenger!”Teriak Anak kecil di balik tembok (Ikhwan dan Akhwat di pisah).Kami kenal suara itu.Abdullah, Putra kedua Ustadz Umar.Dia memang selalu semangat.

“Pintar! Hahah..”Ustadz Umar tertawa. Entah apa yang lucu.

“Tahu nggak apa yang dimaksud Abdullah?”Tanya Ustadz umar pada kami.

“kantor penjaranya kan dekat bunderan HI, sementara kantor pemancarnya dekat pulogadung kalau ada orang deket stasiun tv paling gampang dishootnya. Disitu juga tempat strategis, soalnya dari bunderan HI itu dekat ke monas.”

“Udah semua ya?Sekarang tinggal pertanyaan-pertanyaan yang penting?Kenapa buruh itu berdemo? Tadi ada yang bertanya seperti itu kan? Siapa tuh yang bertanya itu?”

“Wigati!” Aku menyebutkan nama salah satu peserta diskusi yang bertanya itu.

“Disambung pertanyaan dari Dini, apa yang dituntut? Terus tadi ada yang bertanya,” apa itu outsourcing? Tadi dibacanya gimana?Hawari gimana dibacanya?” Ustadz Umar  bertanya pada Hawari bagaimana cara membaca outsourcing.

“Baik, yang pertama kenapa berdemo?Karena terkait dengan tuntutannya tadi.Kalau penghapusan outsourcing itu adalah tujuan mereka.Tapi kenapa berdemo?Supaya menarik perhatian.Kalau orang ngomong di media belum tentu didengar, tapi kalau turun ke jalan, apalagi sampai menyetop kendaraan, terus jalan diblokir, sampai macet berjam-jam, pasti akan didengar.”

“Apa tuntutannya?Yang tadi ya, yang barusan dijawab yaitu untuk mengahapus system outsourcing. Dan apa outsourcing? Ini pertanyaan dari Ira ya?Adalah penggunaan sumber daya dari luar, ini secara bahasanya.Siapa yang bisa menjelaskan apa itu outsourcing?”Pertanyaan ini dilempar pada kami semua.Tentu saja kami, khususnya aku tidak tahu.

“Coba Yasin! Apa itu outsourcing?”Yasin menjawab,”system kerja kontrak,” begitulah kira-kira yang aku dengar.Karena samar-samar.

“Outsourcing itu adalah penggunaan SDM untuk dipekerjakan disebuah perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Sehingga ketika habis masa kontraknya dia akan dilepas. Nah itu dari segi definisinya.Bagi perusahaan itu lebih memudahkan ketika dia memerlukan tenaga baru, tapi dalam batas kerja.Misalnya selama dua tahun.Setelah itu dia harus berhenti.Sementara dari sudut pekerja tentang outsourcing sangat merugikan mereka.Kenapa?Karena mereka ingin bekerja selama-lamanya, menjadi karyawan tetap.Dan biasanya ingin mendapatkan pension. Dan terakhir apa tuntutannya? Yaitu menghapuskan sisstem outsourcing,” Papar ustadz Umar panjang lebar.

“Ya itu ya!Dan bagaimana dengan pemerintah? Ngikutin berita nggak, itu di tv ada teks linenya, di situ SBY mengatakan kepada menteri ketenagakejaan dan tranmigran agar memenuhi tuntutan buruh. Jadi kayaknya SBY ingin menarik simpati para buruh. Lalu apa kata menakertrasn dia juga bingung cara melawan pengusaha-pengusaha.” mungkin dalam hati kami berkata hal yang sama. “gimana mau nonton, televisinya aja rusak. Kalau dipondokan Ikhwan sih ada televisinya.”

“Dan terakhir pertanyaan dari akhwat? Apakah perusahaan akan menaikan upah buruh dan apakah demo ini  akan menghambat produksi? Dan jawabannya yaiyalah, kalau buruh berhenti, pada turun, pada meliburkan diri  pasti produksi mereka akan berkurang atau menurun dan mungkin akan bangkrut. Siapa yang akan mengoprasikan? Mana mau cukong-cukongnya turun ke bawah”

“terus tadi pertanyaannya, apakah perusahaan akan menaikan upah? Ini berhungan dengan tadi outsourcing dan kenaikan upah. Berapa UMPnya? Kalau dulu ada UMR.Tergantung ya.Faktanya biasanya nggak.Karena menaikan upah itu bagi perusahaan sangat berat. Kalu perusahaannnya itu pengeluarannya lebih besar daripada pemasukannya pasti perusahaan itu nggak akan menaikkan upah. Biasanyaa perusahaan itu menggaji pekerjanya berdasarkan UMP.Di Jakarta UMPnya Rp. 1.500.000.di Bogor Rp. 1.325.000.

Akhirnya pertanyaan dari akhwat selesai semuanya dijawab.Sekarang giliran ikhwan yang bertanya.Hanya dua orang yang mengajukan pertanyaannya.

Pertama Anam menanyakan,” selain menuntut outsourcing mereka juga menuntut system jaminan sosial.Apa system jaminan social?”

Kedua Hawari menanyakan,” kenapa Indonesia lebih memilih jadi buruh dibandingkan menjadi warausahawan?”

“Silakan ada yang mau jawab pertanyaanya Anam?” Kata Ustadz Umar.

“Contohnya jamsostek, bentuknya asuransi jiwa,” Teh Dini menjawab.

“Sebenarnya ini masuk bagaimana islamnya.Jadi yang dituntut oleh buruh juga dituntut oleh semua warga Negara.Seperti dijamin pendidikan dan ksehatan. Memang seharusnyaa jaminan itu diberikan Negara ke seluruh warga bukan  perusahaan yang memberikan jaminan ke karyawan. Cara menjaminnya dengan cara tadi, tempat pengobatan digratiskan, mulai dari penyakit yang berta panu hingga jantung penyakit yang berat, dijamin oleh Negara. Dan itu hak semua warga Negara.”

Pendidikan Gratis

Negara yang menanggung seluruh biaya pendidikan.Termasuk keselamatn jiwa. Contoh: ada yang ditusuk. Dikasih 3 alternatif: memaafkan, membayar diyat 100 ekor unta, 40 unta dalam keadaan bunting dan terakhir dibunuh.

Jaminan hari tua (pensiun)

Seharusnya jaminan hari tua nggak ada.Negaara yang menjamin. Di masaa Ali bin Abi Tholib ada seorang Yahudi ngemis. Dalam islam nggak boleh mengemis, “waktu muda aku kaya, orany islam mengambil jizyah dari aku, sesudah tua aku dibiarkan seperti ini,” Ali marah.

Transportasi

Harusnya angkot-angkot digratiskan.Dibayar angkotanya oleh pemerintah.Ketika di jaman Umar, ada rumah makan tepung dan ini sengaja disediakan untuk musafir.

Tuntutan dalam islam itu tidak ada. Tidak ada persengketaan upah.Kaena sudah ada akad.

“Sekarang giliran pertanyaan Hawari, ada yang mau menjawab?”

“pendidikan di masa Belanda yang terlalu enak dan ini penyebabnya,” kata Teh Dini.

Kalau dalam islam aqidahnya harus kuat-masalah rizki. Pertama keberranian.Selama ini warga Indonesia tidakk dikuaatkan aqidaahnya dalam masalah rizki. Kalau dia pantang menyerah dia akan kuat. Dan ketika dia bertaqwa lalu tanpa mencurangi orang lain maka Allah akan memberikan jalan keluarnaya. Dan itu ada dalam Al-Quran,” Mintalah kepadaKu, pasti akan diberi,”- ‘ud’uni astajib lakum”. [Ilham Raudhatul Jannah, santri angkatan 1 Pesantren Media]

Catatan: tulisan ini adalah bagian dari tugas menulis reportase di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media

By nilam

Ilham Raudhatul Jannah, biasa disapa Neng Ilham | Santriwati Pesantren MEDIA angkatanke-1, jenjang SMA | Alumni tahun 2014, asal Menes, Banten | Twitter: @senandungrindu1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *