Loading

Kupijak kau, kau kuinjak

Bernafas dengan udara yang kau keluarkan lewat mulut-mulut daun

Dari mana daun berasal?

Ia berasal dari pohon yang kau tumbuhkan gagah dengan tanahmu

Lalu…

Lau kau alirkan air dari dataran tinggi menuju bawah, dengan gravitasi yang kau miliki

Kau tiupkan angin sejuk ketika kepadatan udara menjadi ringan di sekelilingku

Kau biarkan mentari menembus menghangati kami dengan atapmu yang terbuka

Kau biarkan kami rasakan semua detail itu dalam setiap suka dan duka

Atas izin Allah, kau lakukan itu semua

 

Tapi kami, manusia, lupa akan nikmat Allah melalui dirimu

Kami merusakmu, mengeksploitasimu hingga batas yang parah

Membabi buta menebas hutanmu tanpa kenal arah

Memeras menguras tiada sudah

 

Lalu kudengar kau merintih

Wahai manusia sadarlah

Lihatlah apa yang telah kalian perbuat pada makhluk Allah ini

Kalian sakiti aku dengan keji, seperti kalian tidak punya hati

Berhenti, berhenti…!

 

Hai manusia, ingatlah, nikmat itu untuk disyukuri dan bukan disiakan

Nanti engkau menghilangkan keseimbangan alam kami, baru kalian rasakan

Betapa nikmat Allah yang besar ini telah kalian acuhkan

Kalian yang akan merasakan akibat perbuatan kalian

Tak hanya di dunia, namun juga di hari pembalasan

 

Wahai manusia…

Sadarlah, sadarlah

[Hawari, santri angkatan kedua di SMA Pesantren Media]

By Hawari

Hawari, santri angkatan ke-2 jenjang SMA di Pesantren Media | Blog pribadi: http://downfromdream.tumblr.com | Twitter: @hawari88

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *