Aku memejamkan mata di balik selimut merah muda yang dipenuhi bunga-bunga kecil.
“Viny!” seseorang memanggil namanya, Viny segera menoleh ke belakang dan mengerutkan alis tebal miliknya “siapa dia?” ucap Viny berbisik hampir tak terdengar. Ia melihat seorang dengan jubah putih bersih rapih, lalu orang itu mendekat dan mengulurkan tangannya, Viny menjauh, menghindar dari orang asing yang aneh itu, dengan perlahan orang itu menghilang.
Viny melihat sekitar, ia melihat sahabatnya duduk di pinggiran sungai kecil dengan sweeter coklat dan celana panjang miliknya “Nadin” Nadin menoleh kearahnya tanpa berkata apapun. Nadin berdiri dan mengahampiri Viny “sedang apa kamu disini?” tanya Viny dengan kaku. Karena sudah lama ia tak bertemu dengan sahabatnya Nadin, Nadin hanya diam menatap tajam kearah Viny “hei Nadin, apa kamu masih mengingatku?, aku Viny sahabatmu” lagi-lagi Nadin tidak menghiraukannya, Nadin hanya diam dan menatap tajam kearah Viny “kamu jahat!” kata itu tiba-tiba keluar dari mulut Nadin begitu saja
“apa maksudmu?” Viny mengerutkan alisnya, tidak mengerti apa yang diucapkan Nadin “iya kamu jahat, kamu udah niggalin aku begitu saja” ucap Nadin sambil meneteskan air mata. Dan lagi-lagi Viny tidak mengerti apa yang diucapkan Nadin. Nadin langsung berlari kencang “Nadiin..Nadin, kita belum selesai bicara, aku tidak mengerti apa maksudmu tadi?”
“Viny..Viny bangun nak, kita shalat dulu yuk!” terdengar suara lembut mama “oh tidak. Ternyata itu hanya mimpi” Viny menghela nafas lega. Ia langsung shalat dan mandi. Viny masih mengingat mimpinya tadi. ia langsung menelpon Nadin, Viny menekan no nadin satu-persatu, ia langsung manaruh telfonnya di telinga “maaf nomer yang andan tuju sedang tidak aktif”
“ha? Nggak aktif, mungkin nadin ganti nomer kali ya. Tapi kok dia nggak bilang ke aku ya kalo ganti nomer” Viny bergumam. Akhirnya Viny memutuskan untuk kerumah Nadin. “kamu mau kemana nak?” tanya mama sambil baca majalah di sofa “aku mau ke rumah Nadin dulu ya ma” mama terdiam dan menunduk “ma..maafkan mama ya nak”
“ada apa ma?, kenapa tiba-tiba mama minta maaf sama Viny?” aku heran, tidak mengerti maksud mama “sini nak, mama mau cerita sama kamu” aku segera duduk di sofa sebelah mama “cerita apa ma?” “sebenernya mama sudah lama mau ceritain sama kamu, tapi mama nggak tau gimana cara nyeritain ke kamu” aku makin penasaran, “apakah ini ada hubungannya sama Nadin?” tanyaku, mama tidak menjawab pertayaanku
“seminggu yang lalu Nadin dan adiknya pergi ke gunung. Ia nginap di tenda, hari itu udara sangat dingin. Dan Nadin lupa membawa obat asma nya. Saat di gunung asma nadin kambuh,adiknya berusaha meminta pertolongan kepada orang lain,tapi sayangnya tidak ada siapapun disitu hanya ada adik nya dan nadin. Walhasil Nadin tidak bisa diselamatkan” air mata Viny terjatuh, ia tidak bisa berkata apapun lagi. Viny segera lari ke kamar “kamu yang jahat Nadin, kamu yang udah ninggalin aku bukan aku, tapi kamu!” teriak Viny. Ia hanya bisa menagis “maafkan aku Nadin aku tidak bisa melihatmu sebelum kamu pergi”