Loading

Guys, tanggal 15 April kemarin hari terakhir UN bagi pelajar SMA Negeri dan Swasta. Gimana rasanya? Hmm, mungkin rasanya kayak bebas dari sesuatu yang menyandera kamu sebelumnya ya? Kayak jarum yang baru keluar dari tumpukan jerami kali. Haha! Well, sebenernya penulis prihatin banget melihat euforia para pelajar usai menjalani UN. Berbagai eforia itu bahkan sudah jadi budaya. Gimana nggak prihatin, coba deh perhatikan di sekelilingmu. Banyak pelajar yang hura-hura dan coret-coret seragam sekolah. Kalo anak TK sih wajar ya coret-coret. Lah ini, seragam yang udah nemenin selama belajar di sekolah malah dicoret-coret nggak jelas. Kasian si seragam, dulu yang disayang sekarang penuh dengan warna dan tanda tangan. Hiks, hiks… Padahal pihak sekolah sudah melarangnya. Aksi coret-coret ini bahkan bisa jadi brutal bin kriminal misalnya melakukan penjarahan kepada PKL (pedagang kaki lima).

Aksi konvoi dan ugal-ugalan di jalan raya juga banyak dilakukan pelajar yang baru selesai UN. Rabu (15/4/2015) sejumlah pelajar SMA di Medan berkonvoi di jalan raya hingga bikin macet dan mengganggu ketertiban lalu lintas. Aksi ugal-ugalan itu juga membahayakan pengguna jalan lain. Polisi nggak tinggal diam. Akhirnya, sebanyak 32 sepeda motor tanpa surat-surat diamankan, 52 unit lainnya termasuk STNK atau SIM ditilang dan 80 set teguran. (Jurnal Asia, Kamis 16/4/2015)

Berbeda dengan pelajar SMAN 4 Siantar yang berfoto selfi menggunakan tongkat eksis (tongsis). Salah seorang di antara mereka bilang, “Udah nggak jamannya coret-coret. Sekarang foto-foto selfi.” Hal lain yang juga dilakukan pelajar usai UN adalah mengunjungi objek wisata, berkumpul di warung sambil bermain musik. Seperti pelajar MAN Sibuhuan yang lebih milih makan bareng karena pihak sekolah melarang untuk coret-coret seragam.

Guys, apa hanya itu?

Tenju saja nggak. Ada hal yang jauh lebih parah, Guys. Di Makassar ada pelajar yang nekat telanjang di depan SMA Nasional, Makassar. Di Medan beredar foto siswi yang digendong siswa. Di Pamekasan, Madura, sejumlah siswi yang biasanya menggunakan kerudung malah melepasnya dan mengibarkannya seperti bendera saat berboncengan dengan teman lelakinya. Para siswi tersebut juga menggunting roknya hingga terlihat auratnya. “Pakaian ini sudah tidak akan saya pakai lagi, karena sudah lulus,” kata salah seorang siswi sebuah SMA di Kota Pamekasan, dengan wajah ceria tanpa rasa takut dosa. (Suaranews, 26/04/2010)

Di berbagai media massa diberitakan ada puluhan pelajar di Kabupaten Kendal terjaring razia Satpol PP saat melakukan pesta seks hari Kamis (16/4/2015). Mereka digerebek di kawasan wisata Pantai Muara Kencan, di desa Pidodowetan, Kecamatan Patebon Kendal. Parahnya, saat dirazia mereka nggak pake baju. (Ar-rahmah.com, 19/4/2015)

Tahun 2010, sejumlah pelajar Surabaya berkonvoi di jalan raya yang berakhir di kawasan wisata Pantai Kenjeran. Mereka terlihat masih memakai seragam yang dicorat-coret, duduk berpasang-pasangan berpegangan tangan dan berciuman tanpa malu. Begitu juga di Taman Bungkul, Surabaya. Sejumlah pelajar tampak menutupi seragamnya dengan jaket. (Suarakarya-online, 27/4/2010)

Di Situbondo sejumlah pelajar kepergok pesta minuman keras di objek wisata Pantai Pathek, Situbondo. Satuan Dalmas Polres setempat berhasil mengamankan 6 orang pelajar SMK dan seorang pria nonpelajar. Polisi juga berhasil menyita 10 botol miras jenis anggur merah, 2 botol di antaranya sudah diminum. (Suarakarya-online, 27/4/2010)

Guys, gimana nggak prihatin kan? Apakah temenmu termasuk dalam kategori di atas? Jangan sampe deh. Nah, kenapa sih hal-hal tadi mereka lakukan? Sebenernya alasannya macam-macam. Ada yang coret-coret seragam buat kenang-kenangan atau sekedar ikut-ikutan. Ada yang berzina usai UN karena diajak temennya dan lainnya. Beginilah potret buram pendidikan di negeri ini yang berimbas pada rusaknya perilaku pelajar. Nggak cukup dengan himbauan-himbauan seperti yang banyak dilakukan beberapa pihak. Faktanya, himbauan itu nggak digubris juga.

Sebuah potret buram yang menyedihkan. Belum cukup dunia pendidikan negeri ini menghadapi masalah pergaulan bebas, narkoba dan tawuran antar pelajar yang makin parah. Berbagai masalah ini wajar karena toh negeri ini menganut sistem yang salah dan rusak. Sistem yang memisahkan antara agama dan kehidupan. Namanya sistem sekular. Kalo Indonesia masih pake sistem ini, berbagai masalah tadi nggak akan bisa diselesaikan. Yang ada adalah generasi tanpa akhlak dan jauh dari Islam. Sementara kalo hidup jauh dari Islam maka keburukan dan kecelakaanlah yang akan menimpa.

So, kita nggak mau, kan. bernasib sama dengan mereka yang jadi ‘korban sistem’? Hayu kita bangun sosok pelajar muslim sejati yang menjadikan Islam sebagai pedoman hidup. Nah, buat kamu yang lulus tetap bersyukur ya misalnya dengan sedekah, makin rajin dan semangat belajar Islam, makin taat dengan orangtua dan berterima kasih kepada guru yang sudah membimbing kamu. Buat kamu yang belum berhasil lulus, bersabar, tawakkal dan tetap belajar. Jangan lupa taqarrub kepada Allah Swt. Jangan stress apalagi sampe bunuh diri ya!

Jadilah pelajar-pelajar yang berkepribadian Islam. Yuk pelajari Islam lebih dalam, gaul dengan orang-orang shalih dan berdakwah. Dakwahin temen-temen kamu yang masih melakukan budaya basi usai UN. Mohonlah petunjuk kepada Allah Swt. Semangat!

[Siti Muhaira, santri kelas 3 jenjang SMA, Pesantren Media]

By Siti Muhaira

Santriwati Pesantren Media, angkatan kedua jenjang SMA. Blog : http://santrilucu.wordpress.com/ Twitter : @az_muhaira email : iraazzahra28@ymail.com Facebook : Muhaira az-Zahra. Lahir di Bogor pada bulan Muharram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *