Loading

Untitled-1 Hari ini hari Jumat. Dan hari ini juga kami akan berwisata ke Setu Gede. Kali ini kami, pergi di pagi hari. Perjalanan pun dimulai. Setelah beberapa menit kemudian kami sampai di Wisata Setu Gede. Ku lihat pemandangan di situ tidak terlalu bagus. Hanya danau biasa yang ada Begonya(BEbek Goes).

Yang aku tau dari Umi lathifah, bahwa danau yang ada begonya ini dikelola oleh Kelurahan. Asalnya aku hanya duduk di samping Umi Lathifah yang sedang menggendong adik Maryam. Sudah banyak teman-teman Akhwat Pesantren Media yang mengajakku untuk naik Bego, tetapi aku menolaknya. Karena aku sudah trauma, dulu waktu aku naik Bego juga,di tengah-tengah danau aku tidak bisa kembali. Akhirnya papahkulah yang menjadi pahlawanku. Dan atas pertolongan Allah yang telah mengirimkan seorang pahlawan kepadaku, Yaitu Papahku.

Untitlezd-1 Setelah aku lihat teman-temanku yang naik Bego ,aku jadi ingin menaiki Bego lagi. Berkat bujukan Kak Rani. Aku pun mau ikut naik Bego. Harga Bego itu 15 menit Rp.10.000,00. Aku pun naik bersama Kak Rani. Sambil menunggu teman-temanku yang sedang main Bego, aku, kak Rani, Kak Novi, dan Wigati pun berphoto-photo dulu. Biasalah Akhwat gitu lho.. dan aku juga melihat Kak Via DKK(dan kawan-kawan) lagi sedang shoting .

Untitled-3               Setelah beberapa menit kemudian akhirnya ada juga Bego yang parkir. Tapi itu ada yang memakainya. Kutunggulah Bego yang lain. Dan Alhamdulilah kami dapat yang ada perlindungan dari panasnya, yah semacam ataplah. Tapi yang kunaiki ini bukan Bego tapi Kango(Ikan Goes). Setelah, kami keliling-keliling yang dekat saja. Kami pun ingin memarkirnya, tetapi tidak bisa macet terus. “Aduh, malu banget” suara dalam hatiku. Tetapi kali ini ada lagi pahlawannya, Yaitu bapak-bapak yang menjaga di Bego itu.

Untitled-4          Kami pun akan melanjutkan perjalanan kami ke Rumah Tahan Gempa. Tapi sebelum ke situ. Seperti biasa kami harus photo bareng dulu. Perjalanan pun dimulai. Menaiki mobil Panther berwarna biru malam. Yang dikendarai oleh Kak Musa. Ok, jalan Panther..

Beberapa menit kemudian kami pun sampai. Ternyata rumah tahan gempa itu rumah panggung. Aku tidak menyangka deh,.  Aku pun Tanya kepada Fathimah”itu Fat rumah tahan gempa”

lalu Fathimah dengan simpelnya  menjawab”Iya”

“Ohh aku baru tau”

Fathimah pun menyambung pembicaraan. “Yang seperti di Film Delisa, itukan rumahnya gak hancur waktu gempa, waktu Sunami ajah” aku pun hanya berkata”ooh”.

Untitled-5Perjalanan pun akan berlanjut ke Penangkaran Rusa. Di seberang Penangkaran Rusa itu ada seperti hutan. Nah, di situ Kak Musa DKK. Lagi photo-photo. Aku pun melihat-lihat Rusa yang ada. Kalo dekat kandang Rusa itu. Em, baunya seng… Wih bau eenya deh. Yang ku bingungkan, kok bau ee Kambing dan Rusa baunya sama ya? Kami pun mulai bercanda seperti misalnya” Makanya madi!”,”Ih, kamu bau banget” terus ada lagi” Kamu pake parfum apa?” hehe, banyaklah kata-kata candaan. Dan satu lagi nih yang menarik kan kaka SMA dan SMPnya sering manggil Rusa kan”Saa” langsung ajah deh diplesetkan jadi “Musa” untung aja Kak Musanya gak ada. Alhamdulilah sesuatu  (kata Syahrini).

Untitled-6        Kami pun akan di ajak Ustadz Umar, kedalam hutan, padahal sih seperti  hutan doang! bukan hutan beneran. Di sana banyak phon-phon yang tinggi. Kami pun mulai memasuki hutan itu, hutan itu tidak seperrti hutan yang wajar lah. Kami pun menyusuri hutan itu.

Aku melihat ada seperti bekas patung berdiri di situ. Ku suruhlah Kak Via untuk berdiri di situ(Kaka kelasku yang paling gokil) untuk menjadi patungnya di situ. Haha, setelah itu kami pun di suruh untuk berkumpul di dekat danau. Untuk photo bareng lagi. Setelah photo bereng, aku pun pergi bersama Cylpa untuk photo-photo. Sekarang aku yang jadi patungnya dan adek Muhammad yang photo dengan patung (yaitu aku). Umi pun datang dan bilang itu patung pancoran yang datang ngebecak. Karena aku bawa handuk orange, pemberian Mamaku.  Setelah itu aku pun berdiri dekat sebuah pohon. Lalu “potret “ bunyi suara kamer DSLR. Em, yang aku herankan. Anak SMP ajah ada yang sudah berdua-duan. Hem, eleh,eleh. Kami pun akan keluar dari hutan itu. Terus itu aku berkata kepada Fathimah”Fat, kalo badanmu tingginya sepohon itu, aku kasih kamu Choki-choki . setelah ini kami pun akan beli susu kambing dan sapi. Yang berada di IPB(Institut Pertanian Bogor).

Untitled-7              Di kawasan IPB, hmm…  udaranya segar banyak pohonnya. Tidak seperti di kota Bogor, yang sedang kudiami ini. Kami pun sampai di jurusan pertenakan, oh ternyata di sana too tempatnya. Ohhh My Jod memang sengaja disalahin) ternyata warung yang berjualan susu itu tutup.  Di kampus IPB pun Ustadz Umar ketemu adek kelasnya. Kami pun akan makan dulu. Di dekat lapangan gitu yang di seberangnya ada mesjid. Kami pun makan bersama-sama di sana. Dan paling aku gak suka banget adalah banyak semut hitam yang menganguin aku. Dan adek Maryam serta Umi Lathifah juga. Hehe, memang semut kau nil ah.

Untitled-8  Setelah selesai makan kami pun akan Sholat. Nah, waktu itu ada seorang mahasiswa di sana yang bilang kami mirip-mirip. Seusai sholat, kami akan susu. Semoga aja sudah buka. Tapi sayang 2 teman ku Wigati dan Cylpa serta ketinggalan nunggu Umi selesai sholat. Cup-cup kasihan, wow di sana banyak sekali susu-susu. Dan tempat minuman susu dingin itu pun bau kambing dn sapi. Akhirnya aku cuman beli susu sapi. Hehe, maklum uang terbatas. Seusai itu kami pun pulang. Hanya itu reportase yang bisa dibuat Asslamu’alaikum

[Saknah Reza Putri, santriwati angkatan ke-2, jenjang SMP, Pesantren Media]

Catatan: Tulisan ini sebagai catatan perjalanan dan sebagai tugas di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media

KOMENTAR: Tulisan Saknah Reza Putri ini masih banyak menggunakan kata-kata yang tak begitu perlu dan salah penempatan seperti “kami pun”; “aku pun”; “mereka pun”. Padahal cukup ditulis “aku”; “mereka” dan “kami”. Untuk alur tulisan sudah lumayan bagus, data dan pengamatannya sudah cukup serta penyampaian informasinya cukup detil. Terus berlatih menulis, Putri!

O. Solihin

By anam

Ahmad Khoirul Anam, santri angkatan ke-2, jenjang SMA di Pesantren Media | Blog pribadi: http://anamshare.wordpress.com | Twitter: @anam_tujuh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *