Kisah Abu Nawas dan Lelaki yang Ingin Memperluas Rumahnya
Dikisahkan, hiduplah seorang laki-laki yang tinggal di sebuah rumah yang luas. Ia tinggal bersama seorang istri dan 3 orang anaknya yang masih kecil-kecil. Suatu saat laki-laki itu merasa rumahnya semakin sempit. Dia mempunyai keinginan untuk memperluas rumahnya tetapi enggan untuk mengeluarkan biaya. Setelah berpikir, pergilah dia ke rumah Abu Nawas, si cerdik yang sangat tersohor di negeri Islam saat itu. Laki-laki itu meminta saran dari Abu Nawas bagaimana cara memperluas rumah tanpa harus mengeluarkan biaya.
Mendengar kisahnya, Abu menyuruh laki-laki itu untuk membeli sepasang ayam jantan dan betina kemudian kandangnya ditaruh di dalam rumah. Laki-laki itu merasa aneh dengan saran Abu Nawas, tetapi tanpa berpikir panjang dia pergi ke pasar dan membelinya. Hari berikutnya dia datang kembali ke rumah Abu Nawas. Dia mengeluh rumahnya semakin sempit dan bau karena ayam-ayam yang dibelinya. Mendengar cerita itu, Abu Nawas hanya tersenyum dan menyuruh menambahkan sepasang bebek yang kandangnya juga ditaruh di dalam ruah. Dia bertambah heran, tetapi dia tetap menuruti nasehat Abu Nawas.
Tiga hari berlalu, datanglah dia ke rumah Abu Nawas lagi. Dia bercerita kalau rumahnya semakin semrawut semenjak kehadiran bebek. Abu Nawas justru menyuruhnya untuk menambahkan kaming yang kandangnya juga ditaruh dalam rumah. Hari berikutnya laki-laki itu kembali datang ke rumah Abu Nawas. Laki-laki itu menceritakan bahwa istrinya marah sepanjang hari, anak-anaknya menangis, hewan-hewan berkotek dan mengembik, ditambah hewan-hewan itu juga mengeluarkan bau tak sedap. Abu Nawas hanya tersenyum mendengarnya.
Kemudian Abu Nawas menyuruhnya untuk menjual hewan-hewan itu satu persatu mulai dari ayam yang dijual terlebih dahul, bebek, kemudian yang terakhir kambing. Datanglah laki-laki itu ke rumah Abu Nawas setelah selesai menjual kambingnya.
“Kulihat wajahmu cerah. Bagaimaa kondisi rumahmu saat ini?” Tanya Abu Nawas.
“Alhamdulillah, Abu Nawas. Sekarang rasanya rumahku sangat lega karena ayam dan kandangnya sudah tidak ada. Kini istriku sudah tidak marah-marah lagi, anak-anakku juga sudah tidak rewel.” Jawab laki-laki itu. Abu Nawas tersenyum.
“Nah, kau lihatkan, sekarang rumahmu sudah menjadi luas padahal kau tidak menambahkan bangunan apa pun atau memperluas tanah bangunanmu. Sesungguhnya rumahmu itu cukup luas, hanya hatimu sempit sehingga kau tak melihat betapa luasnya rumahmu. Mulai sekarang kau harus lebih banyak bersyukur karena masih banyak orang yang rumahnya lebih sempit darimu. Sekarang pulanglah kamu, dan atur rumah tanggamu, dan banyak-banyaklah bersyukur atas apa yang dirizkikan Allah kepadamu, dan jangan banyak mengeluh.”
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqoroh: 152
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”
[Fathimah NJL, santriwati angkatan ke-1 jenjang SMP, Pesantren Media]