Ketika gemuruh menyelimuti dunia yang gelap gulita, rasa takut diiringi ke kekhawatiran yang mendalam, suara peluru yang terlontar dari senjata api berlaras panjang yang menghujani ribuan orang yang sedang berlarian dari arah utara menuju selatan, mengalirlah sungai darah yang segar dari tubuh tubuh manusia tak bersalah. peluru peluru yang menghantam para syuhada menjadi saksi atas apa yang telah terjadi pada saat itu,
Syam , 02 jully 2016. Serangan terjadi di Syam dari sejumlah bangsa bangsa yang bersatu untuk memusnahkan kaum Muslimin di tanah suci itu. sebuah penyerangan tanpa sebab yang jelas telah terlaksana di bumi syam, sebuah ketidakadilan yang telah menjalar di sana mengundang amarah para Singa singa yang kelaparan, kaum muslimin telah bangkit dari tempat singgahnya memandang lurus ke depan dengan semangat yang menggebu-gebu, telah siap untuk membela saudara saudaranya yang berada di tempat penyerangan tersebut.
Belanda, tempat kelahiran sekelompokan manusia dengan jiwa jiwa besar berdiri di hadapan senjata senjata yang telah di siapkan, untuk meneriakkan kalimat Allah, menyerukan Agama Islam ke seluruh penjuruh dunia dan berjihad demi menegakkan Islam di muka bumi. sekelompokan manusia yang terdiri dari 8 personil yang bernama Ja’far bin azam , Al-Fatih bin Muhammad , Hasan al-Qorni, Ibrahim, Adam, Zulkarnain van Courver, Thaulut bin zaki yang di pimpin oleh seorang komandan yang Bernama Shalahuddin
Sang komandan mulai menghela nafas untuk berbicara kepada seluruh pasukan yang telah berdiri tegak di hadapan sang komandan.
Suara lantang Mulai di keluarkan dari mulut komandan
“Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh.
Sebuah penyerangan telah terjadi di Bumi Syam, Ribuan Tentara Musuh telah menghabisi banyak nyawa Saudara saudara kita, memperkosa wanita di sana, membunuh semua yang berada di sana tanpa memandang entah itu wanita, pria, maupun anak anak, dan penghinaan terhadap agama yang kita anut yang telah pasti kebenarannya serta kesedihan kita atas tumbangnya para Mujahidin yang telah mendahului kita membuat saya ingin terjun ke medan peperangan di bumi syam, saya mengajak anda semua untuk pergi bersama saya ke bumi syam demi menjemput ridho Allah, saya meminjam semangat, serta pengorbanan saudara sekalian untuk memperjuangkan kebenaran.”
begitulah secuil kata yang di keluarkan dari Mulut sang komandan.
Para pasukan menyambut ajakan sang komandan dengan Teriakan Takbir bersama
Pergerakan sekutu kafir mulai memperlihatkan kebencian yang mendalamnya terhadap kaum muslimin, mempersiapkan 80 tank untuk menghabisi Penduduk Syam tanpa memandang siapapun yang ada di depan mereka.
Para wanita menjerit2 takut dan sedih melihat anak laki2 mereka pergi melakukan perlawanan dan pulang sebagai Syuhada, “ kapankah ini semua akan berakhir..? “ pertanyaan itulah yang selalu merasuki pikiran setiap penghuni Syam.
Seorang anak kecil yang gagah berani berdiri di hadapan Tank yang berjarak 100 M dari tubuh sang bocah itu, anak itu mulai melangkahkan kakinya ke depan secara perlahan diiringi dzikir yang keluar dari mulut sang anak yang berbunyi “LaailaahaillAllah, wallahuAkbar” dengan nada pelan,
sorot mata yang tajam mengarah ke Tank yang berada di hadapannya seakan akan tidak ada rasa takut sedikitpun di dalam diri sang anak itu,, langkahnya yang perlahan mulai di percepat, dan suara kalimat Allah mulai di perkeras ,, sehingga ribuan para tentara laknat tuhan pandangannya tertuju kepada sang anak, tetapi mereka memandangnya seperti tidak biasanya, saat melihat sang bocah, raut wajah mereka berubah, seakan akan mereka melihat sesuatu yang dapat mengancam nyawa mereka, hingga tubuh mereka menjadi gemetar dan kaku karena ketakutan yang mendalam, sesuatu yang aneh telah terjadi.
Dengan gagah berani sang anak berlari lalu membungkukan badanannya sambil tetap berlari untuk mengambil batu yang ada di hadapannya, dengan penuh keyakinan yang kuat sang anak melemparkan batu itu kearah tank yang berada di depannya sambil berteriak “Laailalhaillah,..!!! “
Lalu “duuuaaarrr…….!!!!!” suara ledakan yang dasyat dari tank yang hanya terkena lemparan batu dari sang anak kecil, sungguh sebuah keajaiban dan tidak bisa di cerna oleh akal, puluhan tentara laknat tuhan telah tumbang karena ledakan dasyhat itu, ini sebuah pembuktian dari Allah atas pertolongan Allah yang pasti akan kedatangannya,
sebelum melemparkan batu, sang anak melihat di atas tank ada sesuatu yang sepertinya akan menimpah tank tersebut, sesuatu yang sangat terang dan saat itu juga seperti ada seseorang yang sangat besar dengan wajah penuh bersinar di atas langit sedang senyum terhadapnya. Subhanallah, Maha Suci Allah dengan segala apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi.
Allah-lah tempat bergantung dan tempat mengadu, ribuan pengaduan para kaum muslimin di seluruh penjuruh dunia membuat Allah yang Maha Merajai dan Maha Kuat murka terhadap bangsa kafir sehingga memperlihatkan kejadian yang tidak sewajarnya.
Melihat kejadian ini, para penghuni syam berteriak kencang dan lantang “Allahuakbar.!! , AllahuAkbar..!! Allahuakbar..!! “
Di sisi lain, sang komandan Shalahuddin mulai mempersiapkan keberangkatannya beserta anggota untuk pergi melawan Musuh Musuh Allah di Syam, dengan mengucap “Bismillahirrahmaniraahim,” perjalananpun di mulai,
Awal dari kemenangan kaum muslimin sudah di mulai, perjalan yang akan segera mengubah sejarah akan terlaksana.
Bersambung
[Shalahuddin Umar, santri angkatan ke3, jenjang SMA, Pesantren Medi]