Loading

“anak-anak maafkan mama” sura mama mulai terputus. Aku makin penasaran, semuanya terdiam, semua arah hanya tertuju pada mama. “gimana kalo kita cari rumah baru” tiba-tiba mama berbicara seperti itu. “maksud mama?” aku sama sekali nggak ngerti. Atau jangan-jangan… “mungkin maksud mama kita pindah kerumah baru yakan ma?” tiba-tiba Eliza berbicara seperti itu, aku tertegun mendengar perkataan Eliza yang barusan. Sedangkan mama, mama hanya diam dan melihat Eliza. Eliza hanya cengar-cengir.

“apa bener apa yang Eliza bilang ma?”

“Lynn maafkan mama” mama hanya melihat kearahku “tapi kenapa kita harus pindah ma?” aku mulai tidak setuju. Mama tidak mau memberi alasannya kapadaku. “mama kenapa ma?” aku hanya ingin tau alasannya. “suatu saat kamu pasti tau nak” mama tetap tidak mau memberi tahu. “ok, gimana kalo kita besok cari rumah bareng papa” “mau..mau” Eliza terlihat semangat. Sedangkan aku hanya diam “ok besok ya kita mulai cari rumah baru” mama terlihat senang.

“sekarang kalian tidur dulu besok kita berangkat” aku dan Eliza beranjak tidur. Aku masih dengan wajah datar tanpa ekspresi. Kami masuk ke kamar masing-masing. Beberapa detik kemudian aku datang ke kamar Eliza “lho ka Lynn belum tidur, aku kira ka Lynn udah tidur, ada apa?, tumben malam-malam datang kesini. Pasti ada sesuatu?”

“Eliza kamu mau nggak pindah rumah?” tanyaku

“jalaslah aku nggak mau” aku jadi bingung, perasaan tadi dia yang paling heboh.

“perasaan tadi kamu deh yang paling seneng?”

“tadi tuh aku Cuma biar mama seneng aja, abis nya ka Lynn kayak ngak seneg gitu yaudah. Aku aja yang pura-pura seneng” emang Eliza yang paling suka berpura-pura seperti itu.

“gimana kalo kita berdua bikin alasan atau apalah suapaya kita tidak jadi pindah” ide ku

“tapi gimana carannya?. Kaka kan tahu mama itu paling nggak bisa nerima alasan. Apalagi alasan yang nggak berguna” jawab Eliza “aduuuh adikku sayang, yah kita bikin alasan yang berguna dong, supaya mama percaya sama kita” kataku sambil gemes “oh iyaya” kata Eliza sambil garuk-garuk kepala yang sebenernya nggak gatal. “ ok lihat besok ya barangkali aku dapat ide yang lebih bagus.” Jam sudah menunjukan pukul 11:00 kami harus tidur dan memikirkannya besok pagi.

“Eliza. Aku dapat ide bagus nih. Gimana kalo kita pura-pura sakit”

“ok ide bagus”

Tok…tok…tok

“Eliza…Eliza” mama memanggil Eliza dengan nada lembut

“iya ma masuk aja” jawabku sambil lemas seolah aku sedang sakit padahal tidak sama sekali.

“kamu kenapa?” tanya mama sambil panik “lho Lynn kamu juga sakit?”

“iya ma aku lagi nggak enak badan” jawabku dengan nada sangat lemas

“ma kayaknya kita nggak jadi berangkat deh” jawabku dengan nada sok sedih. Wajah mama terlihat mulai sedih, karna rencana pergi mencari rumahnya tidak jadi.

Akhirnya mama keluar dari kamar Eliza “yes! Berhasil” ucapku engan bangga.

bersambung…

“anak-anak maafkan mama” sura mama mulai terputus. Aku makin penasaran, semuanya terdiam, semua arah hanya tertuju pada mama. “gimana kalo kita cari rumah baru” tiba-tiba mama berbicara seperti itu. “maksud mama?” aku sama sekali nggak ngerti. Atau jangan-jangan… “mungkin maksud mama kita pindah kerumah baru yakan ma?” tiba-tiba Eliza berbicara seperti itu, aku tertegun mendengar perkataan Eliza yang barusan. Sedangkan mama, mama hanya diam dan melihat Eliza. Eliza hanya cengar-cengir.

“apa bener apa yang Eliza bilang ma?”

“Lynn maafkan mama” mama hanya melihat kearahku “tapi kenapa kita harus pindah ma?” aku mulai tidak setuju. Mama tidak mau memberi alasannya kapadaku. “mama kenapa ma?” aku hanya ingin tau alasannya. “suatu saat kamu pasti tau nak” mama tetap tidak mau memberi tahu. “ok, gimana kalo kita besok cari rumah bareng papa” “mau..mau” Eliza terlihat semangat. Sedangkan aku hanya diam “ok besok ya kita mulai cari rumah baru” mama terlihat senang.

“sekarang kalian tidur dulu besok kita berangkat” aku dan Eliza beranjak tidur. Aku masih dengan wajah datar tanpa ekspresi. Kami masuk ke kamar masing-masing. Beberapa detik kemudian aku datang ke kamar Eliza “lho ka Lynn belum tidur, aku kira ka Lynn udah tidur, ada apa?, tumben malam-malam datang kesini. Pasti ada sesuatu?”

“Eliza kamu mau nggak pindah rumah?” tanyaku

“jalaslah aku nggak mau” aku jadi bingung, perasaan tadi dia yang paling heboh.

“perasaan tadi kamu deh yang paling seneng?”

“tadi tuh aku Cuma biar mama seneng aja, abis nya ka Lynn kayak ngak seneg gitu yaudah. Aku aja yang pura-pura seneng” emang Eliza yang paling suka berpura-pura seperti itu.

“gimana kalo kita berdua bikin alasan atau apalah suapaya kita tidak jadi pindah” ide ku

“tapi gimana carannya?. Kaka kan tahu mama itu paling nggak bisa nerima alasan. Apalagi alasan yang nggak berguna” jawab Eliza “aduuuh adikku sayang, yah kita bikin alasan yang berguna dong, supaya mama percaya sama kita” kataku sambil gemes “oh iyaya” kata Eliza sambil garuk-garuk kepala yang sebenernya nggak gatal. “ ok lihat besok ya barangkali aku dapat ide yang lebih bagus.” Jam sudah menunjukan pukul 11:00 kami harus tidur dan memikirkannya besok pagi.

“Eliza. Aku dapat ide bagus nih. Gimana kalo kita pura-pura sakit”

“ok ide bagus”

Tok…tok…tok

“Eliza…Eliza” mama memanggil Eliza dengan nada lembut

“iya ma masuk aja” jawabku sambil lemas seolah aku sedang sakit padahal tidak sama sekali.

“kamu kenapa?” tanya mama sambil panik “lho Lynn kamu juga sakit?”

“iya ma aku lagi nggak enak badan” jawabku dengan nada sangat lemas

“ma kayaknya kita nggak jadi berangkat deh” jawabku dengan nada sok sedih. Wajah mama terlihat mulai sedih, karna rencana pergi mencari rumahnya tidak jadi.

Akhirnya mama keluar dari kamar Eliza “yes! Berhasil” ucapku engan bangga.

Bersamung…

By Putri Aisyara

Saknah Reza Putri | Santriwati Pesantren MEDIA angkatan ke-2, kelas 3 SMP | Asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan | Twitter @PutriAisyara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *