Loading

Berbuat baik? Itu mudah lho. Sebenarnya, hati dan nurani manusia itu tahu dasar-dasar kebaikan. Tetapi, memori kebaikan yang ada di otak kita hilang arena  adanya berbagai perndapat yang “bla..bla..bla” seakan otak kita dicuci dengan berbagai pendapat yang menyesatkan. Sebenarnya, berbuatan baik itu hanya ada dua syaratnya:

  1. Niat yang baik dan ikhlas.

Kalau kamu sudah meniatkan sesuatu yang baik. Baru niat lho, belum dilakukan sebenarnya itu sudah mendapatkan pahala yang berlipat. Bagaimana jika kamu lakukan? Pasti akan lebih banyak lagi pahala yang diberikan Allah kepadamu. Tapi, jika kamu meniatkan sesuatu yang buruk. Maka, niatmu itu tidak akan mendapatkan dosa sebelum kamu melakukannya. Jika telah dilakukan suatu keburukan yang telah kamu niatkan sebelumnya barulah kamu mendapatkan dosa. ‘Subhanallah’ bayangkan betapa baiknya Allah kepada kita.

  1. Cara yang benar.

Niat yang baik dan ikhlas harus disertakan dengan cara yang benar.

Perbuatan baik itu harus memenuhi kedua syarat di atas. Kalau mau baik, baik sekalian. Jangan tanggung-tanggung. Jika tidak, niat yang baik tapi tidak disertakan dengan cara yang benar, mungkin bisa saja bukannya pahala yang kamu dapatkan tapi dosalah yang kamu dapat.

Kenapa begitu, bukannya tadi di atas disebutkan ‘baru meniatkan sesuatu yang baik itu mendapatkan pahala’?

Ya, memang benar. Jika cara yang tidak benar tadi, lebih banyak mudhorotnya dibandingkan dengan  kebaikannya. Bukan tidak mungkin Allah SWT memberi kamu dosa yang lebih banyak dari pahala yang kamu dapatkan.

Misalnya, kamu mau mengerjakan rukun Islam yang kelima yaitu berhaji. Tapi, uang untuk berangkat haji itu dari hasil korupsi. Niatnya sudah benar tapi caranya salah. Niatnya sudah mendapatkan pahala, tapi pahala yang dia dapat tidak kalah banyak dengan dosa yang diterimanya. Bayangkan saja, berapa banyak orang yang menderita akibat haknya diambil oleh para koruptor?

Itu tadi, contoh yang niatnya sudah baik tapi caranya salah. Sekarang saya mau kasih contoh yang caranya sudah benar tapi niatnya tidak. Misalnya sedekah, caranya sudah benar karena uangnya didapat dengan bekerja. Tapi, niatnya karena ingin dipuji orang lain. Kalau nggak ada orang yang lihat dia bersedekah, sedekahnya seribu. Sedangkan kalau ada yang ngeliat dia bersedekah, sedekahnya seratus ribu. Ini tentu salah.

Oleh karena itu, marilah kita imbangi niat yang baik dengan perbuatan yang baik pula. Jangan setengah-setengah, nanti kalau setengah-setengah takutnya lebih banyak dosa yang kita dapatkan dibanding pahalanya. Hati-hatilah dalam berbuat sesuatu. Niatkanlah segala sesuatu itu karena Allah dan lakukanlah dijalan Allah.

Saya, menuliskan ini bukan karena sudah merasa paling baik. Tidak, saya juga masih belajar dalam menjaga kestabilan niat dan perbuatan. Tulisan ini saya buat karena Rasulullah pernah bersabda “sampaikanlah walaupun satu ayat”. Sekian dari saya untuk pembahasan ini dan semoga bermanfaat.

[Nurmaila Sari, santriwati angkatan ke-2, jenjang SMA, Pesantren Media]

By Nurmaila Sari

Nurmaila Sari | Alumni, santriwati angkatan ke-2, jenjang SMA | Asal Pekanbaru, Riau | @nurmailasarii

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *