Masjid. Masjid adalah tempat berbibadah kepada Allah SWT. Kata guruku, Masjid adalah rumah Allah. Kita akan mendapat pahala bila berada di dalamnya. Tentunya sambil beribadah juga.
Teman-teman, menurut adab dalam Agama Islam, bila kita bertamu kita harus menunjukkan rasa sopan kepada pemilik rumah yang kita kunjungi. Masjid adalah rumah Allah. Sehingga, kita harus bersikap sopan ketika berada di masjid. Terutama, ketika ada orang yang sedang beribadah di tempat tersebut.
Sekarang, aku bersekolah dan tinggal di Komplek Laladon Permai. Di komplek ini, ada sebuah masjid. Masjid ini bernama Nurul Iman. Masjid ini lumayan ramai dikunjungi orang, lho. Terutama waktu Sholat Jum`at.
Setiap hari, aku dan teman-temanku sholat di Masjid Nurul Iman. Biasanya, santri Akhwat hanya sholat Shubuh, Maghrib, dan Isya`.
Masjid Nurul Iman memiliki beragam jenis usia pengunjungnya. Dari yang sudah berusia lanjut, sampai yang masih anak-anak. Bahkan, Masjid Nurul Iman juga dukunjungi oleh kaum bayi, teman. Hebatkan..
Sebenarnya, dulu keberadaan kaum bayi ini tidak berpengaruh terhadap aktivitas di masjid. Bayi-bayi itu tidak terlalu banyak bergerak atau pun berbicara. Namun sekarang, kehadiran bayi-bayi itu justru membuat keadaan Masjid menjadi kacau balau. Tidak sampai terjadi perang dunia ketiga, sih. Tapi lumayan bikin seantero masjid jadi pusing.
Kalian tahu, apa yang dilakukan bayi-bayi kecil itu? Mereka berlari-lari. Berkeliling-keliling masjid. Dengan suara teriakan-teriakan mereka bagai jeritan anak-anak palestina. Mereka bermain kejar-kejaran, timpuk-timpukan. Pokoknya, kacau banget, deh. Bahkan, pernah sampai ada salah satu bayi yang menangis karena terkena pukulan telak di wajahnya. Aduh..
Teman, sebenarnya hal ini tidak boleh dibiarkan. Karena kata umiku, “Anak kecil itu suka membeo.” Aku bingung, membeo itu bagaimana? Kata umi, “Mereka tidak membuat kebiasaan sendiri. Awalnya, mereka melihat orang dekat mereka melakukan hal tersebut. Kemudian mereka menirukan. Atau bisa disebut membeo.” Oh.. Jadi gitu, ya..
Hmm.. Maka dari itulah, kita tidak boleh mengajarkan adik-adik kita sesuatu yang salah. Seperti bermain-main di dalam masjid tadi. Kalau tidak, adik-adik kita yang masih suka membeo akan meniru kita. Kan tidak enak menjadi guru yang tidak baik.
[Fathimah NJL, santriwati angkatan ke-2, jenjang SMP, Pesantren Media]