Loading

Ayam adalah hewan unggas yang biasa dipelihara orang untuk dimanfaatkan daging atau telurnya. Ayam dipelihara dalam kandang yang minimalis dan di letakkan di belakang rumah. Tapi, bagaimana jadinya kalau ayam tersebut dipelihara tepat di depan rumah. Seperti ayam si Doel alias Abdullah. Setelah libur panjang Idul Fitri, Doel mulai memelihara ayam jantan dan betina.

Awalnya saya tidak tahu itu ayam siapa. Kebetulan, saya datangnya atidak molor sedikit karena ada beberapa kendala di rumah. Ketika saya datang, saya melihat maket berbentuk rumah kecil di depan Rumah Media. Setelah saya dekati, ternyata kandang ayam yang berpenghuni dua mahluk Ayam jantan dan betina. Awalnya saya hanya bergumam “Ayam siapa ini? Bikin kotor teras saja!”

Hari pertama saya melihat kandang ayam berada di depan Rumah Media, saya masih biasa-biasa saja. Hari kedua, ketiga, dan kempat saya jadi berfikir kandang ini harusnya di letakkan di belakang rumah. Bukan di depan. Kalau di lihat tidak nyaman. Kalau kandangnya di pindah ke belakang rumah, tidak bakal cukup tempatnya. Karena terlalu kecil. Saya biarkan saja terpajang dengan kokohnya di depan rumah.

Setelah beberapa minggu, ayam jantan Doel kabur. Di cari-cari juga tidak ketemu. Mau di telfon, ayam nya tidak punya HP. Mau di mention, juga tidak punya Twitter. Ya sudah lah. Mau tidak mau Doel harus merelakan ayam nya pergi. (sedihnya)

Setelah sekian lama ayam betina Doel kesepian, Doel sering mengeluarkan dari kandang, dan sering berak sembarangan. Pernah suatu hari ayam Doel berak di dalam rumah. Sontak penduduk rumah marah karena Doel membiarkan ayamnya keluar dari kandang dan buang hajat sembarangan. Lebih parahnya lagi, Doel tidak pernah mentidakui kalau dia yang sering membuka pintu kandang.

Karena kami sudah kesal dengan tingkah ayam Doel, kami sering mengancam kalau ayamnya tidak di urus dengan baik, ayam Doel akan di presto dan dimakan. Doel sering ketakutan dengan acaman ini.

Suatu hari Doe datang dengan wajah gembira. Katanya Eyang Kakungnya mau datang, dan akan menambah jumlah ayam Doel. Wah! Matilah kita. Kalau gitu mendingang kita saja  yang pindah ke Rumah Media yang lain. Rumah Media yang ini biar di tempati Ayam si Doel. Gara-gara Doel yang terlalu baik hati kepada ayamnya, kami rela mengatakan seperti itu. [Dihya Musa AR, Santri angkatan-2, jenjang SMA, Pesantren Media]

By anam

Ahmad Khoirul Anam, santri angkatan ke-2, jenjang SMA di Pesantren Media | Blog pribadi: http://anamshare.wordpress.com | Twitter: @anam_tujuh

2 thoughts on “Ayam Doel”

Tinggalkan Balasan ke anam Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *