Praja Muda Karana,itu lah Pramuka. Di sanah aku di latih jadi orang yang mandiri, menghargai dan menjaga alam. Pramuka bukan hanya mengajarkan aku mandiri dan mencintai alam, tapi juga mengajarkan aku untuk taat beribadah dan saling tolong menolong. Tanda Kecakapan Khusus (TKK) untuk mendapatkannya kita harus di lantik terlebih dahulu.
Kali ini Pembina pramuka ku kaka Aris namanya, mengajak jalan malam. Jalan malam ini bertujuan untuk mendapatkan TKK kotak. Malam sabtu aku berangkat. Dari rumah aku berangkat jam 21.00 karena perjalannan akan di lakukan pada jam 22.00. Berkumpul di sekolah. Sebelum berangkat aku dan teman yang lainnya mengecek perlengkapan yang akan di bawa dan di beri arahan terlebih dahulu tak lupa rute yang akan di tempuh di jelaskan. Setelah semuah siap, kami berangkat tak lupa berdoa agar di perjalanan nanti tidak terjadi apa-apa.
Vera anatasya itu lah nama aku, vera panggilan akrab ku. Kini aku sudah tingkatan penggalang. Tingkatan penggalang ini, anggota pramuka yang berumur 16-20 tahun. Aku memilih ekskul pramuka ini karena aku seneng kalau diajak ke pegunungan. Lagian tanggal lahir aku sama dengan tanggal lahir pramuka yaitu 14 agustus. Banyak belajar dengan alam dan mendekatkan diri dengan alam itu salah satu alasan aku masuk pramuka.
Kali ini perjalannan malam akan di lakukan di gunung putri, jawa barat. Perjalanan malam kali ini bukan hanya sekolah aku yang mengadakan, sekolah lain juga ikut serta dalam perjalannan kali ini. Ini bukan kali pertama aku mengikuti jalan malam. Jadi persiapan matang sudah aku persiapkan. Bukan hanya barang bawaan yang aku siapkan namun fisik yang kuat juga aku siapkan. Izin orang tua menghantarkan aku di perjalannan ini.
Perjalan jauh ini kami tempuh kurang lebih 3-4 KM. Dengan tujuan kebersamaan jarak segitu belum ada apa-apanya kawan . Untuk mengusir rasa cape ini kami nyanyikan yal yel kebersamaan pramuka. Semuah menyanyikan dengan serentak, membuat tubuh ini semakin kuat untuk perjalanan jauh. Rasa semangat pun berkobar-kobar.
Dengan rasa semangat, di perjalannan aku dan teman-teman menyanyikan yal yel sekolah kami. Dan di gabung dengan yal yel sekolah lain menambah suasana semakin ramai. Dengan jalanan yang ramai pula, jalanan yang di penuhi hilir mudik mobil dan motor. Di hiasi lampu kota yang terlihat dari ketinggian. Semakin menambah rasa semangat perjalanan ini.
Setelah melewati jalan raya akhirnya kami melewati jalannan gunung. Jalannan kini semakin mengecil, sempit, licin pula. Perlu ekstra hati-hati melewati jalannan gunung ini. Apalagi ini perjalannan bukan siang hari melainkan malam hari.
Setelah bersusah payah di perjalanan akhirnya aku sampai di tempat tujuan. Sesampainya di sanah pembina pramuka langsung mengumpulkan regu-regu yang lain untuk berkumpul.
“Assalamu’alaykum warrahmatullahi wabarokattuh, salam pramuka !!!” dengan lantangnya Pembina pramuka mengucapkan salam dan salam pramuka dengan mengangkat tangan kanan dan mengepalkannya
“wa’alaykummussalam warrahmatullahi wabarokattuh, salam !!” serentak anak-anak pramuka menjawab, dan mengangkat tangan kanan sambil mengepalkannya juga
“alhamdullilah kita sampai di sini tempat tujuan kita, dengan selamat tanpa kurang satu apapun. Masih semangat ??” dengan tegas Pembina bertanya
“siapp, masih !!” serentak semua menjawab
“susunan acara kali ini. Kita bangun tenda di tempat yang menurut kalian datar, setelah itu masak untuk makan malam, acara api unggun, pentas seni, renungan malam, tidur, dan bangun subuh, sholat berjamaah, olahraga, danterakhir siap-siap untuk pulang. Jelas !!?”
“siapp, jelas !!”
“ada pertanyaan ?”
“siapp, tidak”
“baik, jika tidak ada pertanyaan kita bubarkan. Sebelum bubar kita berdoa untuk keselamatan dan perlindungan yang maha kuasa. Berdoa mulai” saat Pembina pramuka memimpin doa
“bismillahirahmannirahhim, menundukkan kepala sambil membaca Al-Fatihah dan doa keselamatan”
“selesai !!” Pembina pramuka menutup doa
“siapp grakk, balik kanan jalan” Pembina pramuka membubarkan barisan
setelah panjang lebar Pembina pramuka membacakan susunan acara dan doa. Semuah regu di bubarkan dan segera melaksanakan susunan acara yang di buat. Setelah mencari tempat yang datar aku dan teman-teman regu, mendirikan tenda. Kami bergegas untuk masak. Menu malam ini mie campur pakis, nasi liwet dan ikan teri yang aku bawa dari rumah. Semuah makannan siap, regu kami dan regu lainnya makan bersama di alaskan daun pisang.
Setelah makan malam selesai. Acara selanjutnya yang telah di nanti-nanti yaitu api unggun. Kayu-kayu telah terkumpul. Susunan kayu tersusun, kini saatnya menyalakan api unggun. Satu orang perwakilan setiap regu untuk membacakan Dasa Dharma. 10 orang terpilih untuk membacakan Dasa Dharma. Kayu bakar telah tersusun, setiap anggota di gabung dan membentuk lingkaran. Yang 10 orang tadi telah siap di posisi nya dan telah siap dengan tugasnya.
“siapp grakk !!!, luruskan” dari barisan depan terdengan dengan suara yang lantang
“lurus !! dari barisan belakang
“tegakkk grakkkk, jalann” berjalan perlahan dan mengelilingi susunan api unggun
“hadap kiri grakk” intruksi dari pemimpin barisan
Satu persatu lilin yang dibawa di nyalakan. Api dari lilin yang sudah di nyalakan di estapetkan ke yang lainnya. Setelah semua lilin nyala. dasa dharma siap untuk di bacakan.
“Dasa dharma pramuka, pramuka itu :
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.” (Pemimpin barisan mengawali pengucapan dasa dharma. Satu persatu dasa dharma di ucapkan secara bergiliran)
“2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.”
“3. Patriot yang sopan dan kesatria.”
“4. Patuh dan suka bermusyawarah.”
“5. Rela menolong dan tabah.”
“6. Rajin, trampil dan gembira.”
“7. Hemat, cermat dan bersahaja.”
“8. Disiplin, berani dan setia.”
“9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.”
“10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan.”
Setelah dasa dharma di ucapkan lilin yang di bawa 10 orang tadi di letakkan di susunan api unggun. Secara perlahan api unggun mulai menyala, api mulai membesar dan membara. Dinginya malam kini sudah sirnah di ganti dengan hangatnya api kebersamaan.
“siapp grak, hadap kanan grakk” pemimpin barisan memimpin barisan untuk kembali ketempat.
Intruksi Pembina pramuka untuk menyanyikan yal yel pramuka yang berjudul “Api Unggun”. Sebelum menyanyikan yal yel, di dahulukan dengan tepuk pramuka.
“Api Unggun”
Api kita sudah menyala
Api kita sudah menyala
Api … api … api …
Api … api … api …
Api unggun sudah menyala
Setelah acara api unggun. Acara selanjutnya pentas seni. Pentas seni yang pertama di bawakan oleh regu membaca puisi dengan alunan senar gitar yang menyentuh hati. Dan yang kedua di bawakan oleh kelompok mawar, pementasan kali ini tidak jauh beda dengan kelompok elang. Kelompok mawar mementaskan drama musical pendek yang di kolaborasikan dengan music seadanya.
Sebenarnya masih banyak regu lain yang belum pentas, karena waktu yang terbatas dan malam pun kian larut. Akhirnya berlanjut ke acara selanjutnya. Renungan malam, yappps. Di acara ini biasanya, membahas kesalahan masa lalu kita dan kesalahan kita pada orang tua. Renungan malam kali ini masih di depan api unggun.
“assalamu’alaykum” kakak Pembina pramuka mulai memasuki tengah-tengah lingkaran.
“wa’alaykummussalam” serentak menjawab salam kakak Pembina
“masih semangat adik-adik ??” seru kakak pembina
“siapp masih” serentak menjawab
“apa kalian datang ke sini atas izin orang tua kalian ?? bagaimana jika kalian pulang ayah atau ibu kalian meninggal. Tiba-tiba depan rumah kalian ada bendera kuning berkibar. Di rumah kalian ramai, ramai dengan orang-orang yang akan mengantarkan orang tua kalian ke tempat terakhirnya. Tiba-tiba kalian mendapat kabar itu. Apa yang akan kalian lakukan? Kalian belum sempat minta maaf pada orang tua kalian. Coba kalian fikirkan kesalahan kalian di masa lalu, jangankan si masa lalu. Mungkin saat kalian kesini aja kalian tidak izin pada orang tua kalian bahkan tidak pamit. Apa yang akan kalian lakukan ?? minta MAAF !! PERCUMA !!! mereka telah tiada. Kini mereka sudah ada di alam yang berbeda. Mereka yang membesarkan kita, mereka yang merawat kita dari kecil hingga kita tumbuh dewasa. Kita belum bisa membahagiakan mereka, kita belum bisa membalas tetes keringan mereka. masih bisa kita memaafkan diri kita ?? apa masih pantas kita di maafkan ??. saat pulang nanti, minta maaf lah kalian pada orang tua kalian. Cium kakinya dan berjanji mulai dari sekarang dan seterusnya kalian akan bersungguh-sungguh dalam belajar dan akan menurutkan apa yang orang tua kalian inginkan.“ dengan suara yang lantang dan terkadang menyentak bahkan sampai suara sedih. Kk Pembina mengisi renungan malam kali ini.
Regu aku dan regu lain terlihat meneteskan air mata. Acara renungan mala ini cukup menggetarkan hati. Kamipun di bubarkan untuk segera tidur karena besok pagi akan berkemas untuk pulang.
***
Jam tangan aku telah menjukkan pada pukul 04.00, waktu azan subuh telah datang. Pembina dan kakak-kakak Pembina siap-siap untuk sholat berjamaah. Regu yang lain telah siap di safnya masing-masing. Setelah selesai sholat, masak untuk sarapan pagi. Setelah sarapan olahraga pramuka di pimpin Pembina pramuka. Sekitar pukul 08.00 tenda-tenda dan bekas api unggun kami bereskan bersama. Aku bergotong royong dengan regu lainnya. Sebelum pulang Pembina pramuka menutup acara perkemahan kali ini.
“assalamu’alaykum, salam pramuka .. !!” semangat pagi mengawali suara kakak pembina. Mengepalkan tangan kanannya dan sambil mengangkatnya ke atas.
“Wa’alaykumsalam, salamm .. !!” suara serentak ini terdengar lagi. Mengepalkan tangan kanan dan mengangkatnya ke atas.
“baiklah adik-adik ku, kini kita telah sampai di penghujung acara. Alhamdullilah acara kali ini tidak terjadi apa-apa dan tidak ada kejadian-kejadian yang ganjil. Sebelum kita tutup dan pulang ke rumah masing-masing. Sebaiknya kita berdoa terlebih dahulu. Demi keselamatan di perjalannan nanti pulang dan atas rasa syukur kita ke pada Allah SWT dengan di berikannya hari yang cerah dan acara yang berjalan dengan lancer. Tundukan kepala kalian dan doa di mulai dengan mengucapkan hamdalah, berdoa mulai. Selesai “. Setelah ada intruksi dari kakak Pembina untuk membubarkan barisan, kami pun berjalan satu persatu menuju jalan raya. Sesampainya di jalan raya ada sebagian yang memilih untuk naik angkot dan sebagian lagi berjalan kaki.
[Holifah Tussadiah, santri angkatan ke-2 Pesantren Media]
Catatan: tulisan ini bagian dari tugas menulis di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media