Aku pernah bertanya pada angin
Mengapa cinta, kadang terlalu samar
Terlalu sukar terasa
Terlalu sakit untuk dibuka kembali
Aku pernah bertanya pada tetesan embun
Mengapa cinta, kadang terlalu dekat
Hingga aku sukar untuk membedakan
Apakah ia tulus atau fana
Aku pernah bertanya pada matahari senja
Mengapa cinta, kadang terlalu membaur
Hingga ia terlalu ikut campur
Terlalu merusak pijakanku
Aku pernah bertanya pada samar-samar petikan Cello
Mengapa cinta, kadang terlalu indah
Hingga ia seolah terlalu manis dirasa
Hingga aku tak dapat melihat hitam di dalamnya
Aku pernah bertanya pada tetesan hujan
Mengapa cinta, kadang terlalu lembab
Hingga aku tak jelas berada di mana
Dalam dingin kah? Dalam kering kah?
Aku pernah bertanya pada retakan-retakan di atas dinding
Mengapa cinta, kadang terlalu rapuh
Hingga aku terlalu goyah untuk berdiri
Hingga aku tertatih di dalamnya
Aku pernah bertanya pada bunga-bunga tidur
Mengapa cinta terlalu melenakan
Hingga aku sulit untuk membedakan
Apakah ini nyata, apakah ini sebatas khayalan, atau sekadar angan-angan
Dan kini aku terbangun dari lelap panjang
Aku sadar, cinta bukan segalanya
[Noviani Gendaga, santriwati Pesantren Media, jenjang SMA, kelas 3, angkatan ke-2]
Bravo! i like it…