Samudera berkata: “Aku bahagia,”
Kutanya padanya: “Mengapa engkau bahagia?”
Dijawabnya: “Karena tiap kehidupan, makhluk dalam diriku, bertasbih pada-Nya,”
Maka, aku berbisik kepada diriku: “Semoga aku mampu melebihi samudera, agar aku bisa lebih bahagia,”
Ya Allah, untuk lebih dekat pada-Mu, ada banyak hal yang harus kurelakan. Misalnya, film, drama, ending suatu cerita yang jika kutunggu tak apa, tapi bila kutinggalkan lebih utama. Memang tidak apa-apa melakukan sesuatu yang hukumnya mubah. Tidak akan ada dosa bila melakukannya. Tapi kupikir, memang lebih baik meninggalkannya. Dan menggantinya dengan amalan yang lebih bermanfaat. Berdzikir pada-Mu misalnya. Memang ringan. Hanya mengucap keagungan-Nya. Tapi berat sekali timbangannya. Dan tidak semua orang mau melakukannya.
Maka dari itu, Wahai Allah, mudahkanlah aku dalam merelakan hal-hal yang sia-sia bagiku. Dan menggantinya dengan yang lebih bermanfaat untukku. Sekaligus, tolong, istiqomahkan hatiku agar selalu berusaha ikhlas karena-Mu, takut pada-Mu, cinta pada apa-apa yang dicintai-Mu, benci atas yang dibenci-Mu.
Untukku: terimalah segala konsekuensi dari syahadat yang kau ucapkan. Penuhi hak Allah, dapatkan hakmu untuk lebih dekat dengan-Nya. Tidak apa lebih banyak merelakan, karena Allah akan memberikan balasan yang setimpal. Insya Allah. Aamiin…
Dengan semua ini, yakinlah, kau akan bahagia. Bahagia karena tiap saat berdzikir pada-Nya. Mengucap kalimat-kalimat yang insya Allah menenangkan, sekaligus membawa bahagia. Rutinlah melakukannya. Istiqomah. Insya Allah, siapapun, termasuk aku akan lebih bahagia.
Yakinlah, Allah selalu bersamamu.
willyaaziza (Santri kelas 2 SMA Pesantren Media)