Loading

Bercanda adalah sesuatu yang lumrah kita kerjakan. Bercanda juga sudah seperti kebutuhan pokok bagi kehidupan. Dan semua orang pasti pernah bercanda, bahkan orang yang terkenal paling serius sekalipun pernah bercanda. Tapi, candaan setiap orang itu berbeda-beda. Dan nggak jarang juga nih, yang awalnya bercanda jadi berantem.

Misalnya si A bercanda dengan si B, karena bercandanya keterlaluan mereka tonjok-tonjokan abis itu babak belur. Pulang-pulang si A dan si B, dimarahin mama karena anak kesayangannya babak belur. Dan karena nggak terima, si mama pun melapor ke polisi dengan tuduhan penganiayaan. Abis itu salah satu dari mereka dipenjara beberapa tahun (si A misalnya). Keluar dari penjara, si A  langsung ngedatengin si B terus berantem lagi. Waduh, lebay amat ya aku ngasih contohnya jadi kayak dendam kusumat (hehehe).

Agar hal seperti ini tidak terjadi, aku ingin ngasih tahu adab dalam bercanda.

Pertama, jangan bercanda dengan mengolok-olok Al-Qur’an, sunnah dan symbol-simbol keagamaan. Yang bener aja dong, masa kamu mau bercanda dengan mengolok-olok Al-Qur’an, sunnah dan symbol-simbol keagamaan? Gila aja itu namanya.

Coba banyangkan kamu adalah seorang karyawan sebuah kantor. Dan kamu tahu kalau kantor tempat kamu bekerja itu ada CCTVnya dan bos kamu adalah orang ya paling sering meriksa cctv. Kira-kira kamu berani nggak mengolok-olok symbol+aturan kantor di tempat yang ada cctvnya? Pasti pada nggak berani, soalnya kamu bisa dipecat oleh karena kamu mengolok-olok kantor dan bos biasanya bilang “saya nggak butuh orang yang seperti anda”. Ckckck.

Nah, ini sama aja dengan kamu sebagai seorang hamba dengan Allah SWT. Kamu tahu Allah itu maha mengetahui, dan kamu tahu Allah itu memiliki malaikat-malaikat yang bertugas mencatat amal perbuatan manusia. Jadi, kalau kamu mengolok-olok Al-Qur’an, sunnah dan symbol-simbol keagamaan, bisa-bisa Allah murka kepadamu dan memasukkan kamu kedalam api neraka.

Kedua, jangan berbohong atau mengarang sebuah cerita untuk bahan candaan. Untuk kedua ini simple aja kok penjelasanya. Masa harus bohong untuk sebuah candaan emang yang nyata ngaak ada ya? Masih banyak kali bahan candaan yang nyata. Kalau kamu sampai berbohong untuk sebuah candaa itu berarti kamu kuded. Heh, kok bisa kuded sih? Ya bisa dong, lihat aja zaman sekarang orang bisa update dari mana aja. Tiap detiknya selalu ada aja yang baru baik itu berita, infotaiment, film, sinetron, FTV, dll. Dan setiap yang baru bisa kamu jadiin bahan candaan.

Ketiga, jangan sampai menyekiti hati orang lain. Bercanda itu ada batasnya. Jangan terlalu keterlaluan dalam bercanda. Bisa berantem nanti kalau ada yang nggak senang dengan candaanmu.

Keempat, jangan membuka aib orang lain. Ini harus diperhatikan, terkadang kamu tidak sadar kalau kamu lagi ngebuka aib orang. Dan bercanda dengan membuka aib orang lain ini dikhawatirkan bisa menjadi gibah (ngomongin kejelekan orang).

Kelima, lihat sikon dan lawan bercanda. Jangan asal bercanda aja, ini harus diperhatikan juga. Misalnya, kamu bercanda saat UN. Kamu bisa dikeluarkan dari ruang ujian karena itu bukan saat yang tepat untuk bercanda. Atau kamu mengajak bercanda orang yang sedang sekarat. Hmm, parah amat kalau ada yang bercandain orang yang mau mati. Nggak kebayang deh pokoknya.

Terakhir, jangan terlalu sering. Nanti kamu bisa di kira gila kalau bercanda setiap detik atau setiap saat.

Sekian dari saya, semoga bermanfaat.

[Nurmaila Sari, santri angkatan ke-2, jenjang SMA, PesantrenMedia]

By Nurmaila Sari

Nurmaila Sari | Alumni, santriwati angkatan ke-2, jenjang SMA | Asal Pekanbaru, Riau | @nurmailasarii

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *