Hai… hai… pembaca setia blog Pesantren Media yang ‘ca-em’ alias cakep-cakep (narsis to the max), udah lama nih Nissa nggak nongol di beranda blog PM tercintah ini. Duh, duh… alay-nya kumat lagi. Stop! Stop!
Oh ya, sampe lupa kan ngucapin salam. Assalamu’alaikum, readers. Gimana nih kabarnya? Jangan sampe kecapean gara-gara nungguin tulisan Nissa nggak nongol-nongol ya. J
Di tulisan kali ini, Nissa mau sedikit bahas tentang ‘sosmed atau medsos’. Yaah, mungkin udah basi yaa… kalau kita bahas tentang ini-ini aja. Tapi, readers. Jangan salah lho, kadang orang-orang bahkan suka banget berkutat sama itu-itu aja alias nggak bosen-bosen kalo lagi ada sesuatu yang jadi TTWW, kalau dalam istilah twitter, Trending Topic of Word Wide. Kita ambil contoh, yaitu ask.fm. sosmed yang lagi jadi gandrungan anak-anak muda masa kini.
Yaps, sosmed yang satu ini lagi jadi buah bibir di mana-mana. Anak-anak muda yang punya jiwa keingintahuan yang tinggi, demen banget tuh main ask.fm. Mulai dari nanya hal-hal kecil, kayak warna kesukaan, nanya kabar, sampai nanya sesuatu yang berbau mistis atau semacam kejadian-kejadian aneh yang pernah dialami, semuanya ditanyain, readers. Bukan cuma nanya, kadang malah ada yang sampe kejadian dimaki-maki habis-habisan lewat pertanyaan anonymous. Uuuuhhhh….
By the way, kalian udah punya account-nya belum? Wah, kalau belum dan penasaran pengen ikutan nyemplung, musti waspada dan harus bisa control diri, ya. Kenapa?
Karena di account sosmed yang satu ini, walaupun pada prinsipnya sama seperti account sosmed yang lain, tapi ada beberapa perbedaan. Diantaranya:
Pertama, ask.fm hanya memberikan icon ask, answer, dan like. Jadi di sini, kita nggak bisa bebas mengomentari tulisan orang yang lucu, puitis, atau memotivasi kita. Pilihan satu-satunya ya, like postingan tersebut. Daaan… satu hal lagi. Kalian nggak bisa seenaknya neken icon ‘love’. Karena, ketika pertama kali kalian tekan icon itu, kalian nggak bisa ‘un-love’ alias bersifat per-ma-nen.
Kedua, followers atau pengikut tidak bisa kita lihat siapa sajakah gerangan yang mengikuti kita. Jadi, bener-bener kayak artis yang punya banyak ‘secret admirer’ yang diem-diem nanya kita macem-macem. Oh ya, lupa dijelaskan pada point pertama. Jadi, Si penanya bebas memilih ingin menunjukkan jati dirinya alias identitasnya atau menekan icon ‘anonymous’ supaya Si penerima pertanyaan tidak tahu siapa dia. Waah, serem ya, readers.
Ketiga, orang lain tidak bisa mengetahui seberapa banyak dan siapa saja followers atau pengikut kita. Nah, satu ini yang menarik. Nissa pernah membaca sebuah posting dari seorang teman di account ask.fm. Ada seorang temannya yang bertanya, “pap followersmu, dong!”. Itu artinya, Si penanya minta post-kan foto capture-an followers dia. Kemudian Si penerima pertanyaan menjawab, “Buat apa di publikasikan. Nggak ah, takut riya’.”
Ada benarnya juga jawaban dia. Hehe…
Coba lah kita terlusuri. Apa sih, tujuan kita buat account sosmed itu? Kalau pun hanya untuk bersenang-senang, bercanda dengan teman lama, atau menjaga silaturahim dengan sanak saudara nun jauh di sana, kita perbaikilah niatan yang kurang baik di balik niat-niatan yang kita sematkan, ketika membuat account ini.
Banyak dari kita, yang buat account sosmed hanya untuk mencari followers, supaya dapat predikat ‘famous’ atau Ter-ke-nal, kayak artis-artis gitu… bahkan ada yang rela merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli followers dengan iming-iming ribuan followers untuk account yang kita miliki.
Buat apa, readers? Toh, nanti ketika kita sudah meninggal, memang kita dapat apa dari banyaknya followers itu, kalau kita nggak bisa bermanfaat untuk mereka? Bukan maksud saya menyalahkan kalian yang punya banyak penggemar atau fans, atau apalah itu namanya. Tapi, ayo kita sama-sama membenahi niat.
Social media itu memang pada dasarnya untuk media bersosialisasi kan, ya? Menjalin hubungan baik dengan orang yang kita kenal ataupun tidak sama sekali, yang nun jauh di sana. Bukan sekedar nampang muka eksis, pajang foto ‘selfie’, dan pamer kekayaan. Sosmed juga bisa lebih bermanfaat, kalau kita menggunakannya dengan cerdas. Kok bisa?
Yaa… semua hal yang kecil bisa punya harga yang mahal kalau kita bisa pinter-pinter mengolahnya untuk sesuatu yang bermanfaat, atau setidaknya berbeda dan unik dari yang lain. Kayak sosmed ini, dia bukan cuma sekedar untuk senang-senang, tapi bisa juga untuk lahan dakwah dan mempublikasikan karya yang kita punya. Siapa tahu, ada yang berminat membeli karya kita atau merekrut kita menjadi tim kreatif sebuah perusahaan besar. Why not?
Jadi, yuk kita ubah mindset. Ubah niat yang melenceng, dan kembali ke jalan yang lurus. Semoga apa yang kita lakukan, walaupun itu hal kecil, tapi juga bisa menjadi ‘something’ di mata Allah Ta’ala.
Keep going!
[Zahrotun Nissa, santriwati jenjang SMA angkatan ke-3, @nissaniza98]