Loading

images

“ Gubrak..!!  “ aku terjatuh dari motor di persimpangan jalan. Semua orang hanya memandangku, dan tak ada yang membantuku. Aku mencoba berdiri ditengah kesakitanku.
Kutengok semua bagian motor yang kukendarai, ternyata hanya lecet saja, dan bajuku yang sedikit kotor.
Aku pun melanjutkan perjalananku ke sekolah.
Saat lampu merah menyala, aku bertemu dengan kakek tua bersama anak kecil. Mereka menatapku dengan tatapan tajam, aku yang keheranan pun menghiraukan mereka dan melanjukan perjalanan kembali. Setibanya aku di sekolah yaitu di SMA 1 tangerang, tak ada satu orang pun yang keluar dari kelasnya, semua tampak hening. Aku berjalan melewati koridor, melihat ke kiri, kekanan tak ada satu pun yang berbicara.

Aku berjalan menuju tengah lapangan, kulihat semua orang menatapku dari dalam kelas tanpa suara.
Hari ini semakin aneh, aku mulai berjalan menaiki tangga menuju lantai dua. Terlihat di ujung sudut kanan lantai dua, ada kakek tua bersama anak kecil yang menatapku di lampu merah tadi. Aku sedikit merinding, namun mereka aku hiraukan.
Aku semakin merinding, dikananku berjejer kelas yang didalamnya terdapat siswa siswa yang menatapku dengan tatapan kosong. Aku menyapa mereka dengan senyum. “ broo..! “ . namun senyumku mulai memudar, karena mereka hanya menatapku dan tidak membalas sapaan ku. Aku berlalari ke pojok kiri berlawanan dari arah kakek tua yang menatapku tadi dan berlari menuju kelasku disana.
“Kreek” suara gagang pintu yang ku Tarik kebawah sambil merapihkan dasiku. “ Hah dikuncii..?! woii buka woii..!! “teriakku, aku berjalan menuju jendela kelasku, teman temanku hanya menatapku, “brak..!“ suara tendanganku kearah pintu. Lagi lagi mereka hanya memandangku.
Jantungku berdetak kencang, rasa kesal bercampur heran menyelimuti diriku. Aku berlari ke kantor guru di bawah dekat koridor yang tadi kulewati.
Dengan langkah yang cepat, 10 detik aku sudah sampai.
 “ paak..! bu..!! “ teriak ku. Lagi lagi pintu  terkunci, dan para guru hanya memandangiku dari jendela.
Pikiranku mulai kacau. ” Ada apa hari ini..?! “ gumamku dalam hati. “Tuk duk duk “ terdengar suara langkah kaki dari lantai dua, ternyata kakek tua itu yang berjalan ke arahku.
Dengan jiwa setengah pengecut, aku berjalan kearahnya untuk bertanya.
kini Aku telah sampai atas, dan kini kami berhadapan hanya berjarak sekitar 50 meter. Kali ini kakek tua itu berjalan kearahku sendirian tanpa anaknya.
“ Pak, numpang nannya.. “ belum sempat aku melanjutkan kata kataku, bapak itu langsung mengacungkan jari telunjuknya kearah mading di dekat kantor sekolah. “ lihat disana.! “ ucapnya.
“ ada apa disana pak? “ tanyaku heran, “ lihat kesana.! segeraa.!! “ perintahnya.

Tanpa basa basi, aku langsung berjalan dengan tempo cepat kearah mading sekolah.
Saat kuliat madingnya, tertempel sebuah pemberitahuan.
“ haahh,,.!!  gk mungkin,.! “ teriakku, di poster itu tercantum foto beserta namaku dengan tulisa. “ Dicari, bocah berumuh 17 tahun, atas kasus pembunuhan orang tuanya sendiri dengan sangat mengenaskan. Bila melihatnya, segera lapor, dan waspada. Densus 88”
Ini semua rasanya tak dapat dipercaya.! aku tidak pernah melakukan hal seperti itu.! segera aku berlari menuju tempat parkir untuk mengambil motor dan segera kembali kerumah.

“ Daar..!! “ suara tembakan yang entah asalnya dari mana. Langkahku seketika berhenti. “ Kepada tersangka andri..! segera serahkan diri anda, jangan melawan,,! kami sudah mengepung tempat ini.! jika anda gegabah, peluru ini akan merobek daging anda..! “ suara dari speaker sekolah itu membuat aku lemas ketakutan. Jantungku semakin berdetak kencang. “ saya tidak melakukan apa apa pak..!!  “ teriak ku. Aku segera mengambil motorku dan pergi, kulihat di gerbang, banyak sekali orang orang dengan topeng hitam. Aku memutar motorku kearah jalan kecil lewat kantin belakang.
“ daar.! “ lagi lagi suara tembakan itu membuat ku semakin takut. Aku segera menarik gas motor dengan penuh. “ Hah..!! “ teriak ku dalam hati, aku melihat poster itu tertempel di banyak tempat, dan juga.. “ gilaaa..!! “ teriak ku, wajahku terpampang di LED besar depan mall. Kini aku mengerti mengapa saat aku terjatuh dari motor takada yang membantu ku, karena poster ini yang membuat mereka waspada terhadapku.
Akhirnya aku tiba di depan gang yang lurus. Jarak sampai rumah ku hanya tinggal 100 meter lagi.
Tapi tunggu dulu, di sepanjang gang tergantung banyak bendera kuning. Aku semakin heran. “ lagi lagi ada apa ini..! “ tanyaku dalam hati. Aku berjalan pelan dengan motor Mio yang ku kendarai. Tepat di depan rumahku, kulihat banyak sekali orang berkumpul disana dengan wajah kesal bercampur sedih.
Aku hampir sampai kerumah, motor ku taruh depan rumah tetangga yang berjarak 4 rumah dari rumahku.
Aku segera berlari mendesak diriku agar masuk dari kerumunan orang yang sedang berduka.
“ Astaghfirullah..!!  kenapaa..!!  semuanya kenapa bisa gini..?! “ teriakku kencang. Kulihat seluruh keluargaku telah diselimuti kain batik yang menutupi semua tubuhnya terkecuali wajah.
Sangat mengenaskan,badan kakaku telah terputus dari kakinya. aku menangis kencang, mengamuk ditengah keramaian. “ siapa yang berulah..!! “ teriak ku.
“ Sudah puas kamu ndri ngelakuin semua ini,.! “ tanya tetangga kepadaku. “ Puas apaan..?! “
tak cukup kamu membunuh temanmu, sekarang kamu pun membunuh keluargamu.! “ ujarnya dengan nada tinggi. “ bukan guaa..!!!  gua aja baru tau kalau keluarga gua begini..!! “ teriakku didepan wajah orang yang berbicara padaku sambil menangis.
“ Sudah,, semuanya tangkap anak durhaka ini..!!” teriaknya.
Semua yang berada di sana berusaha menangkapku. aku berusaha melawan, tapi aku tak dapat bergerak. “ bukan saya pelakunya…!! “ teriakku. Akhirnya aku terjatuh, salah seorang menodongku dengan pistol jenis C piton. “ bangun..!! banguun.!!” perintahnya dengan berteriak. “ banguun.. bangun..!! “ teriaknya lagi.. 
“ banguuuun.!!!!”.

mataku buram, semua gelap,, “ bangun umaar..!! udah pagi..!! “ ujar seseorang. Sepertinya aku mengenal suara ini, dia….. kaka ku.!  “ hah..  huh huaaaaa.. “ teriak ku sambil bangkit dari tidurku. “ grrr..!! mimpi..! “ ujarku. Badanku berkeringat, mataku masih tersisa bekas air mata. “ mimpa mimpi,,!! bangun,,  udah pagi,,!! nanti telat kesekolah..!! “ teriaknya tepat didepan mukaku lalu kakaku pergi meninggalkanku.
Aku segera turun dari tempat tidurku. Aku melihat ke arah jam. “ baru jam segini udah di bangunin..! telat dari mananya. Ku buka jendela kamar, semuanya masih gelap, aku berlari keruang tamu dan melihat jam untuk mencocokan jam kamarku. Ternyata sama, jam menunjukan pukul 12 malam.
Kulihat sekeliling, semuanya sepi..! “ kaa,, kaka” sahutku, tapi tak ada yang membalas sahutanku. Aku mengecek semua ruangan dan tak ada siapa siapa.!
 lagi lagi..!!
“ Ada apa hari ini..?!! “

[Shalahuddin Umar, Santri Angkatan ke-3 Jenjang SMA, Pesantren Media]

By Shalahuddin Umar

Shalahuddin Umar, santri angkatan ke-3 jenjang SMA, kelas 2 | Asal Tangerang, Banten

One thought on “Ada Apa dengan Hari Ini?”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *