Bendungan Katulampa, Bogor

Loading

Bagi warga Jakarta, meskipun tidak melihatnya secara langsung, mungkin sudah tak asing lagi dengan Bendungan Katulampa. Meskipun tidak berada di wilayah Jakarta, bendungan ini selalu mendapat perhatian khusus terutama oleh warga Jakarta tatkala musim penghujan tiba. Berbagai media baik cetak maupun elektronik juga tidak ketinggalan memantau kondisi bendungan ini.

Aku adalah salah seorang yang juga sebelumnya belum pernah melihat rupa bendungan ini. Aku hanya mendengar kabar tentangnya. Maka, rasa penasaran pun muncul. Aku ingin melihat bendungan ini dengan mata kepalaku sendiri.

Dan untuk kesekian kalinya, keinginan mengunjungi tempat yang aku penasaran tentangnya, terwujud. Aku mendapat kesempatan berkunjung ‘sampingan’ ke bendungan ini. Aku sebut sampingan karena tak ada rencana khusus mengunjunginya. Boleh juga dikatakan, aku hanya mampir sebentar karena lokasi bendungan ini berada satu jalur dengan tujuan utama rombongan kami saat itu, yang terdiri dari guru dan teman-teman.

Dinamai Bendungan Katulampa karena bendungan ini terletak di Kelurahan Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat. Menurut informasi yang aku dapatkan, bendungan ini telah ada sejak tahun 1911 dan berfungsi sebagai sarana irigasi bagi lahan pertanian seluas 5000 hektar yang ada di sekelilingnya. Kapasitas bendungan ini dapat mencapai 6000 liter per detik.

Mungkin akan muncul pertanyaan, bendungan ini kan berada di wilayah Bogor dan berfungsi sebagai sarana irigasi. Tapi kenapa malah warga Jakarta yang senantiasa memberikan perhatian dan pemantauan intensif  terhadap bendungan ini? Perlu diketahui bahwa bendungan ini dibangun untuk membendung aliran air Sungai Ciliwung yang melewati Kelurahan Katulampa, Bogor. Air sungai ini berasal dari daerah Puncak. Alirannya akan terus mengalir melewati daerah Depok dan terakhir di Jakarta.

Kondisi ini menjadikan Bendungan Katulampa sebagai ‘alarm’ atau sistem peringatan dini akan datangnya banjir kiriman yang akan menghantam Jakarta. Jika data ketinggian air di bendungan ini meningkat tajam, maka sudah dapat dipastikan bahwa telah terjadi hujan lebat di derah Puncak. Data ketinggian air di bendungan ini akan segera dikirimkan ke Jakarta sebagai pemberitahuan supaya warga Jakarta, terutama yang tinggal di sekitar Sungai Ciliwung untuk bersiap-siap menghadapi datangnya banjir. Dibutuhkan waktu sekitar 4-5 jam bagi air bah yang melewati Bendungan Katulampa untuk sampai di wilayah Jakarta.

Di atas bendungan ini dibangun sebuah jembatan sempit yang lebarnya hanya muat untuk dua sepeda motor. Jembatan ini nampak ramai oleh lalu lalang warga sekitar. Tak jauh dari bendungan, berdiri sebuah warung bakso. Dan akhirnya, aku dan rombongan mengakhiri kunjungan ke Waduk Katulampa ini dengan menyantap bakso bersama-sama. (Farid Ab | www.famedo.co.cc)

Catatan: Farid Ab adalah santri Pesantren Media, dan tulisan ini adalah bagian dari tugas reportase di Kelas Menulis Kreatif di Pesantren Media.

By Administrator

Pesantren MEDIA [Menyongsong Masa Depan Peradaban Islam Terdepan Melalui Media] Kp Tajur RT 05/04, Desa Pamegarsari, Kec. Parung, Kab. Bogor 16330 | Email: info@pesantrenmedia.com | Twitter @PesantrenMEDIA | IG @PesantrenMedia | Channel Youtube https://youtube.com/user/pesantrenmedia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *