Aku kota kecil.
Aku ingin damai, aku ingin bernafas lega.
Tapi, kenapa kau tega melakukan ini kepadaku?
Kenapa kau bakar tubuhku?
Tiap tahun aku merasakan pembakaran itu.
Tiap tahun pula aku disalahkan orang-orang karena asap pembakaranmu.
Kenapa kau lakukan itu kepadaku?
Tidak kah terfikir olehmu akibat dari apa yang kau lakukan kepadaku?
Tidak kah kau sadar, tindakanmu ini membuat aku ini dicaci-maki?
Kenapa kau kakukan ini kepadaku?
Tahukah kau, banyak orang yang tidak bersalah tinggal ditubuhku?
Tidakkah kau puas dengan apa yang kau lakukan kepadaku sebelumnya?
Sekarang 41.500 orang menderita ISPA karena pembakaranmu. Dan ini masih bertambah.
Apa yang harus aku lakukan untuk warga kotaku?
Bandara ditutup karena asap pembakaranmu.
Aku sudah tua, tak banyak yang dapat aku lakukan terhadap wargaku.
*****
Sekarang.
Kepada siapa aku harus mengadu?
Kepada siapa aku harus mengadu?
Pemerintah mengabaikan mesalahku.
Tiap tahun aku mengadu tidak ada perubahan kotaku.
Wargaku seolah dibiarkan berjuang sendirian.
Pemerintah benar-benar tidak memperhatikan diriku.
Presiden, mentri dan anggota DPR sibuk beramai-ramai mengambil cuti.
Hanya untuk berkampanye.
Aku seakan ingin berteriak.
PEMERINTAH, DIMANA JANJIMU?
Dimana pembuktian janjimu yang AKAN MEMPERHATIKAN KOTA KECIL SEPERTIKU?
[Nurmaila Sari, santriwati kelas 2 jenjang SMA, Pesantren Media]