Al-Qur’an adalah kitab suci dan pedoman hidup umat Islam di seluruh dunia. Al-Qur’an adalah firman Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara malaikat Jibril. Al-Qur’an bukan sekedar kitab, bukan buku biasa! Bukan juga perkataan manusia! Bahkan Allah menantang adakah yang bisa menyerupai dan menandinginya. Tahukah anda betapa agung dan mulianya kitab ini? Di dalamnya berisi perintah, larangan, hikmah, kisah, mukjizat dan lain-lain. Dengan memahami isi Al-Qur’an kita bisa mengerjakan perintah Allah Swt dan mengamalkannya juga selamat di dunia dan di akhirat.
Al-Qur’an dan umat Islam bagaikan satu tubuh. Saling berkaitan dan tidak akan terpisahkan. Ibarat sebuah pohon yang memiliki akar kuat dan batang berlapis-lapis. Dengan izin Allah Swt dan tak jarang dengan ikut campur tangan manusia, maka jadilah pohon itu tegak menanti sinar mentari untuk membantu proses fotosintesis. Kemudian berkembangbiak dan tumbuhlah pucuk-pucuk bunga indah lalu buah yang manis menggoda. Maka Al-Qur’an menjadi akar kuat bagi umat Islam. Yang jika kita pahami, dipelajari, diamalkan, diperjuangkan dan didakwahkan maka beruntung dan bersinarlah kita menanti surga beserta semua keindahan yang telah dijanjikan-Nya. Al-Qur’an menjadi penolong kita di dunia dan di akhirat.
Namun, bagaimana faktanya sekarang ini?
“Menurut saya, sekarang Al-Qur’an itu banyak dilupakan orang. Al-Qur’an itu ibarat buku lama yang sudah dibaca kemudian disimpan dan ditumpuk. Termasuk para remaja. Karena mereka telah terpengaruh dengan kebudayaan asing seperti lebih memilih hadir di konser penyanyi luar negeri dari pada mempelajari Al-Qur’an.” Tutur Holifah Tussadiah, salah satu santri Pesantren Media.
Sekarang, banyak masyarakat yang menjadikan Al-Qur’an sebagai hiasan lemari di ruang tamu. Walaupun bersih dan mengkilat karena selalu dibersihkan oleh pemilik atau pembantunya. Tapi tidak pernah dibuka, dibaca dan dipelajari. Kitab suci ini bagaikan terkurung di dalam penjara. Bahkan akan kotor dan berdebu jika tidak dibersihkan dan dijaga. Astagfirullahal adziim!
Al-Qur’an tidak dibaca dan seperti tergantikan dengan buku lain. Sebagian orang lebih suka membaca komik, novel atau buku bacaan lain yang belum jelas isinya sesuai dengan ajaran Islam atau tidak. Bagi sebagian remaja contohnya, buku-buku romantis tentang cintalah yang banyak dibeli. Mereka lebih bangga untuk membaca, mengoleksi bahkan memamerkan buku-buku tersebut kepada temannya. Secara rinci, mereka jelaskan kepada temannya isi buku tersebut. Tapi maukah mereka melakukan hal yang sama terhadap Al-Qur’an? Membaca, mempelajari dan mengamalkan kepada temannya?
Bahkan membuka dan membacanya saja tidak pernah, apalagi mengamalkannya. Sekarang justru banyak buku-buku yang melecehkan, menentang dan menjerumuskan pembacanya kepada hal yang dilarang dalam ajaran Islam. Buku yang mempropagandakan anti Islam. Misalnya saja pacaran dan Valentine Day’s yang jelas-jelas dilarang dalam Islam. Begitu menyedihkannya. Begitu menyakitkannya. Masyarakat jauh dari pedoman hidupnya sendiri.
Padahal dulu Rasulullah Saw beserta sahabat dan kaum Muslimin tidak mudah mendakwahkan isi Al-Qur’an. Untuk mengajak orang lain memeluk diin ini saja sangatlah sulit. Pemboikotan, penyiksaan yang berujung mati syahid, pelecehan dan kekerasan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy. Namun apa yang dilakukan oleh Rasulullah beserta pengikutnya? Mereka sabar dan tetap berjuang mempertahankan kepercayaan mereka. Mereka tetap berani bertahan dan setia kepada Rasulullah. Sampai Allah Swt memanggil mereka. Tak berartikah semua perjuangan mereka itu?
Jika anda berkata “ya” maka anda salah besar! Perjuangan mereka sangat berarti. Begitu besarnya perjuangan yang telah mereka lakukan. Sangat besar, mulia dan berani. Dan pastinya berbalaskan pahala dan surga. Lalu bagaimana dengan kita saat ini? Perjuangan kita tidaklah sebanding dengan perjuangan Rasulullah beserta sahabat dan pengikutnya dulu. Kita bisa mendapatkan Al-Qur’an dengan mudah. Tinggal niat dan keseriusan kita dalam mempelajari, memahami untuk kemudian didakwahkan isinya kepada yang lain. Dulu ayat-ayat suci Al-Qur’an ditulis dalam lembaran daun, kulit, batu, tulang dan lain-lain. Berbeda dengan sekarang tentunya.
Begitu sedihnya mengetahui kondisi masyarakat yang jauh dari ajaran Islam yang berujung pada kerusakan moral dan aqidah. Namun, di tengah merosotnya moral dan aqidah, di jaman merajalelanya Kapitalis yang mengukur segala sesuatu dengan materi, di saat membabi butanya kaum kafir membantai saudara kita di Palestina, Iraq, Suriah, Rohingya, Pakistan dan di mana pun mereka, di tengah arus gozhul fikri (perang pemikiran) sekarang ini, di tengah kesedihan dan air mata umat Muslim yang mengalir deras…
Ketahuilah! Bahwa kita masih memiliki pejuang. Masih banyak orang yang mempelajari, mengamalkan dan berusaha memperjuangkan isi Al-Qur’an. Yang setia dan percaya dengan janji Allah Swt. Yang menegakkan kalimat “LAA ILAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR ROSULULLAH.”
Masih banyak saudara kita yang menjadikan Al-Qur’an sebagai tuntunan hidupnya. Yang berusaha menyadarkan umat untuk menegakkan Khilafah. Lalu bagaimana dengan anda? Masihkah anda tega menjadikan Al-Qur’an sebagai hiasan? Tegakah jika Al-Qur’an diduakan? Tegakah jika umat Islam semakin terpuruk? Maukah kita mengecewakan Rasulullah dan para pejuang?
Ingatlah saudaraku, di sisi kita ada malaikat yang mencatat amal perbuatan kita. Allah Swt selalu mengawasi kita. Setan selalu berusaha menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Sedangkan surga menanti kita. Lalu apa yang harus kita lakukan?
Maka marilah kita kembali menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita. Jalan dan penolong kita. Marilah kita mempelajari, memahami, mengamalkan dan memperjuangkan firman Allah ini. Marilah kita lawan mereka, musuh-musuh Islam dengan kebenaran dan kemuliaan Al-Qur’an. Dengan menyampaikan kebenaran dan ajaran Islam.
Marilah kita lawan mereka, orang Kapitalis dan media yang menjadi anak buahnya. Marilah kita satukan kembali visi dan misi kita. Marilah kita tegakkan kalimat “LAA ILAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR ROSULULLAH.” Marilah kita hancurkan Kapitalis, Liberalis, Sosialis, Komunis! Marilah saudaraku kita berjuang!
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Semoga Allah memudahkan jalan kita untuk memperjuangkan diin ini dan marilah kita serahkan segala urusan hanya kepada Allah Swt. Amiin.
[Siti Muhaira, santiwati kelas 2 jenjang SMA]