Karya Novia Handayani
(Santri Pesantren Media)
Pada hari Sabtu, bertepatan tanggal 15 Oktober 2011. Aku bertemu dengan seorang penulis “ LASKAR PELANGI “ yang bernama “ ANDREA HIRATA “. Pasti kalian kenal beliau kan. Kalo tidak kenal. Coba dong kenalan. . hehehe. .
Sebelum aku bertemu dengan beliau, aku, temanku dan keluarga Ustad Umar pergi ke Masjid Ulul Ilmi untuk belajar Tafsir Hadist dengan ustad Abdurrahman Al Baghdady. Selama aku menuju perjalanan ke sana, aku hanya diam saja sambil memikirkan pertemuanku dengan Andrea Hirata.
Setengah jam kemudian, sampailah kami ke masjid tersebut. Tapi kali ini aku tidak bisa masuk ke dalam masjid karena aku sedang haid. Mau tidak mau, aku duduk di teras masjid bersama temanku (Neng Ilham). Selama aku duduk, aku tidak konsen mendengar ceramah Ustad Abdurrahman karena aku sibuk melihat jam dan Ustad Oleh Solihin (selaku juri di acara lomba cerpen tersebut ) yang sedang serius mendengar ceramah .
Dua jam kemudian, kami semua yang datang ke Masjid selesai belajar Tafsir dan Hadist. Karena aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Andrea, cepat-cepat aku dan temanku pergi menuju mobil. Saat sudah sampai mobil, aku langsung masuk ke dalam mobil sambil melihat Ustad Oleh Solihin yang sedang asik ngobrol dengan temannya.
Beberapa menit kemudian, seluruh keluarga Ustad Umar dan santri ikhwan menyusul kami ke mobil. Saat sudah masuk semua ke dalam mobil, kami berangkat menuju SMAKBo (Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor). Tapi sebelum berangkat, kami berpamitan dengan Ustad Oleh Solihin yang masih asik ngobrol dengan temannya.
Selama di jalan, temanku bilang kepadaku kalau ia haus ingin minum, mendengar hal itu, Ustad Umar memutuskan untuk membeli minum di dekat lapangan yang ramai oleh anak Paskibra. Sambil menunggu Umi membeli minum, kami sibuk melihat anak sekolah yang sedang berlatih Paskibra yang gaya geraknya itu seperti robot, kaku sekali.
Tidak berapa lama kemudian, Ustad Umar meminta tolong kepada Ilham untuk membantu Umi membawa plastik yang berisi minuman dingin. Dengan senang hati, ia langsung menurutinya dan pergi menghampiri Umi untuk membantu Umi. Beberapa menit kemudian, sampailah Ilham ke dalam mobil. Setelah itu, minuman dingin yang dibeli oleh Umi tadi langsung dibagikan kepada yang lain. Selesai pembagian air minum, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju SMAKBo.
Sejam kemudian, kami sampai ke SMAKBo. Aku kira keluarga Ustad Umar ikut dengan aku serta para santri yang lain. Ternyata tidak, mereka hanya mengantar kami dan langsung pulang ke Laladon. Sedangkan kami sibuk menunggu Ustad Oleh Solihin yang sedang berada di dalam sekolah.
Selama aku menunggu, mataku sibuk melihat sekeliling sekolah itu yang lumayan besar. Saat aku sedang lihat sekolah tersebut, mataku tertuju oleh Ustad Oleh Solihin yang sedang tersenyum sambil memanggil kami untuk masuk ke dalam. Baru saja kami mau menyusul, ada beberapa anak SMAKBo sedang berjalan melewati kami. Awalnya aku malu melewati mereka yang sedang berada di bawah tangga. Tapi karena aku tidak mau kehilangan kesempatan bertemu Andrea Hirata, akupun langsung melewati mereka sambil menahan malu. Dan alhamdulillah, aku sampai ke dalam sekolah tersebut dan langsung mengikuti Ustad Oleh Solihin dari belakang.
Tidak berapa lama kami berjalan, sampailah kami ke tempat acara tersebut dan langsung duduk di tempat yang sudah disediakan oleh panitia acara. Baru saja kami duduk, anak-anak SMAKBo langsung melihat kami. Mungkin mereka melihat kami karena kami bukanlah murid SMAKBo dan mereka merasa aneh siapa sebenarnya kami itu? Hehehe…
Tapi aku tidak terlalu memperdulikannya, lagian juga tujuanku ke tempat ini karena aku ingin bertemu dengan Andrea Hirata.
***
Tidak terasa hari semakin siang, tapi kami sibuk melihat dan mendengarkan beliau yang sedang berbicara seputar dunia kepenulisan. Awalnya aku tidak mengerti apa yang sedang beliau bicarakan. Tapi setelah ada salah satu murid SMAKBo yang bertanya soal kepenulisan, aku mulai sedikit mengerti.
Pertanyaan demi pertanyaanpun selesai dijawab oleh beliau. Dan sekarang adalah waktunya untuk shalat Zuhur, karena Adzan Zuhur sudah berkumandang. Dan itu artinya juga, semua para murid yang mengikuti acara itu harus shalat Zuhur dulu sebelum melanjutkan acara selanjutnya. Tapi sebelum beliau keluar dari gedung acara, ada salah satu panitia acara memberikan sebuah penghargaan untuk beliau, lucu loh waktu beliau menerima penghargaan itu, dengan senyum khasnya itu, beliau memperlihatkan penghargaannya itu ke semua murid yang berada di samping kanan, kiri dan belakang beliau, sampai-sampai yang memberikan penghargaan itu ikut-ikutan muter bersama beliau. Selesai memperlihatkan penghargaan itu kepada semua murid, beliau langsung foto dari depan bersama yang memberikan penghargaan itu. Melihat beliau melakukan hal itu, semua murid tidak bisa menahan tawanya sedangkan beliau hanya tersenyum sambil tertawa kecil. Aku baru menyadari, ternyata beliau adalah sesosok penulis yang sangat menyenangkan. Selesai menerima penghargaan, beliau langsung keluar dari gedung acara dan foto bareng dengan salah satu murid SMAKBo. Karena kami tidak mau ketinggalan kesempatan itu, kamipun foto bareng bersama beliau dan Ustad Oleh Solihin. Selesai itu, kami diajak Ustad Oleh Solihin untuk ngobrol-ngobrol secara langsung bersama beliau.
Aku kira semua murid SMAKBo ikut bersamaku, tapi ternyata tidak. Saat kami sudah masuk ke dalam, gerbangnya langsung ditutup oleh panitia acara, sedangkan murid SMAKBo sibuk menuju masjid sambil berdesak-desakan. Melihat kejadian itu, aku beruntung banget dan bersyukur karena aku sudah diberi kesempatan untuk bertemu secara langsung dengan penulis Laskar Pelangi itu.
Beberapa menit kemudian, kami sampai ke sebuah gedung kosong yang hanya berisi bangku dan meja saja. Awalnya kami bingung untuk apa kami kesana. Tapi tiba-tiba saja, salah satu dari guru SMAKBo menyuruh kami duduk. Dengan senang hati, aku duduk di samping beliau. Saat aku sedang duduk, aku sibuk melihat beliau sedang menandatangani buku-buku hasil karyanya milik murid-murid disana sambil mengatakan kesukaan keponakannya di film “ Laskar Pelangi” sambil tersenyum , “Banyak yang nangis dan senang melihat film “ Laskar Pelangi “ . Apalagi keponakan saya, dia suka banget yang ada buayanya itu, “ selesai berbicara seperti itu, beliau kembali tersenyum kepada kami sambil mengatakan , “ Wah. . Kapan-kapan harus ke Belitong nih. . “ . Mendengar beliau berbicara seperti itu, aku hanya tersenyum dan berharap itu semua terjadi. Hehehe
Selesai berbicara seputar film “ Laskar Pelangi “, beliau mulai mengajakku berbicara seputar hasil karyaku dan bakat menulisku.
“ Suka buat apa ?” Tanya beliau kepadaku
“ Cerpen. . “ jawab aku dengan nada malu.
“ Hasil karyanya sudah diupload ke internet “ jawab Ustad Oleh meneruskan jawabanku.
“ Oh. . bagus. . bagus. . sudah dibaca belum. ? “ Tanya balik beliau.
“ Sudah. . “ jawab aku singkat sambil tersenyum malu.
“ Oh. . bagus. . sudah buat novel ?” tanya balik beliau.
“ sudah. . tapi masih dalam proses penyelasaian dan pengetikan. . “
“ Wah. . bagus itu. . sudah setengahnya ya. . 50 %nya ya. . “ jawab beliau sambil tersenyum kepadaku.
“ Iya. . “ jawab aku singkat, sambil tersenyum dan tertawa kecil saat salah satu panitia acara memutuskan untuk foto di belakang bangku beliau, padahal beliau sedang sibuk menandatangani buku milik murid sekolah tersebut.
Sebenarnya aku tidak mengerti apa maksud dari 50% itu, tapi aku hanya tersenyum seolah-olah mengerti. Setelah lama aku terdiam, aku beranikan diri untuk bertanya kembali.
“Kalau misalkan kita jenuh saat sedang menulis., bagaimana cara mengatasinya?” tanya aku sambil tersenyum malu.
“Saya tidak pernah jenuh. . saya malah merasa jenuh kalau saya tidak menulis. . karena bagi saya, menulis itu sangat menyenangkan dan membuat saya semangat. . makanya itu, saya semangat sekali menulis“ jawab beliau tersenyum sambil menandatangani buku-buku milik murid-murid SMAKBo.
“ Owh. . “ jawab aku kagum. Selesai menjawab, aku merasa aneh saat salah satu murid SMAKBo (laki-laki) tersenyum melihatku. Apa mungkin di mata dia, aku orang asing kali ya atau mungkin ia naksir sama aku. . hehehe. . ke-gr’an banget ya aku. .
Selesai berbincang-bincang dengan beliau, aku langsung cepat-cepat mengambil buku tulis untuk minta tanda tangan. Sebelum di tanda tangani, beliau bertanya kepadaku.
“ Siapa namanya. . ?” tanya beliau sambil tersenyum melihatku.
“ Novia . . “ jawab aku sambil membalas senyuman beliau.
Saat beliau sudah tahu namaku, aku langsung memberikan buku tulisku sambil melihat tanda tangan beliau, aku tidak menyadari kalau jarakku dengan beliau dekat. Tapi ya sudahlah. . yang penting aku mendapatkan tanda tangan beliau dan aku juga merasa senang karena aku bisa dekat dengan beliau. . hehehe. . Kalian mau tahu tanda tangan dari beliau, ini dia nih tanda tangan dari beliau. .
“ Dear Novia
Salam
Andrea Hirata “
Selesai minta tanda tangan, para panitia yang lain sibuk minta tanda tangan di gitarnya masing-masing, dan minta foto bareng.
Setelah itu, beliau memutuskan untuk keluar. Tapi sebelum beliau keluar, ia sempat mengucapkan sebuah kata yang sangat aku suka,
“ Semoga menjadi calon penulis seperti Ustad Oleh Solihin. “
Akupun menjawabnya, “ Amin .”
Dan salah satu guru SMAKBopun mengucapkan kata yang sama seperti beliau.
***
Bagiku, “ ANDREA HIRATA “ adalah sesosok penulis yang sangat baik dan bisa memberikan sebuah motivasi bagi para penulis pemula seperti aku dan beliaupun selalu mengucapkan sebuah kata yang membuatku tidak ingin berhenti menulis dan akan terus semangat belajar agar aku bisa menjadi penulis seperti beliau. Kalian tahu nggak, kata yang beliau ucapkan kepadaku. Kata itu adalah “ SEMANGAT DAN TERUS BERUSAHA “ kalo gak salah yah. . . hehehe. .
Pokoknya “ ANDREA HIRATA “ itu “ IS THE BEST “ banget deh dan aku sangat bersyukur sekali bisa bertemu dengan beliau. Semoga saja aku bisa bertemu lagi dengan beliau dan bisa berbincang-bincang lebih lama lagi dengan beliau. . Amin. . ( doain yah. . nanti aku doain kamu juga kok. . hehehe ). .
Untuk Ustad Oleh Solihin, terimakasih ya sudah memberikan Novi kesempatan untuk bertemu dengan beliau dan Novi juga akan terus berusaha agar Novi bisa mewujudkan cita-cita Novi menjadi penulis seperti Ustad Oleh Solihin. []